Kompepar Kota Cimahi Kunjungi Desa Wisata Penting Sari, Sleman, Jogjakarta (Bagian 2 dari 2 tulisan)

in #indonesia6 years ago (edited)

Setelah istirahat cukup lama di Rumah Makan Ambarketawang, rombongan Kompepar Kota Cimahi bergerak menuju Desa Wisata Penting Sari. Bus wisata yang kami tumpangi berangkat sebelum pukul enam pagi, membelah kota Sleman yang masih sunyi. Para penumpang bus tampak mulai tak sabar ingin segera tiba di lokasi. Namun, semuanya masih terlihat setia di tempat duduk mereka masing-masing.

017 - Dalam bus.jpg
Penumpang Bus Terlihat Lelah dan Ingin Segera Sampai ke Desa Penting Sari

Perjalanan menuju Desa Wisata Penting Sari memakan waktu sekitar 30 menit. Lokasinya terletak di kaki Gunung Merapi dan berada pada ketinggian sekitar ± 600 m dpl (dari permukaan laut) dan berjarak sekitar 22 Km dari pusat kota Jogjakarta. Sepanjang jalan terlihat suasana pedesaan yang tenang dan asri. Rumah penduduk dan kebun palawija ikut menghiasi pemandangan di kiri dan kanan jalan.

Semakin dekat ke lokasi, suasana semakin sepi. Kami memasuki area hutan yang cukup lebat. Jalanan pun semakin menyempit. Akhirnya kami sampai juga di Desa Wisata Penting Sari dengan selamat. Kami foto bersama sejenak untuk mengabadikan momen pertama menginjakkan kaki di desa ini.

018 - Foto Bersama 1A.jpg
Foto Bersama Kompepar Kota Cimahi di Desa Penting Sari, Sleman, Jogjakarta

Penting Sari sebenarnya adalah nama sebuah dusun yang berada di Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Jogjakarta. Daerah ini termasuk berhawa sejuk dan merupakan salah satu dusun yang berdekatan dengan lereng Gunung Merapi (hanya berjarak 12,5 Km dari Puncak Merapi). Tidak jauh dari sini terdapat Obyek Wisata Kali Adem.

Kondisi lingkungan dusun yang sudah terkenal ini berupa alam pedesaan berupa bukit dan dataran rendah yang diapit oleh Sungai Kuning dan Sungai Pawon. Kedua sungai ini berhulu di lereng Gunung Merapi. Lahan yang ada di seputar Penting Sari terdiri dari area pemukiman penduduk, perkebunan (campur sari), hutan rakyat, dan pertanian.

Saya dan rombongan disambut panitia setempat, kemudian diajak jalan kaki dari area parkir bus menuju titik kumpul. Lokasinya tidak jauh, hanya beberapa menit berjalan kaki. Kami berjalan secara bergerombol menuju sebuah pendopo yang sudah dipersiapkan untuk acara penyambutan.

019 - Berjalan kaki menuju pendopo 1.jpg
Saya dan Rombongan Secara Berkelompok Berjalan Menuju Titik Kumpul di Sebuah Pendopo

020 - Berjalan kaki menuju pendopo 2.jpg
Meskipun Lelah, Para Peserta Masih Terlihat Bersemangat

021 - Berjalan kaki menuju pendopo 3.jpg
Rombongan Peserta Studi Banding Berjalan Melewati Beberapa Rumah Penduduk

Akhirnya kami tiba di sebuah pendopo yang tidak begitu besar. Semua peserta kumpul di tempat ini sambil beristirahat sejenak dan mendengarkan kata sambutan yang disampaikan oleh pihak kami (perwakilan Pemkot Cimahi) sebagai tamu dan pihak tuan rumah yang diwakili oleh aparat dusun setempat.

Pihak Pemkot Cimahi selaku tamu yang diwakili oleh Pak Tito dari Disbudpora menyampaikan maksud dan tujuan datang ke Desa Penting Sari yaitu ingin belajar cara membuat dan mengelola desa wisata. Sementara itu pihak Pengurus Desa Wisata Penting Sari menjelaskan secara singkat kronologis berdirinya tempat wisata di dusun mereka, sekalian menjelaskan kegiatan yang akan kami lakukan di tepat ini.

