Berhentinya sang waktu

in #indonesia7 years ago (edited)

Waktu seolah berhenti saat kutatap suguhan sanak suadara ketika mereka menyodorkan seonggok tembakau,cengkeh dan kertas dalam piring. Kilasan masa lalu ketika aku masih anak anak dan menghabiskan waktu dengan mereka, masih tertera dengan jelas.

Semua tingkah polah mereka seperti film lama yang sedang kutonton saat ini. Menghisap tembakau yang sama, cengkeh untuk bumbu tembakau dengan merk yang sama, dan kertas lintingan yang sama juga, tidak berubah.

tembakau.jpeg

Wajah-wajah meraka masih dapat aku kenali meski sudah sekian puluh tahun tidak berjumpa. Wajah mereka tidak banyak berubah. Sepertinya, alam yang masih murni, udara yang begitu segar, persaudaran yang begitu kental seolah membekukan sang waktu. Membuat mereka tidak berubah.

Aku harus menyapa mereka dan memperkenalkan diriku supaya mereka bisa mengenaliku lagi. Mereka bercerita masa kecilku, almarhum ayahku dan banyak kejadian masa lalu yang aku sendiri baru tahu.

Aku yang lama hidup di kota-kota besar seolah menjalani waktu lebih cepat dari mereka. Aku menjadi lebih cepat tua dari mereka.

Aliran sang waktu mereka hadapi dengan tenang tidak berebut saling mengejar meski deras kehidupan mereka.
Seperti aliran sungai meski dihadang bebatuan dan pasir tetap bisa mengalir lewat sela sela bebatuan, bahkan batu dan pasir menjadi berkah untuk mereka, ketamakan memperebutkan berkah belum terasa, semua masih pada porsinya masing masing.

LRM_EXPORT_20180109_222910.jpg

Semoga zaman berkompromi menjaga harmoni ini. Amin.

hdr_1469460274138.jpg

Matur suwun,

@narasika.mantra

Sort:  

Foto pertama, itu adlh sesuguhan utk orang2 tua didesaku. Foto kedua, mengingatkanku sungai yang ada di piket nol. Foto ketiga, itu adlh sesandingan/sesajen yang biasa dibuat untuk upacara metik/petik/panen padi didesaku juga. Amin..semoga jaman mash berkompromi menjaga keharmonisan.

Yup....benar tembakau linting bukan hanya orang tua didesaku umum di nikmati semua kalangan muda dan tua ,foto dua di sungai Besuk Sat ,yah memang mirip dengan piket nol memang karakter sungai disana, sesajen atau sesandingan memang untuk upacara dan hajatan hajatan tidak terbatas pada panen padi,seperti pernikahan ,khitanan ,selamatan dan bentuknya bermacam macam mempunyai makna dan simbol simbol tersendiri..

Betul..kalo seduguhan utk hajatan spt sunatan, dikahan dll..namanya Peras ditempatku