I Love Museum: museum as collective identity (Billingual)#2
I Love Museum: Museum sebagai ingatan kolektif
Good morning steemian, hopefully new year brings new spirit to us. Last week I traveled to Medan, northern Sumatra. On the occasion I was fortunate to stop at two museums, namely the North Sumatra state museum and 3D museum at Wing Hotel, Kualanamu. Hopefully my short review can be an attraction for you to visit there.
Selamat pagi steemian, semoga tahun baru membawa semangat baru untuk kita. Minggu lalu saya melakukan perjalanan ke Medan, Sumatera utara. Dalam kesempatan tersebut saya beruntung dapat singgah di dua museum, yakni museum negeri Sumatera Utara dan musium 3D di Wing Hotel, Kualanamu. Semoga ulasan singkat saya dapat menjadi daya tarik untuk anda berkunjung kesana.
On this occasion, I want to share the collection pictures at North Sumatra State Museum. The museum is located on jln. H.M. Jhoni No.51 Medan. The museum was inaugurated on April 19, 1982 by the Minister of Education and Culture, Dr. Daoed Yoesoef. The museum building consists of two-storey parent building that serves for permanent showrooms, temporary exhibitions, audio-visual space, and other supporting spaces. Collections of state museums are mostly cultural heritage from prehistoric times, Hindu-Buddhist, Moslem, Movements and struggles and Post-Proclamation.
Pada kesempatan kali ini, saya ingin membagi gambar-gambar koleksi di Museum Negeri Sumatera Utara. Museum ini terletak di jln. H.M. Jhoni No.51 Medan. Museum ini diresmikan pada tanggal 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Daoed Yoesoef. Bangunan museum terdiri dari bangunan induk dua lantai yang berfungsi untuk ruang pamer tetap, pameran temporer, ruang audio-visual, serta ruang penunjang lainnya.Koleksi Museum negeri sebagian besar berupa peninggalan sejarah budaya dari masa prasejarah, masa pengaruh Hindu-Budha, Islam, Masa Pergerakan dan perjuangan serta Pasca Proklamasi.
The architecture of the main building depicts the traditional house of North Sumatra. The roof of the main building is decorated with various ornaments of ethnic Malay, nias, Batak Toba, Siamlungun, Pakpak, Karo, Mandailing and other tribes in North Sumatra. Entering the main door, visitors will be greeted with customs clothing poster tribes in North Sumatra.
Arsitektur bangunan utama menggambarkan rumah adat sumatera utara. Atap bangunan utama dihiasi berbagai ornamen dari etnis melayu, nias, Batak Toba, Siamlungun, Pakpak, Karo, Mandailing dan suku-suku lain di Sumatera Utara. Memasuki pintu utama, pengunjung akan disambut dengan poster pakaian adat suku-suku di Sumatera Utara.
The first showroom contains a collection of historical relics in the time of history. These collections include prehistoric pottery fragments, hunting tools, replicas of ancient masnus fossils, beads, replicas of Sumatran tigers, ancient elephants, ancient human diorama and kitchen garbage shells called kjokkenmoddinger.
Ruang pamer pertama berisi koleksi peninggalan sejarah pada masa Pra sejarah. Koleksi tersebut antara lain fragmen gerabah prasejarah, alat perburuan, replika fosil masnusi purba, manik-manik, replika harimau sumatera, gajah purba, diorama manusia purba dan kerang sampah dapur yang disebut kjokkenmoddinger.
Shift to the right side of the room, we will enter the showroom collection of Ancient culture of North Sumatra. This space displays a collection of old megalithic period until the period of perundagian. These collections include sarcophagus or coffin, religious objects such as statues of reinforcements, custom rods that serve as shamanic sticks, ivory medicinal huts, fertilizer storage from ashes called sahan, wooden tables, tomb tables until Batak manuscripts. Very interesting is the coffin of South Nias made of wood with an animal-shaped head known as Lasara. The lid of the chest is decorated in size in the form of a man in a sleeping position with both hands parallel.
Bergeser ke sisi ruang sebelah kanan, kita akan masuk ke ruang pamer koleksi kebudayaan Kuno Sumatera Utara. Ruang ini menampilkan koleksi masa megalitik tua hingga masa perundagian. Koleksi tersebut antara lain sarkofagus atau peti mati, benda religi berupa patung tolak bala, tongkat adat yang berfungsi sebagai tongkat perdukunan, tempat obat dari gading, tempat penyimpanan pupuk dari abu jenazah yang disebut sahan, meja kayu, meja kubur hingga naskah kuno Batak. Sangat menarik adalah peti mati dari Nias Selatan yang terbuat dari kayu dengan bagian kepala berbentuk binatang yang dikenal dengan Lasara. Tutup peti dihiasi ukuran dalam bentuk seorang laki-laki dalam posisi tidur dengan kedua tangan sejajar.
Other collections I will share in the next article. Hopefully this article useful
Koleksi lain akan saya bagi pada tulisan berikutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Terima kasih telah berbagi @muftee
Terimakasih kembali @amf6. Maaf baru respon karena ada kesibukan lain
Nice History @muftee
I Like it ..
I'm sorry to late respon your massage. Thanks @foarsyad