Bicaralah Dengan Menempatkan Kata-Kata

in #indonesia7 years ago (edited)

Berbicara asal bicara memang tidak sulit. Setiap orang yang mempunyai mulut, lidah dan suara, atau selama tidak bisu pasti dapat melakukannya. Tetapi, berbicara dengan maksud agar menjaga perasaan orang lain, ini menghendaki sopan-santun tersendiri.

image
Sumber foto

Tidak semua yang terasa di hati dapat kita bicarakan, juga tidak sembarangan waktu kita dapat berbicara. Di Minangkabau, orang yang selalu membicarakan apa yang terasa di hatinya disebut: "tidak berpasak" atau "lurus tabung". Pribadinya menjadi kurang berharga, dan jatuh merosot sebab segala rahasia dan 'broeh-broeh putoeh' terbuka dihadapan umum.

Maka Ahnaf bin Qais berkata: "tanda orang budiman ada tiga; Pertama, tidak semua yang terlihat dipikirkan. Kedua, tidak semua yang terpikir dibicarakan. Ketiga, apa yang dibicarakan ialah hal yang dirasa akan bermanfaat buat umum"

Ada orang yang dihormati selama ia masih berdiam diri dan tenang-tenang saja. Tetapi, setelah ia angkat bicara maka iapun tidak lagi dihormati bahkan menimbulkan kebencian orang lain. sebab ia bicara asal bicara, tidak memilih dan memilah kata. Mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang pantas dan mana yang tidak pantas.

image
Sumber foto

Belakangan ini banyak kita saksikan orang-orang yang mulai meremehkan "kata" dengan mengucapkan sesuatu yang bukan pada tempatnya. Padahal ia tau persis bahwa secara kearifan, tatanan, sosial dan budaya, bahwa kalimat yang diucapkannya merupakan bahasa terburuk yang keluar pada mulut seseorang yang sedang sangat marah.

Kata-kata yang konotasinya sudah jelas buruk, kita pakai untuk berjenaka dalam semua percakapan. "Kata" yang sama tetap kita selipkan, dengan tujuan ingin menunjukkan kekhasan diri maupun menonjolkan karakter. Kita acapkali meremehkan penempatan "kata", dengan cara mendobrak nilai-nilai normatif yang sudah berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Padahal berubah tempat, berubah pula nilai, penempatan sebuah "kata" akan mempengaruhi nilai. Maka, jika "kata" tak lagi membutuhkan penempatan, sungguh kita tidak mampu lagi membedekan mana yang disebut mati, wafat, tewas dan sebagainya.

Pengaruh Dan Skaralitas Kata-Kata
Agar sah menjadi seorang muslim, seseorang wajib mengucapkan dua kalimah syahadat, yaitu dengan kata-kata, begitu juga pada saat ijab kabul dalam pernikahan, bacaan dalam sholat dan sebagainya, yang kesemuanya itu selama ia tak bisu, maka tidak sah jika tidak diucapkan dengan "kata". Masih mau meremehkan kata-kata?

Pedoman umum yang paling tepat dalam hal ini ialah sabda Rasulullah: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia mengucapkan perkataan yang baik, kalau tidak (ada yang baik untuk dikatakan) hendaklah ia berdiam diri" (HR Bukhari dan Muslim)

Sabda Rasulullah itu lebih bernilai dari ucapan ahli hikmat: bicara itu perak, diam itu emas. Sebab, tidak semua bicara dapat bernilai perak malahan ada yang tidak sampai bernilai tembaga. Ada diam yang melambangkan kecerdasaan, namun ada ada pula diam yang menunjukkan kebodohan.


Lain halnya dalam perjuangan menegakkan sebuah cita-cita mulia, tidak bisa seorang memilih rasa idialisme dengan berdiam diri. sebab, sebuah cita-cita bagaimanapun suci dan bagusnya, tidak akan dipahami orang jika tidak dibicarakan. Dan, kalau tidak dipahami orang, berarti kita akan tetap sendirian, meskipun kita selalu dianjurkan agar percaya kepada kemampuan diri sendiri.

Bicaralah, namun kondisi dan waktu perlu dipertimbangkan.

image
Sumber foto

Bicara kondisi, Prof. Muhammad Yamin memang dikenal sebagai pembicara ulung. Pidatonya seperti arus, mula-mula tenang seperti tasik dilingkungi gunung, kemudian mengalun seperti danau ditiup bayu, lalu bergelombang seperti laut dihantam badai. Namun ada satu kelemahannya; makin hebat pidatonya, makin gemercik dan muncrat air liurnya. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang lebih suka menikmati pidato Yamin dari...jauh.

