"Sosiologi Aceh" (Acehnologi II : 17)
Assalamualaikum...
Selanjutnya saya akan mereview kembali buku Acehnologi volume II bab ke-17 tentang Sosiologi Aceh. Ini adalah tugas mereview saya yang keempat.
Sebelum mempelajari sosiologi aceh lebih lanjut, hal pertama yang harus kita ketahui tentang sosiologi adalah, istilah sosiologi itu pertama kali digunakan atau dikemukakan oleh Comte pada tahun 1822. Dan pengertian sosiologi itu adalah kajian yang terukur mengenai masyarakat yang dijadikan pijakan kebijakan suatu pemerintah yang mengadopsi pemikiran-pemikiran kapitalisme karena bersal barat yang penuh dinamika kemudian diterapkan di timur sebab kondisi masyarakat nya yang sangat statis. Dan dapat juga dikatakan bahwa sosiologi ini adalah ilmu yang mempelajari tentang apa saja yang terjadi pada masyarakat urban, makna dari masyarakat urban disini adalah makluk social yang saling membutuhkan manusia lain di dalam kehidupannya atau sekelompok masyarakat yang saling membutuhkan, bukan Cuma itu sosiologi juga mempelajari tentang kehidupan sosial masyarakat yang ada di pedesaan.
Nah disini Merrison menyebutkan ada tiga teori sosial diwilayah kerja, yaitu
teori yang pertama yaitu teori ini lebih kepada menjelaskan tentang kehidupan masyarakat dulu dengan masyarakat yang sekarang, dan bagaimana sejarah perkrmbangan kehidupan mereka
teori yang kedua adalah teori ini berhubungan dengan cara pandang masyarakat dan sejarah
teori yang ketiga yaitu teori ini lebih kepada penjelasan nilai nilai yang terkandung selama kehidupan manusia mulai dari yang terdahulu hingga saat ini.
Munculnya ketiga teori ini adalah bertujuan untuk meneliti atau mencari tau apa saja yang sudah terjadi serta perubahan apa yang terjadi dalam masyarakat dulu hingga masyarakat sekarang.
Dibab ini juga ada membahas mengenai teori tentang istilah “masyarakat baru” , dan yang dapat saya simpulkan dari istilah “masyarakat baru” ini adalah dimana suatu keadaan masyarakat yang ingin hidup sebebas bebasnya, tanpa mau diatur oleh siapa pun baik itu oleh sistem kerajaan maupun agama, dikondisi seperti ini masyarakat sibuk dengan urusan masing masing yang dimana mereka berlomba lomba untuk mencari uang atau materi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dan pasar juga mereka jadikan sebagai ladang untuk mencari atau saling berbagi materi. Lalu orang orang yang memiliki kekuasaan atau jabatan memiliki status yang berbeda dengan masyarakat lainnya.
Walaupun kajian tentang ilmu sosiologi sangat luas pembahasannya tentang kehidupan yang terjadi pada manusia tapi sampai sekarang sangat sulit untuk ditemui adanya pembahasan tentang konsep sosiologi yang berkenaan dengan Aceh, karena pembahasan atau kajian lebih banyak ditimbulkan atau dikaji dalam perspektif sejarah atau antropologi. Dan juga sulitnya menemukan penjelasan mengenai filsafat aceh dikarenakan tampilan aceh ini lebih banyak masuk kedalam pola pikir yang bersifat eropa atau amerika. Ditambah lagi dengan di aceh sendiri pun hampir tidak ada fakultas fakultas atau pun jurusan yang secara khusus mempelajari atau mengkaji tentang sosiologi atau pun antropologi. Jadi bagaimana kita akan menemukan atau bisa mempelajari tentang sosiologi di aceh sementara di Aceh sendiri sangat sulit bahkan tidak ada pendidikan pendidikan yang secara khusus mendalami sosiologi aceh. Bahkan yang lebih banyak di pahami atau di tonjolkan di aceh ini adalah ilmu tentang sosiologi barat. Dan sampai saat ini ilmu tentang pembinaan teori teori di eropa belum bisa disaingi oleh aceh.