"Politik Aceh" (Acehnologi II : 21)
Assalamualaikum..
Lanjutan dari tugas review buku saya yang kedelapan, kali ini saya akan mereview buku acehnologi bab ke-21 volume II tentang Politik Aceh.
Seperti yang kita ketahui arti dari politik itu sendiri adalah suatu seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional. Hamper seluruh lapisan masyarakat melakukan kegiatan politik untuk mencapai tujuan mereka masing-masing. Dan siapa saja yang terjun kedalam dunia politik tentunya adalah siapa saja yang menginginkan dirinya untuk memperoleh kekuasaan yang ada didalam suatu Negara.
Namun sayangnya banyak sekali yang menyalah gunakan politik, karena banyak orang yang berpolitik dengan tujuan utamanya adalah untuk kepentingan pribadi dan melupakan kepentingan rakyat yang telah memilihnya. Maka dari sebeb itulah tidak heran jika kebanyakan orang berfikir kalau politik itu adalah perbuatan atau kegiatan yang licik dan menghalalkan segala secara dan penuh dengan kecurangan didalamnya, dan orang-orang pun memandang jelek politik itu. Padahal sebenarnya bukan politik lah yang salah melainkan orang-orang yang ada didalam politik itu sendiri yang menyalah gunakan politik untuk ambisi mereka.
Tapi tidak juga semua orang yang terjun kedalam dunia politik itu dipandang jelek, banyak orang atau pejabat yang telah dipilih rakyatnya dia bukan saja mementingkan kepentingan pribadinya, tetapi juga mengedepankan kepentingan rakyatnya.
Sama halnya dengan Aceh, orang-orang aceh juga berpolitik, dengan begitu banyak orang-orang atau media-media, baik media local, nasional hingga media internasional menyoroti serta memberitakan tentang situasi politik di Aceh, dan tidak ketinggalan para penulis-penulis muda bahkan sarjana luar negeri pun ikut memotret serta menulis tentang dinamika politik Aceh. Dalam berpolitik di aceh ada beberapa bidang politik yang pernah dipraktekkan di aceh, yaitu.
Yang pertama bidang ilmu politik, didalam bidang ini berisi tentang pemerinthan, kebijakan public, admnistrasi public, system partai, konstitusi, dan politik elit.
Yang kedua bidang sosiologi politik, berisi tentang kekuasaan, elite, Negara, hegemoni, otoritas dan etnisitas.
Yang ketiga bidang politik ekonomi, berisi tentang teori ekonomi, produksi, perdagangan dan distribusi.
Keempat bidang psikologi politik, berisi tentang tipe tipe personalitas, tingkah laku, elektoral, sistem kepercayaan, ideology, kecendrungan partai, dan parsipasi politik.
Dan yang terakhir bidang antropologi politik, berisi tentang proses politik, aksi aksi politik, otoritas, kekuasaan, budaya politik dan enotkrasi (dipimpin oleh kelompok etnis)
Didalam ilmu politik, sampai saat ini hanya aceh yang memiliki partai politik local. Karena aceh memiliki keistimeaan yang tidak semua daerah lain miliki, karena hal itulah aceh bisa mengurus serta mengelola derah dan pemerintahannya sendiri berdasarkan dari tradisi perpolitikan di aceh.
Di aceh sendiri ada beberapa nama pemikir politik aceh, salah satunya yaitu Sultan malik al-saleh dan surya paloh. Mereka mencoba menuangkan ide serta pikiran mereka kedalam kehidupan nyata. Para pejuang pejuang aceh juga menggunakan berbagai macam trik politik yang mereka gunakan agar penjajah dari eropa tidak bisa menguasai aceh secara menyeluruh.
Para tokoh tokoh inipun memilki peranannya masing masing seperti .
Hasan di tiro , ia memaksa pemerintah Indonesia selama hamper kurang lebih tiga dekade untuk dapat menyesuaikan kebijakannya dengan pemikirn atau ideology tokoh ini
Ulama Au daud brueh, mewariskan semangat penyatuan islam dan Negara agar dapat diciptakan di aceh
Dan masih banyak tokoh aceh lainnya yang berperan penting melakukan kegiatan politik untuk kepentingan Indonesia dan khususnya untuk Aceh.