Bitcoin itu Bukan Apa-apa, Blockchain itu Baru.. Sesuatu Banget!
Jika anda berpikir bahwa Bitcoin itu adalah mata uang digital yang terbaik dan bentuk sempurna dari blockchain, saya terpaksa harus mengusik delusi anda. Dulu Saya juga sempat menghayal kalau bitcoin itu bisa mencapai harga 1 Milyar per bitcoin dan tidak bisa membayangkan hal lain dari Blockchain. Bitcoin itu memang besar dan terbukti mampu menjadi sarana store of value dan instrument transaksi yang cukup baik. Namun sebenarnya Bitcoin itu sekarang bukan satu-satunya dan dipandang sebagai teknologi lama dan tertinggal dari penerus-penerusnya, Bitcoin pada awalnya hanya mampu melayani 2 transaksi per detik dan mungkin setelah upgrade ke Segwit (Segregated Witness 2X akan mampu melayani beberapa puluh transaksi perdetik). Append Off-chain seperti Lightning mungkin akan mampu mengejar ketertinggalan dari Platform lain seperti Ethereum, Dash, PIVX, Wave, Lisk, Ubiq, IOTA, EOS dll yang mampu memproses ribuan bahkan ratusan ribu transaksi perdetik.
Selain itu Bitcoin tidak memiliki fitur apa-apa sementara digital assets yang lain telah diperkaya dengan segudang fitur yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya seperti; quantum resistant, dapps (decentralized applications), decentralized exchange, CASPER, raiden, Byzantine Vault, DAO, instant transactions, anti-Replay attacks, PoS, bahasa program C#, java dll. Bitcoin itu dimata programmer bisa dianalogikan seperti windows 97? Bukan! Sepertinya DOS, hehe.. sementara sekarang banyak yang sudah upgrade ke windows 8 bahkan 10. Bitcoin itu keunggulannya; sudah teruji dan tidak ada banyak “bug” dalam programnya dan memiliki komunitas dan pengikut fanatic terbesar, sampai-sampai ada istilah “Bitcoin Maximalist” bagi mereka yang tahunya cuma Bitcoin.
Namun anda harus tahu bahwa Bitcoin itu hanyalah “the tip of the iceberg”. Potensi sesungguhnya dari teknologi blockchain ini bukan hanya sebagai protocol transaksi. (Ada Puluhan area dimana Blockchain akan menggulingkan system legacy (lama). Bitcoin hanyalah proof of concept dari salah satu facet blockchain. Dan Blockchain itu hanyalah salah satu dari beberapa protocol enkripsi. Blockchain tetap akan menjadi teknologi utama dalam dunia decentralized economy 30-50 tahun ke depan. Namun tidak menutup kemungkinan akan muncul protocol lain. Saat ini juga sudah muncul teknologi enkripsi dengan protocol “tangle” yang diimplementasikan dalam crypto network IOTA. Kalau Ethereum adalah Bitcoin 2.0 Konsep tangle ini mungkin Bitcoin 3.0. Akan saya bicarakan lain kali.
Sedikit Cerita bagaimana saya bisa tersandung pada Bitcoin dan kemudian mengenal Blockchain. Saya pertama mengenal bitcoin sejak 2011. Saat itu saya berpikir wah ada uang digital, kita bisa transfer murah secara instant ke seluruh dunia tanpa batas. Tapi sepertinya hanya sampai disitu saya, tidak ada alasan bagi saya untuk menggali lebih dalam. Artikel tersebut dimuat di di Gizmag, bacaan sehari-hari saya selain Arstechnica.com, majalah bagi geek dan antusias teknologi, sekarang Gizmag berganti nama menjadi Newatlas.com.
Saat itu saya tahunya bahwa saat itu harga bitcoin sudah menembus US $10. Tapi tidak tahu apa arti dari semua itu dan cenderung ignorant dan menyepelekan hal itu. Selain itu juga belum ada akses untuk mendapatkan Bitcoin saat itu kecuali lewat mining atau beli di MontGox di bursa Jepang.
Nah setelah beselang lama saya melewatkan banyak tahun dimana telah terjadi banyak perkembangan yang ditempuh Bitcoin. Kemudian pada akhir tahun 2014 tidak sengaja saja menemukan video berjudul “The Rise and Rise of Bitcoin” saat itu harga bitcoin berkisar $230. Wow! Harganya naik 23 kali lipat dalam 3 tahun! Dan banyak hal mulai saya pelajari mulai dari manfaat Bitcoin sebagai dana cadangan ketika terjadi krisis finansial. Berbagai lika-liku yang terjadi seolah-olah Bitcoin itu dimusuhi Pemerintah dan alat transaksi ideal bagi kaum Anarkis. (Tolong diingat bahwa anarki itu adalah konsep yang indah, namun dicap buruk oleh system pemerintahan dan pendidikan kita, dan tolong diingat juga bahwa pendidikan itu hanyalah metode untuk mencetak penduduk menjadi “kaum” yang berguna bagi Negara bukan mencapai potensi “optimal”. Pendidikan tidak selalu membuat kita kreatif, dogma dalam pendidikan justru membuat kita berada dalam “kotak”. Pendidikan itu tidak sama dengan pembelajaran).
Mengetahui hal tersebut membuat saya tertarik berperan serta. Saya segera memesan langsung 2 unit antminer S5 dari Bitmain di Hongkong agar saya bisa mendapatkan bitcoin. Tidak puas hanya dengan mining sendiri saya juga mining lewat HashNest.com di situ saya membeli 35 Terra Hash mining contract. Dengan modal 55 juta hasil per bulannya mencapai 8 juta rupiah. Sedikit menyimpang dari judul ini soal mining. Nanti saya ceritakan dalam artikel khusus tentang Mining atau Proof of Work.
Bitcoin mengalami kenaikan harga luar biasa pesat. Pertama ditemukan tahun 2009 ole Satoshi Nakamoto (pseudonym) harganya hanya beberapa sen, bahkan ada orang yang membeli pizza dengan 20,000BTC. Namun pertumbuhan harganya sangat pesat. Awal bulan Juni 2017 sempat menyentuh angka 40 juta per BTC. Dan sempat terjadi peristiwa menghebohkan yakni transaksi pembelian sebuah villa di Bali tahun 2014 dengan menggunakan Bitcoin seharga 800 BTC (kalau 1 BTC 34 juta saja maka villa itu sekarang berharga 27.2 Milyar, padahal saat itu maksudnya Cuma 6.5 milyar)
Bitcoin itu bukan apa-apa , masih akan ada yang lebih besar dan lebih berpengaruh bagi kehidupan kita. Bagi kita yang tinggal di Asia Tenggara teknologi Blockchain mungkin akan sampai ke tangan anda, tanpa anda sadari.
sepertinya, artikel ini mesti diteruskan heheheherhe asiik bacanya