Mahir Menulis Artikel | A Writings Article II 2-HABIS||

in #indonesia7 years ago (edited)

image
Berikut ini langkah-langkah menulis artikel :

Tahap Prapenulisan (pre writing)

Tahap pra penulisan merupakan tahapan paling krusial dalam menulis artikel. Pada tahapan ini, penulis akan mengumpulkan ide, membaca bahan referensi (buku, majalah, jurnal, berita) dan data pendukung. Bagi penulis pemula, disarankan untuk membuat outline (kerangka) tulisan. Namun, bagi mereka yang mahir, outline dapat tersimpan dalam memori kepala dan mengalir begitu saja saat memasuki tahap penulisan.

Tahapan ini mayoritas menghabiskan waktu lebih lama dibanding waktu penulisan dan editing. Misalnya, untuk menemukan ide atau gagasan tulisan, sumber ide dapat datang dari mana saja, tergantung kepekaan penulis.

Misalnya, ide dapat datang dari amatan langsung penulis di tengah masyarakat. Realitas pengemis yang semakin hari semakin bertambah tentu fenomena yang menarik untuk ditulis, dikritik dan dicarikan solusinya.

Sumber ide lainnya dapat berasal dari pengalaman orang lain tentang masalah tertentu, misalnya bagaimana repotnya mengurus sektor perizinan usaha di kabupaten/kota. Persoalan publik ini tentu sangat layak ditulis dalam bentuk artikel lengkap dengan tawaran solusinya. Selain itu, ide bisa datang dari sumber bacaan baik itu dari situs berita, surat kabar, jurnal ilmiah atau buku.

Lalu, memilah sumber referensi yang relevan dengan tulisan. Tentu tidak semua sumber bacaan relevan dengan apa yang akan kita tulis diartikel.

Bagi penulis pemula, tahapan pre writing ini ditambah lagi dengan membuat outline (kerangka). Kerangkan berguna untuk memfokuskan tema yang akan ditulis, sehingga tidak melebar ke kajian yang tidak relevan dengan analisa sebelumnya.

Metode membuat outline bisa dicoba sebagai berikut :

Kita ilustrasikanlah tema yang ditulis dalam atikel adalah kekerasan terhadap jurnalis di Indonesia. Bagian pertama berisi pengantar masalah dan rumusan masalah ditulis tentang pentingnya melindungi profesi jurnalis, karena profesi ini sebagai pilar keempat demokrasi, menjadi pengawas pelayanan publik dan roda pemerintahan.

Data yang diperlukan angka kekerasan jurnalis, pelaku kekerasan dan penyebab kekerasan yang menimpa jurnalis
Regulasi yang melindungi pekerjaan jurnalis seperti undang-undang, peraturan menteri atau Dewan Pers

Jika pelakunya militer, maka patut dilihat juga hubungan jurnalis-militer sepanjang sejarah Indonesia

Solusi masalah, kompetensi jurnalis dan keberanian pejabat publik menerima kritikan untuk perbaikan kinerja dan percepatan pembangunan di tanah air
Setelah outline ditulis, data dan referensi telah dikumpulkan, maka penulis artikel telah memiliki kerangka utuh wujud artikel tersebut. Apakah outline bisa berubah saat proses penulisan berlangsung? Tentu sangat dimungkinkan outline berubah sejauh masih relevan dengan tema besar yang diusung artikel tersebut.

Tahap Penulisan

Proses penulisan dapat dimulai setelah seluruh bahan yang diperlukan terkumpul dan dipahami oleh penulis. Ada baiknya, proses penulisan dimulai saat penulis dalam kondisi siap psikis dan fres sehingga menghasilkan gagasan kreatif dan solusi mumpuni untuk tema tertentu.
Kondisi psikologis yang tidak stabil dapat memperburuk kualitas tulisan, baik itu pemilihan kata maupuan penggunaan kalimat.

Jangan sampai penulis dibebani dengan kekhawatiran atau kesombongan agar artikel yang ditulis dianggap brilian dan super intelek. Lebih baik membuang anggapan atau beban tersebut. Kesimpulannya, menulislah dengan kondisi nyaman tanpa beban. Karena kenyamanan kunci utama menghasilkan tulisan bermutu.

Ada baiknya menulis artikel dalam satu waktu tanpa jeda. Hal ini untuk menjaga konsistensi tema dan ide yang dikaji. Jangan sampai satu artikel ditulis pada dua atau tiga hari berbeda. Dipastikan ide dan gagasan yang timbul juga akan berbeda, sehingga artikel tersebut gagal fokus dan tidak rampung dikerjakan.

Apakah sulit menulis satu artikel dalam waktu yang sama? Jawabannya tidak. Tergantung kebiasaan para penulis. Bagi penulis pemula, tentu sangat sulit menyelesaikan satu artikel dengan panjang 650-700 kata. Namun, jika telah terbiasa, satu artikel dapat ditulis dalam dua jam, sebelum memasuki proses editing.

Cara lainnya memudahkan menulis artikel yaitu dengan sering membaca artikel penulis lainnya. Sehingga diketahui bagaimana ragam penyampaian pengantar, isi dan ending dari sebuah artikel.

Editing

Tahapan krusial lainnya adalah editing. Penulis yang baik adalah penulis yang meminimalisir kesalahan dalam tulisannya. Pada bagian ini dituntut kejelian penulis. Misalnya kesalahan penulisan yang dapat menimbulkan arti berbeda, hanya karena kekurangan kata. Contohnya penulis hendak menulis kata “toko” namun tertulis “tokoh”. Tentu dua kata itu memiliki arti berbeda.

