Antara PHK Dan Resign, Strategi Perusahaan Mengurangi Jumlah Karyawan!
Ini adalah suatu keputusan yang kompleks. Rumit sekali bila dihadapkan pada 2 pilihan bagi seorang pekerja. Kedua pilihan ini adalah mendapat PHK atau mengundurkan diri (resign).
PHK atau pemutusan hubungan kerja sama saja merupakan suatu pemecatan seseorang dari pekerjaannya. Secara umum hal ini disebabkan oleh ketidakbecusan si pekerja dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Sementara itu, Resign atau mengundurkan diri merupakan langkah permohonan untuk lepas dari pekerjaan yang diampu atas kesadaran pribadi dan tanpa paksaan.
Keduanya berbeda status sosial dan finansial dalam dunia "kuli". Kenapa demikian?
Karena, karyawan yang di PHK oleh perusahaan harus mendapat pesangon yang jumlahnya diatur dalam undang-undang ketenagakerjaan sesuai dengan masa bakti. Sedangkan Resign, tidak seexclusive itu. Paling jika perusahaan berbaik hati yah dikasi uang "terima kasih".
Nah, anehnya kini banyak perusahaan yang memadukan kedua langkah tersebut. Tujuannya tetap, memecat karyawan tanpa membayar pesangon. Caranya? Iya menemukan kesalahan yang cukup fatal dari karyawan dan menjadikan itu sebagai "senjata" untuk menyingkirkan karyawan. Alih-alih memikirkan pesangon, karyawan yang dalam keadaan bersalah pasti pasrah bila diminta "mengundurkan diri" daripada harus melawan "mantan perusahaan"nya karena tidak punya cukup uang menyewa "pengacara".
Lama-lama, saya menyadari bahwa tidak ada aspek di dunia ini yang tidak dicampur adukkan oleh "politik". Termasuk lahan mencari "makan". Jadi, kita memang harus cerdas dalam berurusan yang berbau politik. Agar tidak dijadikan sebagai "kambing hitam" oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, termasuk pemimpin dan owner perusahaan.
Terlihat kejam memang mengetahui beginilah strategi perusahaan untuk mengurangi potensi kerugian dalam beroperasi. Di satu sisi, itulah tujuan mereka untuk tetap berproduksi. Mereka tidak perlu peduli terhadap nasip karyawan pasca diberhentikan dari pekerjaannya.
Jadi, masih mending dipecat secara kasar dengan mendapat pesangon daripada dipaksa resign dengan tidak mendapatkan uang "terima kasih".
Semoga saja, semakin banyak manusia di dunia ini yang menyadari bahwa sumber kebahagian itu tidak semata hanya uang. Masih banyak hal lain yang bisa menyenangkan hati. Meskipun kita memang butuh uang untuk memenuhi keperluan rutin.
Terima kasih sudah mampir.
Salam pendidik.