022 - Sambutan di Pendopo 1.jpg
Sambutan Panitia Desa Wisata Penting Sari Terhadap Rombongan Kompepar Kota Cimahi

023 - Sambutan di Pendopo 2.jpg
Rombongan Kompepar Kota Cimahi Mulai Memasuki Area Pendopo

024 - Sambutan di Pendopo 3.jpg
Rombongan Kompepar Kota Cimahi Menuju Pendopo Mbah Mitro untuk Istirahat Sejenak

025 - Sambutan di Pendopo 4.jpg
Sebagian Rompongan Kompepar Kota Cimahi yang Sedang Istirahat Dalam Pendopo

026 - Sambutan di Pendopo 5.jpg
Sambutan Panitia Desa Wisata Penting Sari Terhadap Rombongan Kompepar Kota Cimahi

Usai sambutan, rombongan kami juga langsung dibagi ke dalam beberapa kelompok (setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang) untuk mendapatkan tempat penginapan yang biasa disebut home stay. Di bawah arahan panitia setempat, kami pun bergerak ke home stay masing-masing untuk menyimpan barang, mandi, dan sarapan pagi.

Saya dan beberapa orang teman mendapat tempat tinggal di rumah salah seorang penduduk. Rumah yang kami tempati sangat sederhana. Bangunan rumahnya sudah permanen, berdinding tembok, dan berlantai keramik. Meskipun atap rumahnya tidak ada plafonnya, sehingga gentingnya langsung bisa terlihat, tetapi suasana rumah terlihat bersih dan rapi.

Saat mandi, airnya terasa dingin sekali. Mungkin karena posisinya di dataran tinggi, sehingga cuacanya masih sejuk dan suhunya relatif lebih rendah dibandingkan di kota. Sebagian teman ada yang tidak sanggup mandi. Mereka cuma cuci muka dan gosok gigi.

Sarapan ala kampung pun menjadi menu pagi itu. Air teh dan kopi hangat tersaji di meja ruang tamu, berikut cemilan makanan tradisonal daerah setempat. Kami mencicipi menu yang tersedia, lalu bersiap-siap kembali kumpul di pendopo untuk keliling dusun mengikuti jadwal yang sudah diatur oleh panitia.

# Kebun Inspirasi #

Sebelum bergerak dari Pendopo Mbah Mitro, rombongan kami dipecah menjadi dua bagian. Masing-masing didampingi oleh panitia gabungan dari Disbudparpora Pemkot Cimahi dan Desa Wisata Penting Sari. Rombongan saya kebagian mengunjungi Kebun Inspirasi yang berjarak sekitar lima menit berjalan kaki.

Sebetulnya yang saya lihat, Kebun Inspirasi ini merupakan kebun biasa yang memanfaatkan pekarangan rumah dengan aneka tanaman hias. Ada juga kolam ikan di bagian belakang yang diisi dengan ikan. Tempat semacam ini sangat banyak di Cimahi, tetapi belum dimanfaatkan sebagai objek wisata.

027 - Kebun Inspirasi 1.jpg
Tulisan Kebun Inspirasi yang Dipajang di Dinding Rumah Warga

028 - Kebun Inspirasi 2.jpg
Foto Bersama Rombongan Kompepar Kota Cimahi di Kebun Inspirasi

029 - Kebun Inspirasi 3.jpg
Peserta Studi Banding Mengamati Langsung Konsep Kebun Inspirasi Sambil Menerima Penjelasan dari Panitia

030 - Kebun Inspirasi 4.jpg
Kolam Ikan yang Terletak di Samping Rumah Area Kebun Inspirasi

# Sentra Olahan Kopi Robusta #

Kunjungan berikutnya rombongan kami menuju Sentra Olahan Kopi Robusta. Seperti biasa, semua dilakukan dengan berjalan kaki, karena memang lokasinya masih di seputar dusun. Sambil berjalan, kami berbincang bersama dan menikmati pemandangan yang ada di sekitarnya. Salah satu pemandangan khasnya adalah banyaknya tumbuhan yang ada di kiri dan kanan jalan, serta rumah tradisional penduduk dengan atap bergaya joglo.

Tentu saja saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengabadikan rumah penduduk yang terlihat unik tersebut melalui kamera handphone. Maklum saja, rumah semacam ini tidak ditemui di Kota Cimahi.