Selain itu, hal yang diperhatikan dalam editing adalah pemilihan diksi atau kata yang digunakan. Rasanya tidak ideal jika menggunakan kata “kompetensi” dengan padanan tukang kayu, seperti kalimat ‘tukang kayu dituntut berkompeten di era modern ini’.

Penggunaan kata kompetensi tentu lebih cocok digunakan pada kaum profesional seperti dokter, dan lain sebagainya.
Untuk memudahkan editing lebih baik mendiskusikan artikel tersebut dengan penulis lain yang mahir dibidang tersebut. Meminta artikel itu dikoreksi lalu diberikan masukan pada Anda juga salah satu cara mumpuni dalam proses editing.

Esensi manusia adalah mudah melihat kesalahan orang lain. Sikap negatif ini, dapat dijadikan energi positif dalam konteks editing. Maka, mintalah teman atau pihak lain untuk melihat kesalahan artikel yang Anda tulis.

Pengiriman Artikel

Setelah proses editing rampung, tahap berikutnya yaitu mengirimkan artikel itu ke media massa. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum mengirim artikel ke media massa yaitu sebagai berikut :

Perhatikan segmentasi media massa yang akan dikirim. Misalnya, artikel yang ditulis tentang politik nasional, maka ada baiknya mengirimkan artikel ini ke media massa umum seperti Harian Kompas, Media Indonesia, Koran Jakarta atau media massa umum lainnya. Menjadi sangat tidak relevan jika artikel jenis ini dikirim ke Harian Kontan, Bisnis Indonesia atau koran dengan segmentasi bisnis lainnya.

Memeriksa kelengkapan administasi artikel, seperti mencantumkan identitas penulis, nama, alamat, email, handphone, KTP, foto penulis dan nomor rekening bank penulis. Ingat, sebagian besar media massa menyediakan honorarium untuk penulis artikel. Jumlahnya bervariasi antara Rp 100.000-Rp 1,5 juta per artikel. Tergantung kemampuan keuangan media massa membayar penulis artikel. Sejauh ini, Harian Kompas tercatat membayar penulis artikel termahal yaitu Rp 500.000-Rp 1,5 juta per artikel.

Menyesuaikan jenis media yang dituju dengan tema artikel. Dalam konteks ini, apakah tema yang ditulis merupakan tema lokal (terjadi dalam satu wilayah) atau tema nasional. Jangan sampai mengirimkan artikel dengan tema yang sangat lokal di suatu provinsi ke media nasional. Jika itu terjadi, maka media nasional tersebut dipastikan tidak memuat artikel tersebut.

Satu artikel untuk satu media massa. Jangan sampai mengirimkan satu artikel pada beberapa media sekaligus. Hal ini dilarang, karena dikhawatirkan terjadi pemuatan artikel yang sama pada media yang berbeda. Umumnya, media massa memberikan batas waktu 15 hari untuk memuat atau menolak artikel tersebut. Jika diatas waktu 15 hari artikel tidak dimuat, maka penulis bisa mengirimkannya ke media lainnya. Dewasa ini, sangat sedikit media massa memberikan jawaban pada penulis apakah artikelnya dimuat atau tidak. Sehingga, penulis harus sabar menunggu waktu selama dua pekan tersebut. Namun, ada juga media massa seperti Harian Kompas dan Media Indonesia memberikan jawaban kepastian apakah artikel itu ditolak atau diterima. Lengkap dengan catatan kekurangan dari artikel tersebut.

Membaca ulang sebelum mengirim artikel ke media massa. Ini untuk memastikan tidak terjadi kesalahan sekecil apa pun dalam tulisan tersebut.

Saat ini pengiriman artikel lebih mudah, karena dapat dilakukan lewat surat elektronik (email). Berbeda dengan belasan tahun lalu, artikel harus dikirim melalui jasa PT Pos Indonesia. Untuk itu, harap dipastikan apakah email yang dituju benar atau tidak. Cara sederhana memastikan email tersebut yaitu melihat boks redaksi media massa tersebut. Umumnya seluruh media massa memuat alamat email yang bisa digunakan mengirim artikel. Jika mengetahui alamat email redaktur desk opini, maka akan lebih baik mengirimkan artikel tersebut ke dua alamat sekaligus, yaitu alamat email redaksi dan alamat email redaktur desk opini. Sehingga, redaktur dalam waktu singkat dapat melihat artikel itu pada kotak masuk emailnya.

Apa yang harus dilakukan jika artikel yang telah dikirimkan ternyata ditolak oleh redaktur media massa? Jangan berkecil hati. Seluruh penulis pernah merasakan artikelnya ditolak oleh redaktur atau tidak dimuat oleh media massa.
Solusinya adalah berlatih dan terus berlatih menulis artikel. Kesulitan terbesar dalam menulis adalah menjaga konsistensi.

Idiom klasik pada penulis artikel adalah, menembus media massa untuk pertama kali sangat susah, namun setelah sekali artikel dimuat oleh media massa, maka artikel berikutnya dapat dengan mudah tampil di halaman surat kabar.


image

Sort:  

Proses penulisan dapat dimulai setelah seluruh bahan yang diperlukan terkumpul dan dipahami oleh penulis. Ada baiknya, proses penulisan dimulai saat penulis dalam kondisi siap psikis dan fres sehingga menghasilkan gagasan kreatif dan solusi mumpuni untuk tema tertentu.

keren @