KUJEMPUT ILMU HINGGA KE GAYO
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelahnya berjuang. kata ini mungkin sangat pantas untuk medeskripsikan perjuangan steemians muda dalam menjemput ilmu hingga ke Gayo.
Ketika kubuka pesan whatshap malam itu, hati dan otakku rasanya penuh kesegaran dari rumitnya rutinitas seharian, bagaimana tidak? Pesan itu datang dari @sadramunawar yang berisi ajakan untuk menghadiri Meet Up Komunitas Steemit Indonesia Chapter Gayo sekaligus menyaksikan pacuan kuda dalam rangka memperingati hari lahir Kota Takengon yang ke 441.rasanya tak peduli dengan dinginnya malam ingin segera kutembus bukit-bukit yang membatasi aceh utara-takengon untuk segera menyaksikan kedua acara itu kalau saja @sadra munawar tak menyanggahnya untuk pergi besok.
Paginya kusiapkan semua hal yang berkaitan dengan perlengkapan untuk berangkat ke Takengon.namun, tiba-tiba bunyi masuk pesan whatshap ternyata dari @sadramunawar “bang, Sadra otw lhok ni bang, sama senior HMI, kayaknya meet up besok tak bisa hadir ni bang.hihihi, kata Sadra. otakku crowded total saat itu mendengar pesan sadra yang demikian.karena aku udah sangat komplit dan penuh semngat untuk berangkat kesana. Namun semangat itu sirna sudah mendengar kabar itu. Jika aku ngotot pergi sendiri rasanya juga tidak mungkin, selain aku belum mengenal dekat kawan-kawan disana juga sangat tidak mungkin melintasi puluhan kilometer sendirian tanpa teman ngobrol. bukan tipikal aku banget.heheh
Sore harinya saat aku sedang sibuknya bekerja ternyata sadra sudah sampai di kota Lhokseumawe dari Bener Meriah,dia mengirimkan satu pesan WA ke aku bahwa 5 menit lagi menuju tempatku bekerja. Setibanya di tempatku ternyata dia sepakat untuk pergi lagi ke takengon untuk hadiri meet up. Senangnya bukan main akhirnya persiapan tadi gak benar benar-benar gagal. berhubung acaranya sabtu siang 11/3/18 jadi kami bisa berangkat besok pagii kesana, siangnya akan sampai ke takengon dan langsung bisa hadiri meet up.
Setibanya di Takengon tepat jam 12.00 masih tersisa 2 jam lagi acara akan dimulai, kami memilih istirahat sejenak di kos teman sadra yang tidak jauh dari lokasi acara. Selepas terhimpun semua energy kamipun menuju ke lokasi Meet Up di gedung Pendari. Dan Alhamdulillah sekali kita disambut dengan satu buah backdrop bertuliskan “ 1 St meet up Komunitas Steemit Indonesia Chapter Gayo” serta steemians yang baru hadir di tempat tersebut.
Syukur Alhamdulillah di pertemuan ini dihadiri oleh orang orang yang sangat saya idolakan di dunia persetemian antara lain; dua curator steemit Indonesia @levicore dan @aiqabrago senior steemit yang berperan penting di steemit @ayujufridar @zainalbakri @kemal13 @abduhawab @bahagia-arbi @jodipamungkas dan @razack-pulo lengkap sudah orang orang hebat di steemit yang dulunya aku hanya mengenal namanya di akun masing-masing.
Kurang lebih 70 Steemians yang hadir hari ini untuk mendapatkan ilmu langsung dari pakar steemit. termasuk aku salah satu didalamnya. Dengan penuh kekusyukan aku menyimak satu demi satu pemateri (heheh pemateri udah macam pemakalah aja ya) menyampaikan ilmunya. Acara yang dimoderatori oleh @bahagia-arbi ini begitu asik dan khidmat dengan bahasa yang enjoy bg @bahagia-arbi mempersilakan bg @ayijufridar untuk membuka pembahasan.
Aku mendapatkan jawaban satu persatu dari setiap permasalahan steemit yang selama ini belum terjawab. Dari bg @ayijufridar aku mendapatkan motivasi “besok stemian nikah dibayar dengan seperangkat SBD,ujar bg ayi dengan guyonan namun serius.hehhe. dari bg @aiqabrago dan @levycore aku mendapatkan nilai perjuangan didalamnya. dimana saat beliau mulai bermain steemit dulu tidak ada tempat bertanya, tidak mudah seperti yang kita dapatkan hari ini namun beliau terus berjuang hingga seberhasil sekarang ini. Dari pak @zainalbakri aku belajar tantangan dimana kata beliau “yang udah duluan di steemit bukan berarti bisa duluan dia sukses, yang baru daftar bahkan bisa melambung tinggi. Semua itu tergantung seberapa serius & seberapa kreatif kita. Dan masih bnyak ilmu-ilmu dari pemateri lain yang saya dapatkan untuk bekal saya mengarungi dunia persteemian.
Dari semua itu saya dapat menyimpulkan sebagaimana kata imam syafii, Berlelah lelahlah, karena manisnya hidup terasa setelah lelahnya berjuang. Aku tahu ini bukanlah akhir tetapi awal untuk berlelah-lelah dari ribuan langkahku untuk nantinya dapat merasakan manisnya hidup, serta bisa member kebermanfaatn untuk bersama. Sekarang ini ada dua pilihan dalam mencari ilmu, akankah kita terus bergerak? Atau memilih tergantikan?.
Jawaban ada di diri kita sendiri
By : @irwankomunikasi
Sumber :
sumber
sumber
Tidak apa lelah bg asalkan lillah..
iya @tulisanmega memang harus lillah.