REVIEW OLD ACTION FILM: RENTJONG ATJEH(BILINGUAL)

in #indonesia7 years ago


At the end of Dutch colonialism, many Chinese figures took part in the development of modern theater and cinema in Indonesia. One of them is The Teng Chun. He is the owner of the production house Java Industrial Film who became the director of this movie Rentjong Aceh. 

Pada masa akhir kolonialisme Belanda, tokoh-tokoh Cina banyak mengambil peran dalam perkembangan teater modern dan perfilman di Indonesia. Salah satunya adalah The Teng Chun. Ia adalah pemilik rumah produksi Java Industrial Film yang menjadi sutradara Film Rentjong Aceh ini.  

Photos The Teng Chun (http://historia.id/budaya/bunga-mawar-dari-the-teng-chun

The film is written by Ferry Kock, one of Dardanella's modern theater activists. A mobile show group founded in Sidoarjo, East Java in 1926. 

Film ini di tulis oleh Ferry Kock, salah satu penggiat teater modern Dardanella. Sebuah Grup sandiwara keliling yang didirikan di Sidoarjo Jawa Timur tahun 1926.  

Dardanella performances group (wikipedia)  

In addition to writing stories, Ferry Kock also plays a role in the film along with Dewi Mada, Bissoe, Mohamad Muchtar and Hadidjah.Rentjong Atjeh began airing in 1940. It tells the story of a set of Lanuns who launched their action on the Strait of Malacca. Once, the Lanun group robbed a ship, killing the crew and its passengers. 3 children survived, 1 girl named Maryam (played by Dewi Mada) and 2 siblings (Daud and Risna - played by Mohamad Muchtar and Hadidjah). Maryam was arrested and forced to live with the captain of the Pirate (Bissoe). While Rusna and Daud escape to the forest.

Selain menulis cerita, Ferry Kock juga berperan dalam film tersebut bersama dengan Dewi Mada, Bissoe, Mohamad Muchtar dan Hadidjah. Rentjong Atjeh mulai ditayangkan pada tahun 1940. Bercerita tentang sekumpulan Lanun yang melancarkan aksinya di selat Malaka. Suatu ketika, kelompok Lanun ini merampok sebuah kapal, membunuh awak kapal dan para penumpangnya. 3 orang anak selamat, 1 orang anak perempuan bernama Maryam (diperankan oleh Dewi Mada) dan 2 anak kakak beradik (Daud dan Risna-diperankan oleh Mohamad Muchtar dan Hadidjah). Maryam ditangkap dan dipaksa tinggal bersama kapten Perompak (Bissoe). Sedangkan Rusna dan Daud melarikan diri ke hutan. 

15 years later, Rusna met Ali (played by Kock ferry) a soldier who fell in love with him. As for David, he met and fell in love with Maryam who worked as a dancer for the pirate captain. 

15 tahun kemudian, Rusna berjumpa dengan Ali (diperankan ferry Kock) seorang tentara yang jatuh cinta padanya. Sedangkan Daud, ia berjumpa dan jatuh cinta dengan Maryam yang bekerja sebagai penari bagi kapten perompak.      

Dewi Mada and Mohamad Muchtar in the Movie poster (https://indonesiancinematheque.blogspot.co.id/2011/02/rentjong-atjeh-1940.html)

The action scene begins when Ali and Daud agree to attack the pirate ship and kill the crew. Ali managed to kill the pirate captain by using Rentjong Atjeh. Uniquely, The Teng Chung does not allow the taking of scenes in the middle of the sea, so the scene that displays the pirates are on the coast of Batavia bay. The film is also mentioned a lot inspired by Hollywood movies. Suppose the Ali scene biting rencong which is said to resemble a Tarzan movie scene.

Adegan aksi dimulai pada saat Ali dan Daud bersepakat menyerang kapal perompak dan membunuh awaknya. Ali berhasil membunuh kapten perompak dengan menggunakan Rentjong Atjeh. Uniknya, The Teng Chung tidak mengizinkan pengambilan adegan ditengah laut, sehingga adegan yang menampilkan para perompak tersebut direkan dipesisir teluk Batavia. Film ini juga disebut-sebut banyak diilhami oleh film-film Hollywood. Misalkan adegan Ali menggigit rencong yang dikatakan menyerupai adegan film Tarzan. 

Ali scene bite rencong (https://indonesiancinematheque.blogspot.co.id/2011/02/rentjong-atjeh-1940.html

Terimakasih Saya Ucapkan kepada Komunitas Steemit Indonesia Khusus nya kepada Curator @aiqabrago dan @levycore, yang telah mensupport saya untuk dapat menyalurkan hobi saya kepada teman-teman Steemian di indonesia. 

Follow @muftee for next post


TERIMA KASIH TELAH MEMBACA TULISAN SAYA HINGGA AKHIR

Follow@muftee 

ORIGINAL WRITING BY ME@muftee

TERIMA KASIH UNTUK KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA
 

KEEP STEEM ON ME@muftee  

SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA

Sort:  

Ini emang ahlinya.
saya sebagai orang Aceh baru tau sekarang, ini obat mujarab melawan lupa. terimakasih banyak Bu @muftee atas infonya,

Saya masih harus banyak belajar pak @dodiaceh, terimaksh atas dukungannya

Mengingatkan sejarah itu penting

Konon agar awet muda, eh maksudnya utk melawan lupa bang @bahtiarlangsa, mohon selalu bimbingannya

baguss kk ❤️, follback ya kk 😍👍

Terima kasih apreasiasinya, pasti @auliarosa

Saya baru tahu tentang film ini.. klasik dan epic ya kak...

Salam kenal

Luar biasa artikel @muftee saya suke itu..dengan sejarah pesan bung karno jasmerah