Jangan karena Harta & Keluarga, Kamu Lupa Allah. Nabi Daud Berdoa

in #indonesia6 years ago

image
Source


TERKADANG, sebagian dari kita dalam hidup ini untuk menguasai dan menikmati harta sudah mencapai tingkat kecanduan. Memang harta ini bagaikan sirup pakai es batu, semakin diteguk semakin haus jadinya.

Seandainya kita berjalan kaki, pasti kita menginginkan hanya sebuah sepeda saja. Ketika kita memiliki sebuah sepeda, maka kita menginginkan sebuah sepeda motor bekas biasa saja. Setelah ada yang bekas karena tidak kencang lari, maka mengingkan sepeda motor baru.

Setelah ada sepeda motor baru, maka nafsu manusia menginginkan sebuah mobil murah dan biasa saja agar kulit tidak dibakar sinar matahari waktu terik dan basah waktu hujan turun. Setelah ada mobil murah, maka nafsu mengajak kita untuk memiliki mobil mewah dan keluaran terbaru. Bahkan mengimpikan memiliki jet pribadi, begitulah seterusnya.

Tak hanya mobil saja, sisi lain tak kalah menarik seperti menginginkan rumah, penghasilan, jabatan, dan pasangan baru yang cantik/ganteng. Waktu sebelum menikah, melihat pasangan itu begitu istimewa tiada bandingnya. Setelah menikah, wanita/pria lain itu rasanya lebih cantik/ganteng dari pasangan yang sah. Inilah nafsu.

Buktinya, simak hadist Rasulullah!
“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya selain tanah (mati). Allah tentu akan menerima taubat bagi siapa saja yang ingin bertaubat.” (Hadits Riwayat Bukhari)

Maka Allah mengingatkan hambanya jangan dilalaikan dengan harta apalagi menumpuk dan menghitung-hitungnya. Harta ini (bagi yang percaya 6 rukun iman) harta ini tidak akan dibawa mati, melainkan kita infaqkan sebagiannya.

Ketika ajal telah tiba, disebutkan oleh Rasulullah banyak manusia memohon kepada Allah untuk meminta penundaan kematian hanya sebentar saja (lima menitpun jadi) untuk menginfaqkan semua hartanya. Namun sayang, ajal itu ditempati sesuai janji, tidak ditunda dan tidak juga dipercepat (al-A'raaf Ayat 34).

Maka Allah berfirman dalam Alqur-an Surah al-Munafiqun Ayat 9 tentang harta agar kita lebih berhati-hati dalam mengolahnya. Jangan sampai juga, harta itu menjadi majikan bagi kita.

“Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”

Selain harta, anak dan istri terkadang menjadikan lupa untuk mengingat Allah. Kita disibukkan dengan berwisata, berbelanja, dan sebagainya setiap akhir pekan. Bagi laki-laki tidak tegas maka akan menuruti semua permintaan istri dan anak.

Dalam hadits Rasulullah menceritakan 8 doa nabi Daud 'alaihissalam
“Ya, Allah, aku memohon kepada-Mu empat hal dan aku berlindung kepada-Mu dari empat hal.”

Empat hal pertama: Lisan yang selalu berdzikir (menyebut nama Allah), hati yang selalu bersyukur atas pemberian Allah, tubuh yang selalu bersabar atas segala bala dan cobaan, dan istri yang senantiasa menolongku dalam urusan dunia dan akhirat.

Empat hal kedua: Anak yang menguasaiku, istri yang membuat rambutku beruban sebelum waktunya (istri pengatur suami), harta yang menjadi petaka bagiku, dan jiran yang jika melihat kebaikanku ia menutupinya dan jika melihat aibku ia sebarluaskan.

Wallahu a’lam bishshawab