Inilah Sekonyol-konyolnya Media (Hijab Pramugari di Udara)
Menarik menyimak dan membahas perihal wawancara Bupati Aceh Besar Mawardi Ali dengan News Anchor CNN Indonesia, yang saya tidak tau entah siapa namanya. Dari potongan rekaman yang muncul di beranda instagram saya, membuat saya penasaran dengan kata-kata Pak Mawardi yang bunyinya kira-kira seperti ini; “Yang wajib itu kan di daerah Aceh adinda..., Kamu susah li ngertinya?” Spontan saja kata-kata Bupati tadi langsung, disanggah cepat oleh si Anchor untuk memastikan point wilayah berlakunya. Namun belum selesai si Anchor menyanggah, Pak Bupati pun kembali memotong dengan mengatakan ke si Anchor; Kamu gak ngerti hukum!” dan blablabalabala. Celakanya sampai - sampai suara Pak Bupati berubah menjadi suara tut...tut...tut.
Baiklah. Susah li pun kalau saya tulis isi potongan wawancara mereka. Jadi saya cantumkan saja di bawah ini video wawancara lengkapnya. TOLONG TONTON DARI AWAL SAMPAI HABIS
Okey, setelah anda nonton bila ingin berkomentar. Dengan segala hormat, kolom komentar terbuka lebar untuk anda menuliskan komentar. Namun sebelumnya bolehlah anda membaca sedikit komentar saya terkait wawancara Pak Bupati dengan Mr. Anchor CNN Indo.
Jadi bagi saya inilah perilaku konyol seorang Jurnalis dan Media di negara kita hari ini. Saya tidak akan berkomentar konten wawancaranya. Namun yang menjadi perhatian saya adalah reaksi yang timbul/muncul dari sebuah aksi. Aksi yang saya maksud disini adalah perilaku media itu sendiri. Reaksi adalah perilaku masyarakat yang timbul dari hasil pemberitaan media.
Entah bagaimana pandangan kongkrit media hari ini melihat Aceh?! Karena bagi saya, Media khususnya media nasional akan sangat tertarik memberitakan Aceh dengan tiga isu; Syariat Islam, Konflik, Tsunami. Akibatnya framming media dengan tiga isu tersebut membuat stigma negatif masih melekat bagi Aceh yang notabene adalah sebuah provinsi yang mendapat Keistimewaan dari pemerintah pusat. Karena misalnya saja bila isu Syariat Islam, maka yang diberitakan adalah sebatas tentang tekhnis penerapannya saja. Padahal bagaimana efek penerapan yang dirasakan oleh masyarakat non muslim di Aceh, menjadi luput untuk dibahas oleh media. Terus bila isu konflik diberitakan, maka kasus penembakkan di musim politik yang menjadi hangat. Padahal lagi masih banyak korban konflik Aceh hari ini yang belum bisa merasakan keadilan atas perbuatan kejam yang pernah dilakukan baik oleh GAM maupun RI. Walaupun dalam hal ini masyarakat cukup kuat untuk melupakan secara lisan, tapi tidak dengan hati dan pikirannya. Apalagi Tsunami, ya walaupun sekarang sudah 12 Tahun, namun bila ada orang Aceh, maka orang luar Aceh tidak lupa bertanya “Gimana Kamu waktu Tsunami?”. Pokoknya bagi saya hari ini Aceh akan dikenal dengan tiga isu itu. Lagi-lagi media punya peran besar hari ini dalam mengenalkan itu. Celakanya, sampai hari ini masih ada kawan-kawan saya ketika diajak berkunjung ke Aceh atau membahas Aceh, yang tepikirkan oleh mereka “Aceh belum benar-benar Aman dan Nyaman Mal!” Kalau kawan sudah bilang begitu yaa saya sering jawab; “Datang aja dulu!”
Contoh lain dari reaksi, bisa kita lihat dari komentar para netizen di video wawancara tadi, yang berhasil saya screenshot dan cantumkan di bawah ini. Sayangnya pihak CNN Indo, selagi postingan ini saya tulis. Mereka telah menonaktifkan kolom komentarnya.
Media juga pasti punya alasan ketika akan memberitakan sesuatu. Istilahnya media akan punya cara framming sendiri untuk menentukan suatu informasi yang akan diberitakannya. Terkait framming media yang pernah saya tulis, anda bisa membacanya di link ini; https://steemit.com/indonesia/@jamsphonna/semua-media-berbohong-or-or-all-media-lie-billingual-20171230t1910484z
Atau pernah juga berikut ini salah seorang steemian @muhammad.azkia menulis tentang Hijab Pramugari;
https://steemit.com/travel/@muhammad.azkia/pramugari-wajib-berhijab-untuk-rute-penerbangan-banda-aceh
Untuk kasus Pak Mawardi dengan CNN Indo, masalahnya bagi saya ada di pengetahuan dan sudut pandang si News Anchornya melihat Syariat Islam di Aceh. Bagaimana dia melihat?, ya silahkan anda nilai sendiri.
Terima Kasih.