031 - Sentra Olahan Kopi Robusta 1.jpg
Sebagian Peserta Studi Banding dari Kompepar Kota Cimahi Sedang Berjalan Menuju Sentra Olahan Kopi Robusta

032 - Sentra Olahan Kopi Robusta 2.jpg
Saya Melakukan Foto Selfie Sejenak dengan Latar Belakang Rumah Joglo Milik Warga

033 - Sentra Olahan Kopi Robusta 3.jpg
Rumah Joglo di Desa Wisata Penting Sari, Sleman, Jogjakarta

Setelah berjaan sekitar 10 menit, kami pun tiba di Sentra Olahan Kopi Robusta. Tempat ini sebenarnya milik berupa rumah penduduk setempat yang dimanfaatkan sebagai titik kunjungan wisata. Kami diterima pemilik rumah dan dipersilakan duduk di depan rumahnya. Sementara itu tuan rumah sudah menyiapkan peralatan demo untuk menjelaskan proses pembuatan kopi bubuk yang dijual sebagai salah satu oleh-oleh di dusun mereka.

Setelah menjelaskan panjang lebar mengenai proses pembuatan kopi, kami dipersilakan mencicipi minuman kopi yang sudah tersedia. Para pecandu kopi tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung mencobanya.

034 - Sentra Olahan Kopi Robusta 4.jpg
Para Peserta Antusias Mendengar Penjelasan Proses pembuatan Bubuk Kopi Robusta dari Pemilik Rumah

034 - Sentra Olahan Kopi Robusta 4B.jpg
Para Peserta Diminta mencicipi Minuman Kopi oleh Pemilik Rumah

034 - Sentra Olahan Kopi Robusta 4C.jpg
Inilah wajah-wajah Penikmat Kopi Gratisan yang Sedang Tersenyum Lebar

Posisi rumah olahan kopi ini berada di ujung jalan. Ada sebuah pohon besar yang meneduhi area lokasi ini. Tak jauh dari rumah utama, ada rumah kecil tempat menumbuk kopi dan mengongseng biji kopi. Dua orang nenek tampak berada di sana melaksanakan tugasnya. Satu orang tengah menumbuk biji kopi, satu lagi tengah mengaduk-aduk biji kopi di atas bara api.

Perhatian kami saat itu terbagi dua. Sebagian mendengarkan penjelasan pemilik rumah tentang proses pembuatan kopi bubuk di dusun mereka, sebagian peserta justru asyik melihat dua orang nenek yang sedang bekerja. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh teman-teman untuk berfoto bersama, termasuk saya tentunya.

035 - Sentra Olahan Kopi Robusta 5.jpg
Seorang Nenek Sedang mengongseng Biji Kopi di Sentra Olahan Kopi Robusta

036 - Sentra Olahan Kopi Robusta 6.jpg
Seorang Nenek Sedang Menumbuk Biji Kopi di Sentra olahan Kopi Robusta

037 - Sentra Olahan Kopi Robusta 7.jpg
Foto Bersama Teman-Teman dengan Nenek penumbuk Biji Kopi

# Joglo Herbal #

Perjalanan keliling dusun pun dilanjutkan. Kali ini kami menuju Joglo Herbal, tempat pusat tanaman obat yang letaknya sedikit lebih jauh dari Sentra Olahan Kopi Robusta. Namun, kami tetap semangat mengikuti agenda wisata ini.

Kami menyusuri tepi dusun yang dipenuhi pohon-pohon besar. Tampaknya ini merupakan kebun tumpang sari milik penduduk setempat. Selain aneka pohon besar yang tidak saya ketahui namanya, juga terdapat rumpun bambu yang cukup lebat. Posisi bambu ini persis di dekat tebing yang merupakan jalur larva dingin jika terjadi letusan Merapi.

038 - Jalan menuju Obat Herbal 1.jpg
Selfie Sejenak Sambil meneruskan Perjalanan Menuju Joglo Herbal

038 - Jalan menuju Obat Herbal 2.jpg
Suasana Asri dan Teduh Sepanjang Jalan yang Banyak Terdapat Pohon-Pohon Besar

038 - Jalan menuju Obat Herbal 3.jpg
Tetap Semangat Berjalan Menelusuri Dusun di Desa Wisata Penting Sari

038 - Jalan menuju Obat Herbal 4.jpg
Pak Tito dan Teman-Teman Kompepar Berjalan di Sela-Sela Hutan Bambu

Dalam terik matahari yang sudah mulai menyengat panasanya, akhirnya kami tiba juga di Joglo Herbal. Tempat ini merupakan pusat pembibitan aneka tanaman herbal yang dipelopori oleh seorang pria paruh baya yang pernah bermukim di Provinsi lampung.

