Sungguh, andaikan tanpa Susi Pujiastuti, Menteri Kelautan yang dianggap sedeng itu, percayalah bahwa akan sangat sedikit orang Aceh yang akan mampu membeli mie Aceh campur kepiting hamil (bertelur). Kenapa? Karena harga kepiting tersebut nyaris jutaan dalam satu kilogram di luar negeri, tapi jangan tanyakan negeri yang mana. Intinya dieskpor ke luar.

Menteri perempuan yang oleh banyak orang disangka beragam kristen, memang luar biasa. ia dikenal sangat dermawan, bahkan ketika berkunjung ke Pesantren Gontor—almarhum putranya pernah mondok di sana— ia menyumbang ikan sebanyak lima ton. Luar biasa, entah apakah santri dan pengurus pesantren akan mampu menghabiskan. Hahaha.

Siang ini, Sabtu (4/8/2018) saya dan Bang Munawar Liza Zainal memesan mie kepiting bertelur di sebuah warung kmie Aceh yang sangat sederhana di pinggiran kota, dekat laut, tepatnya di antara tambak dan pepohonan bakau muda. Saya tidak tahu berapa harga satu porsi, karena Teungku Munawar tidak memberi tahu.

Kepiting di warung tersebut adalah jenis kepiting bakau, degan citarasa lemak yang luar biasa. Telurnya padat dan cenderung kering. Butuh sedikit tekanan sendok dan garpu untuk mengeluarkannya dari cangkang. Padat dan lemak, uh, saya sampai kewalahan menghabiskannya.

Siang ini memang istimewa, tanpa direncanakan jauh hari, hanya karena candaan di WhatsApp saja, makan besar mie kepiting telur pun maujud. Munawar Liza sengaja menjemput saya ke kantor, dan kemudian kami hangout di tepi tambak sembari menyeruput air kelapa muda.

Kepiting yang sedang mengandung tersebut memang memiliki citarsa berbeda dengan kepiting biasa. Rasa telurnya itu lho, maknyus banget. Maka tidak heran bila harganya memang jauh lebih tinggi ketimbang kepiting biasa.

Kepada para kepiting benita, sudah sepatutnya saya minta maaf, karena ribuan ca;on jabang bayi kepiting telag berpindah ke dalam perut saya melalui mulut yang terus mendesis kala menyiduk mie ke dalam mulut.