Setahun Menjadi Pelukis, Begini Rasanya..

Setahun lalu, tepatnya bulan september 2016 adalah kali pertama saya mengenal kanvas dan cat minyak. Untuk pertama kalinya saya mulai menjadi seorang pelukis.

Sebelumnya, nama saya termasuk dari lima orang yang akan tampil dalam gelar karya PAKRIKARU ke 2 di museum Aceh.
Bang Razuardi Essex (Perupa yang juga Sekda Aceh tamiang, Juga ketua alumni fakultas Teknik Unsyiah) mengumumkannya di facebook profil empat perupa. Sebuah kehormatan yang mengagetkan.
Bang Essex, bang Yenk, dan beberapa pegiat seni lainnya, termasuk kurator dari galeri nasional dilibatkan dalam gelaran karya rupa ini.

Sejatinya saya seorang otodidak tulen. Sejak kecil suka mengamati lukisan orang, tanya kiri tanya kanan, terus berimajinasi tentang warna dan teknik melukis.

Karya pertama adalah lukisan potret pemimpin gerakan Aceh Merdeka Tengku Hasan Tiro.
Saya menghabiskan waktu dua bulan lebih untuk hasilkan lukisan perdana ini, karena, ini serius, saya adalah pemula. Belum percaya diri dan masih galau. :-D

Saya juga harus beradaptasi menggunakan cat minyak untuk pertama kalinya dan mencampurkan 5 warna dasar agar menjadi warna kulit menyerupai aslinya.

Lukisan kedua adalah potret Tengku Abdullah Syafii, Panglima perang GAM.

Lukisan kedua ini saya kerjakan selama 7 jam. Tapi saya belum tau, apakah durasi waktu itu normal atau tidak. Yang jelas, selama proses berkarya dan karya belum memuaskan, saya tidak minat makan siang.

Alhamdulillah, itu langkah awal disaat usia sudah tidak tergolong muda lagi. Imajinasi bagi seorang seniman tidak mudah pudar. Imajinasi tentang warna sudah ada sejak saya kelas 5 sekolah dasar dulu. Sejak 30 tahun lalu.

Warna-warninya seperti teka-teki yang indah.

Sekarang saya baru menyadari, seniman itu sebuah karunia yang indah. Berada diantara mereka yang imajinatif dan kreatif, juga impresive adalah menyenangkan. Saya menikmatinya.

Kini saya adalah seorang seniman.
Saya juga seorang stemian.
Prepare PAKRIKARU ke-3

Follow saya @nourman