Bertempat di depan rumah pria tua tersebut, kami diberi panjelasan panjang lebar mengenai aneka tanaman herbal yang ada di sana, serta sejarah singkat hidup pria tersebut. Ternyata pria tua itu dulunya pernah terkena penyakit yang cukup parah dan sudah berobat ke dokter, tetapi tak kunjung sembuh. Justru melalui pengobatan tradisional yang menggunakan bahan-bahan alami dari tumbuhan herbal, pria itu sembuh dari penyakitnya. berbekal pengalaman itulah akhirnya dirinya belajar mengembangkan sendiri tanaman herbal dan mempelajari aneka khasiatnya.

039 - Joglo Herbal 2.jpg
Penjelasan Tentang Pengobatan Herbal oleh Seorang Pria Tua di Joglo Herbal miliknya

039 - Joglo Herbal 1.jpg
Sebagian Rombongan Kompepar Kota Cimahi Foto bersama di Joglo Herbal

# Bermain Gamelan Jawa #

Selesai mendapat informasi tentang tumbuhan obat di Joglo Herbal, kami membubarkan diri untuk kembali ke home stay masing-masing. Waktunya bagi kami istirahat dan makan siang.

Sekitar pukul 15.00 WIB kami kembali melanjutkan tour ke lokasi lain. Kini giliran mengunjungi sebuah rumah tua untuk belajar musik, yaitu memainkan gamelan. Kami dipandu seorang pria tua yang terlihat masih enerjik dan sangat menyenangkan.

Setiap peserta yang akan bermain diberi alat tabuh sendiri-sendiri. Kami diminta menghafal nada gamelan yang menjadi tanggung jawab masing-masing. Setiap orang punya kode khusus. Jadi kami diajarkan kapan harus menabuh dan kapan harus diam. Kami pun mencoba sebuah lagu yang dimainkan dan anehnya semuanya berjalan dengan lancar. Ada perasaan senang ketika mencoba alat tersebut.

041 - Belajar Gamelan 2.jpg
Seorang Pria Tua Sedang Melatih Kami Bermain Gamelan

042 - Belajar Gamelan 3.jpg
Pak Nur dari Disbudparpora Pemkot Cimahi Ikut memperhatikan Para Pserta Berlatih Bermain Gamelan

040 - Belajar Gamelan 1.jpg
Kompepar Kota Cimahi Sedang Asyik Berlatih bermain Gamelan

# Membuat Wayang dan Keris-Kerisan dari Janur Kuning #

Wisata kembali berlanjut. Kami bergerak lagi ke titik lainnya yaitu kembali ke pendopo. Semua rombongan berkumpul menyatu di tempat ini. Kami belajar membuat kerajinan berupa wayang dari batang pohon kecil dan membuat keris-kerisan dari janur kuning.

Terus terang, melihat kegoatan ini jadi teringat masa lalu ketika masih kanak-kanak. Saya pernah membuat mainan seperti ini. Namun, itu puluhan tahun lalu, tentu sudah lupa lagi cara membuatnya.

Menurut pemandu wisata, modal untuk membuat keris-kerisan dari janur kuning paling sekitar Rp 500, tetapi kalau sudah dijadikan paket wisata, maka nilainya melonjak drastis menjadi Rp 10.000. Ini berarti ada nilai tambah ketika suatu hal yang terkesan biasa-biasa saja, kalau dikemas dengan baik bisa mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda.

043 - Belajar Kerajinan tangan 1.jpg
Para Peserta Serius Belajar membuat Keris-Kerisan dari Janur Kuning

044 - Belajar Kerajinan tangan 2.jpg
Agus Hamdani, Ketua Kompepar Dewi Hanjuang Kota Cimahi Sedang Mencoba Mebuat keris-Kerisan dari Janur Kuning

# Membuat Keripik Jamur #

Wisata terakhir sore ini adalah melihat demo pembuatan keripik jamur. Lokasinya tidak begitu jauh dari pendopo. Hanya ditempuh berjalan kaki sekitar dua menit.

Sebenarnya kegiatan semacam ini kalau di Cimahi rasanya sangat banyak dan lebih beragam. Banyak sentra oleh-oleh yang lebih variatif ada di Cimahi. Masalahnya, apakah selama ini sudah dibuat dalam konsep wisata edukasi? Kalau saja dikemas dengan baik, tentu Cimahi sangat berpotensi mendatagkan wisatawan.

