Untitled
Aku ingin memperjuangkanmu seperti kumpulan rakyat yang tak ingin negaranya dijajah. Seperti kasih orang tua untuk anak-anaknya. Dan memperjuangkanmu seperti seorang guru kepada para muridnya agar terdidik dengan baik.
Di kepalamu, aku ingin menjadi seperti batu yang siap diadu. Di telingamu, aku ingin menjadi iblis yang pantang menyerah untuk berbisik. Di matamu, aku ingin menjadi air mata seorang anak yang kehilangan orang tuanya.
Sesekali, jika memang ini benar terjadi. Aku mohon dengan sangat, seberapa pun ada hal yang menohok, tanganmu jangan pernah berhenti menghadap langit untuk mengiba.
Karenamu, karena doa-doa baikmu itu aku kuat dengan sendirinya, tertopang dengan kokoh. Karenamu, karena tangan-tangan cekatanmu, aku terawat dengan baik, tak rusak meskipun setitik. Dan karenamu pula, aku rela dihina demi apa-apa yang sudah seharusnya aku jaga.
Terakhir; semoga aku adalah 'dia' yang kau maksud dalam setiap doa-doa baikmu yang penuh harap. Karena dengan begitu, memperjuangkanmu akan selalu membuatku lebih menghargai bahwa 'kamu' adalah harapanku yang aku perjuangkan tak kenal waktu, tak tahu malu.