Saya bahkan melihat ada sebuah usaha untuk menggiring nara sumber untuk menjawab sebuah pertanyaan yang dia tanya berkali-kali. Saya rasa kita sebagai penonton pun sudah tau maksud dari isi interaktif ini. Peraturan hanya berlaku di Bandara, tidak di udara. Opsi lain, Pak Mawardi menyarankan, kalau bisa di udara juga berhijab, mengingat ada masyarakat Aceh di dalam pesawat, tapi itu bukan wajib.
Penanya keukeuh dengan peraturan dirgantara yang bermanifestasi pada pemerintah pusat. Tujuan dia, pemda tidak boleh mengatur kedirgantaraan. Namun berkali-kali Pak Mawardi menjelaskan ini di darat, di bandara. Namun pertanyaan ata sot-sot kerap juga ditanya lagi. Semacam penggiringan untuk memperoleh pernyataan yang konfrontatif dari Pak Mawardi oleh Anchor News.
Duh.. Susah li, panjang li komentar bang Akbar ni. Heheheh
Sudah saatnya kita paham literasi media kan?
Thanks bg Akbar
Hahaha, pertanyaannya mutar2 banget. Kayak pesawat yg mau landing tapi bandaranya penuh, mengawang jadinya. Kayaknya CNN semakin nggk dipercaya publik lagi deh setelah wawancara itu.
Semoga pesawat CNN tidak habis bahan bakar di udara ya! Heheh
Krn klo landing di Bandara SIM pasti akan ditolak.
Thanks waktu dan komentarnya ya
Pembawa acara terbawa arus islam fobia dan juga gagal paham tentang penjelasan bupati,,,,
Mungkin dia Lelah! Hehehe
Trims atas waktu dan komentarnya.
Sepertinya bpk presenter kurang paham tentang penetapan syariat islam di Aceh, seharusnya meskipun si dia kurang paham, setidaknya bukan begitu cara menanggapinya, dia tdk mencerminkan seorang anchor. Aceh skrg bener2 cari pusat perhatian orang2, di satu sisi byk hikmahnya, dgn begitu banyak yg kenal sama Aceh, trus penasaran, setelahnya coba uji adrenalin main ke Aceh, setelah tiba di Aceh rupanya berbeda dr omongan2 org tentang kejelekan Aceh... Wkwkw #surveiPribadi
Iyha setuju kak. Omongan berbeda dengan kenyataaan.
Trims atas waktu dan komentarnya
Padahal indra maulana itu presenter kelas atas. Tapi pakeun jeut meunan ya...
Owh Indra Maulana namanya..
Mantan anchor Metro kan bang.
Sang IQ tinggi tp lemah bak EQ bang.
Terima kasih atas waktu dan komentarnya bang.
Betul bang @jamsphonna. Begitulah hal yang paling gampang di jual di nasional. Berita ini akan dikonsumsi oleh pihak yang anti dengan Qanun Aceh. Akhirnya, dari framing itu, publik digiring untuk beropini negatif tentang Aceh, yang secara tak sadar mereka lagi menciptakan kelompok-kelompok hate speech yang menunggu di luar gerbang. Bensin sudah ditumpahkan. Tinggal sulut api. Terbakarlah semua.
Di sisi lain, saat kita disibukkan dengan perdebatan, mereka memainkan perannya. Kasus korupsi lewat. Penganiayaan ulama tak ditangani oleh kepolisian. Impor beras tak ada lagi yang bicarakan dan lain-lain. Banyak.
Iya bang. Susah li media zaman now ya!
Menframing Aceh lewat 3 isu yang saya sebutkan, sungguh tidak adil rasanya.
Terima kasih banyak bang @apilopoly. Sangat berkesan komentarnya.
Aku pun sering kali mendapat pertanyaan senada seperti yang Jamal rasa dari teman-teman di luar Aceh. Padahal kita di sini enjoy aja... asyik-asyik aja, seru-seru aja.
Terkait video di atas, di ujung sebelum putus, si pembawa acaranya naik emosi dia dibilang nggak paham, ini terlihat dari tutur katanya yang kemudian salah menyebut nama kabupaten, hanya Kabupaten Aceh saja, dan nama Pak Mawardi jadi terbalik dia ucapkan hehehe.
Pembawa acaranya panik kak hahahah
hal hal seperti ini ga perlu diributkan, kecuali himbauan berhijab itu di tujukan kepada Pramugara :)
Nah kalau gitu himbauannya malah gak perlu ribut jal. Karena pasti jadi berita komedi heheheh
Kemarin pagi sempat panik setelah nonton potongan video ini yang di share via facebook. Rasanya pengen nulis untuk menanggapi video wawancara CNN dengan bupati Aceh Besar itu yang reporternya ikut emosian, bisa jadi karena tidak berhasil menggiring narsum sesuai eagle yang ingin di beritakan. Karena ada kelas, ah sudah lah, gak jadi nulis. Tulisan bang @jamsphonna ini sudah sangat mewakili.
Tapi ada satu perkara lagi yang agak "risih" barangkali terkait himbauan penggunaan hijab bagi pramugari ini. Antara pemerintah daerah dengan kabupaten saling ngeclaim siap yang duluan mengeluarkan himbauan ini, mungkin gengsi untuk mendapat pengakuan. Tapi yang penting himbauan pihak kabupaten kayaknya lebih mujur dan berhasil.
Iyha bisa jadi ya. Tp bek panik
Thanks sdh komentar ya