Umumnya ibu-ibu dan remaja yang antusias melihat demo pembuatan keripik jamur ini, sementara para bapak-bapak sibuk mencicipi buah salak yang memang sengaja disediakan secara gratis. kebetulan tidak jauh dari lokasi demo terdapat pohon salak yang berbuah manis.

046 - Membuat keripik jamur 2.jpg
Demo Pembuatan Keripik Jamur

045 - Membuat keripik jamur 1.jpg
Ibu-ibu Berkenan mencicipi Hasil Demo Pembuatan Keripik Jamur

# Malam Ramah Tamah #

Selepas Magrib, semua peserta studi banding Kompepar Kota Cimahi mendapat jamuan makan malam dari panitia Desa Wisata Penting Sari, sekaligus acara ramah-tamah. Selain sambutan dari kedua belah pihak, juga ada pentas seni yang disuguhkan oleh tuan rumah yaitu pertunjukan tari.

Para peserta pun akhirnya didaulat untuk makan bersama, sambil ngobrol secara akrab. Setelah makan diakhiri dengan foto bersama.

047 - Malam ramah tamah 1.jpg
Pertunjukan Tari Menyambut Tamu Saat Malam Ramah Tamah di Desa Wisata Penting Sari

047 - Malam ramah tamah 2.jpg
Pertunjukan Tari Menyambut Tamu Saat Malam Ramah Tamah di Desa Wisata Penting Sari

047 - Malam ramah tamah 3.jpg
Kompepar Kota Cimahi Asyik Menyaksikan Tarian yang Disuguhkan oleh Tuan Rumah

047 - Malam ramah tamah 4.jpg
Foto Bersama Setelah Acara Malam Ramah Tamah Selesai

Kunjungan Hari Kedua

Pada kunjungan hari kedua di Jogjakarta ini tidak lagi difokuskan di Desa Penting Sari, Sleman. Setelah sarapan pagi, sekitar pukul 08.30 WIB rombongan kami pamit dan bus pun bergerak menuju Kota Jogja. Tujuan kami adalah mampir sejenak ke Kampoeng Cyber yang terletak di Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Jogjakarta.

Tempat wisata ini dikenal sebagai Kampoeng Cyber karena semua warga di daerah ini sudah terkoneksi dengan CCTV dan jaringan internet tanpa kabel (Wi Fi). Konon sebelumnya daerah ini termasuk kumuh dan awalnya bernama Kampung Taman. Lokasinya masuk dalam area Benteng Kraton Jogjakarta.

Kami tidak lama berada di daerah ini, karena waktu menjelang sholat Jum'at. Usai sholat Jumat kami makan nasi gudeg, lalu naik becak menuju Jalan Malioboro yang sangat terkenal itu. Sekitar pukul 15.00 WIB, kami sudah kumpul di bus dan kembali ke Bandung.

***

Sort:  

Apa kabar Eyang @jharyadi.
Sungguh petualangan yang menyenangkan. Memyatu dengan alam.
Terima kasih sudah berbagi pengalaman ini. Btw, Nasi gudeknya membuat saya berkhayal ikut mencicipi

Salam Pena Kreatif!

Alhamdulillah kabar baik. Mbak @ettydiallova luar biasa. Baru saja Eyang posting, sudah langsung berkomentar.

Iya, perjalanan ke Jogja memang mengasyikkan. Kalau mau ditulis semua, tentu masih banyak yang bisa diabadikan. Namun, keterbatasan waktu jua yang membuat Eyang harus membatasi diri menulisnya.

Ini bukan berarti apa-apa Eyang @jharyadi, sebagai sambutan seorang murid kepad guru yang lama tidak bertandang ke Plathform ini.

Etty juga baru saja melaksanakan liburan Eyang. Cuma tidak sepiawai Eyang dalam bercerita. hehee

Keren travel nya bang @jharyadi,banyak informasi yang saya dapat dari post nya kali ini, terutama tentang taman inspirasi, dan ternyata sangat menginspirasi ya bang, salam dari Aceh bang :D

Halo @jharyadi, terima kasih telah menulis konten yang kreatif! Garuda telah menghampiri tulisanmu dan diberi penghargaan oleh @the-garuda. The Garuda adalah semua tentang konten kreatif di blockchain seperti yang kamu posting. Gunakan tag indonesia dan garudakita untuk memudahkan kami menemukan tulisanmu.Tetap menghadirkan konten kreatif ya, Steem On!