Variety of Ornamental Aceh Coastal- Ragam Hias Aceh Pesisir (bilingual)#1
Decorative Variety is one form of applied art in the branch of art that has a decorative function but also has cultural meanings that are philosophical and sacred. The development of decorative art in various regions in Indonesia has its own characteristics. This is influenced by the cultural space and historical journey of an area. The decoration of Aceh Pesisir is one of the local genius which attributes its adaptive character to the strong Islamic influence.
Ragam Hias merupakan salah satu bentuk seni terapan dalam cabang seni rupa yang memiliki fungsi dekoratif namun juga memiliki makna-makna budaya yang bersifat filsafati dan sakral. Perkembangan seni ragam hias di berbagai daerah di Indonesia memiliki karakteristiknya masing-masing. Hal ini dipengaruhi oleh ruang budaya dan perjalanan sejarah suatu daerah. Ragam hias Aceh Pesisir merupakan salah satu local genius yang menujukan sifat adaptifnya terhadap pengaruh Islam yang kuat.
The mention of the decorative variety of Aceh Coast is done to distinguish the variety of ornamental Aceh scattered in the interior area. This area is especially inhabited by Acehnese people with characteristics as a cultivator community. The area in question extends along Barisan ridge and is usually called Gayo land. In this region, many decorative shapes use geometric base shapes with a choice of black and other soil colors
Penyebutan ragam hias Aceh Pesisir dilakukan untuk membedakan ragam hias Aceh yang tersebar di daerah Pedalaman. Daerah ini khususnya dihuni oleh masyarakat Aceh dengan karakteristik sebagai masyarakat peladang. Daerah yang dimaksud membentang disepanjang punggung bukit Barisan dan biasa disebut dengan tanah Gayo. Pada wilayah ini, bentuk ragam hias banyak memakai bentuk dasar geometri dengan pilihan warna hitam dan warna tanah lainnya.
Aceh's friendship with foreign nations did not have a big impact on Aceh's ornamental art. It is excluded from the stronger influence of Islam. The influence of Islam is called Arabesk or ornamental art with strong arabic influence. This Arab influence can also be used as one of the proof of theoretical entry of Islam in the land of rencong originating from Arabian Islam or commonly called the Theory of Mecca.
Pergaulan Aceh dengan bangsa-bangsa asing ternyata tidak berpengaruh besar pada seni ornamentik Aceh. Hal tersebut terkecuali pada pengaruh Islam yang lebih kuat. Pengaruh Islam disebut dengan sistem Arabesk atau seni hias dengan pengaruh arab yang kuat. Pengaruh Arab ini dapat pula dijadikan salah satu bukti penguat teori masuknya Islam di tanah rencong yang berasal dari islam Arab atau biasa disebut dengan Teori Mekkah.
The Coastal Community of Aceh is more prominent in the use of Arabesk flow with the stylization of Acehnese floras and natural motifs. In addition, these decorations rarely have any special significance except as a form of natural representation. but free from myths that are used magically. This is understandable because, the coast of Aceh is a region with a strong Islamic influence. The influence of arabesk also appears in the use of calligraphy as a decorative variety to beautify various media such as home architecture, mosque and appear on the art of craft.
Masyarakat Pesisir Aceh lebih mencolok dalam penggunaan aliran Arabesk dengan stilisasi flora-flora khas Aceh dan motif alam. Selain itu, ragam hias tersebut jarang sekali memiliki makna khusus kecuali sebagai bentuk representasi alam. namun bebas dari mitos-mitos yang dimaknakan secara magis. Hal ini dapat dipahami sebab, pesisir Aceh merupakan wilayah dengan pengaruh Islam yang kuat. Pengaruh arabesk juga muncul dalam pemanfaatn kaligrafi sebagai ragam hias untuk mempercantik berbagai media seperti arsitektur rumah, masjid serta muncul pada seni kriya.
Wealth of ornamental diversity that appear is not always breathe Islam because of the role of the original ornamental art traditions that are still preserved. Among Aceh's famous traditional decorative motifs are the motives of animal stilts, plants and geometry motifs.
Kekayaan ragam hias yang tampil memang tidak selalu bernafaskan Islam karena peranan tradisi seni hias asli yang masih terpelihara. Di antara motif-motif hias tradisional Aceh yang terkenal ialah motif stilasi binatang, tumbuh-tumbuhan dan motif ilmu ukur.
Currently the stylization of animal motif is very rare. The motif is generally the motif of birds, butterflies, shrimp and fish. Including the type of plant motif is the motif bungong jeumpa (flower cempaka), bungong meulue motif (flower), pucuk rebung (shoot bamboo) and others.
Saat ini stilisasi motif binatang sudah sangat jarang ditemukan. Motif tersebut umumnya adalah motif burung, kupu-kupu, udang dan ikan. Termasuk jenis motif tumbuh-tumbuhan ialah motif bungong jeumpa (bunga cempaka), motif bungong meulue (bunga melur), motif pucuk rebung dan lain-lain sebagainya.
The Aceh Coastal Decorations are striking with the bright colors as one of the hallmarks of a dynamic and open society.
Ragam Hias Pesisir Aceh mencolok dengan pilihan warna terang sebagai salah satu ciri khas masyarakat dinamis dan terbuka.
Luar biasa buk @muftee Tulisannya
Terima kasih @anwarunsam, mari sama-sama belajar
Sukses terus dan Salam kenal :)
Sukses juga untukmu @computergeek. Salam kenal kembali
Thanks For Sharing @muftee
Thanks @annisarisyambudi.best regards