Soal waktu, sebenarnya setengah jam atau paling lama satu jam sudah cukup mengutarakan segala yang perlu. Jika orang pandai memilih kata yang diucapkan dan bukan membeberkan Hikayat 1001 Malam, dalam waktu satu jam beberapa soal sudah dapat dirampungkan. Lihatlah pertemuan para diplomat yang biasanya cuma berlangsung setengah atau satu jam. Tidak ada pertemuan diplomat yang memakan waktu sampai setengah hari.

image
Sumber foto

Fidel Castro, Perdana Menteri Kuba, cukup dikenal sebagai seorang yang ahli dalam berpidato. Akan tetapi, pidatonya cuma menarik selama ia mengucapkannya dalam tempo yang tidak terlalu lama. Pernah suatu ketika ia sedang berpidato selama 4 jam dihadapan buruh pelabuhan Havana pada tahun 1968, hanya sekitar 40 orang yang tidak meninggalkan tempat dari sekitar 4000 buruh yang semula hadir. Dan 40 orang itu memang tidak dapat meninggalkan tempat karena telah... tertidur

Dari sini dapat kita simpulkan, sehebat atau sefasih apapun seseorang dalam berkata-kata, jika tidak menempatkan "kata" pada porsinya, meremehkan norma-norma dan mengabaikan nilai timbal balik, serta acuh pada respon pendengar, maka efek yang timbul justru seseorang akan kehilangan rasa simpatik dari orang lain.


Tetesan air saja mampu melubangi batu, bagaimana mungkin guyuran nasehat tak mampu melunakkan hatiku yang beku.

Teruslah menasehatiku...!!!


Created by: @munawar87/Munawar Iskandar
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat
Anggota KSI Chapter Pidie

KSI Pidie.jpg


Sungguh indah, kita dipertemukan dan dipersatukan dalam komunitas yang saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.

DQmQ8KXVkx7PjTmS2b8JwEModkPr8hC3o7Qg2z8uimMGmae.gif


Salam Kompak Komunitas Steemit Indonesia

IMG-20180320-WA0006.jpg

Semoga Tali Silaturrahmi Ini Terajut Menjadi Sebuah Ikatan Persaudaraan Yang Saling Memberdayakan

Sort:  

Inti adab dalam berbicara ya

Terima kasih postingannya juga bang

betuk sekali bang, kita kalau berbicara jangan sembarangan, mantap sekali post malam ini bg

Semoga kita terus membenahi diri menjadi orang yang beriman dengan menjaga lisan karena mulutmu adalah harimaumu, berpikir sebelum berbicara dan berbica hanya ketika kita mampu membaca kondisi dan menjaga perasaan orang yang menjadi lawan bicara, salam !

Cukup sahih. Tak terbantahkan bang @danisagai

Lidahmu harimaumu, kata orang bijak

Mungkin dlm situasi begini pepatah itu berlaku :
diam itu emas atau mulut mu harimau mu

Seperti begitu aduen @catatanitanda

jadi harus belajar bicara seperlunya, dan hanya yang perlu dibicarakan. :)

Ya bang @syamar, lebih tepatnya seperti itu.

Selaras aduen @munawar87
Guru ngaji saya pernah menasehati saya;
Pertama jangan bicara bila kamu tidak memahami apa yang kamu bicarakan
Kedua, jangan mengomentari orang lain bila kamu bukan ahli dibidangnya
Karena setiap perkataan itu ada maqam-nya

Akhirnya sampailah pada sebuah kesimpulan.

Kapalo teuh, sungguh terlalu

mmmm ....terasaaa..pedas2 hangat meresap..!!!
mantaaap..
memang bicara kdg bs jdi nasehat,
karna minta maaf itu baik,tp alangkah lbh baik lgi
memaafkn itu anjuran dlm agama..
mf..skli lgi ini coment rehabilitas jiwa untuk post
yg bemanfaat ini..maaf adalah kata finish yg terbaik,
tp,untk kata memaafkan finishnya gmn???

salam ukhwah sllu dr @fauzan11 smga sllu berkah
dalam ukhwah islamiah

wallaahu'alam??????