Telaga Biru untuk Penikmat Sepi yang Ingin Menepi
Apa kabar Steemians...
Memasuki hari ke 5 bulan Syawal ini posisi Steemians masih di kampung halaman seperti saya atau sudah bergerak kembali ke Ibu kota atau di kota tempat menjalani rutinitas kerja sehari-haru?Hmm atau adakah yang tidak menjalani pulang mudik ke kampung halaman?
Well, di manapun semoga kita semua dalam kondisi sehat ya.
Saya mau berbagi cerita tentang salah satu kegiatan yang saya suka saat menjalani pulang mudik di kampung halaman nih.
Selain senang bisa berkumpul dengan sanak kerabat terutama dengan Ibu saya. Momen mudik ini biasanya saya manfaatkan untuk sekedar napak tilas ke tempat yang pernah saya kunjungi di masa lalu terutama wisata alam.
FYI, kampung saya secara administrasi masuk ke wilayah Kabupaten Cirebon. Cirebon dikenal sebagai wilayah atau kawasan pantai utara di Jawa Barat. Sebagian wilayah Kota Cirebon memang lebih dekat ke kawasan pantai. Cirebon sendiri, terbagi menjadi wilayah Kota dan Kabupaten. Hanya saja untuk wilayah yang berbatasan dengan kabupaten Kuningan atau Majalengka biasanya bukan lagi kawasan pantai namun wilayah dataran tinggi atau pegunungan.
Nah kampung saya ini kebetulan letaknya cukup strategis karena berbatasan dengan dua kabupaten lain sekaligus. Hanya berjarak satu desa sudah masuk ke wilayah Kabupaten Majalengka dan satu desa lainnya berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan.
Wilayah sekitar ini merupakan wilayah kaki Gunung Ciremai. Gunung tertinggi di Jawa Barat.
Di sekitar Kabupaten Kuningan dan Majalengka inilah kita bisa menemukan banyak lokasi wisata alam.
Saat saya kecil dulu bahkan banyak belum terekspos media sosial sehingga belum menjadi tujuan wisata lokal. Belakangan sejak media sosial makin mendekatkan jarak, banyak lokasi yang sebelumnya tidak tersentuh menjadi ramai dibincangkan netizen dan kemudian ramai dikunjungi orang.
Nah salah satunya yang ingin saya bagikan kali ini adalah Telaga Biru, sebagian menyebutnya telaga tosca atau telaga nila. Letaknya di Kecataman Sindangwangi Kabupaten Majalengka. Meskipun beda kabupaten letaknya tidak jauh dari kampung saya. Hanya memakan waktu 20 menitan saja untuk sampai ke sana.
Di daerah Sindangwangi ini banyak wisata alam. Berbagai telaga atau danau kecil, curug, hutan pinus, atau sekedar kali atau sungai dengan air yang bening.
Dari sekian banyak ada salah satu telaga yang tidak terlalu besar dengan air yang bening yang warna airnya seperti berubah-ubah setiap waktu. Saat air tengah pasang/penuh telaga tampak biru kehijauan atau tosca namun di saat air sedang agak surut warnanya bisa tampak hijau gradasi.
Tidak seperti banyak telaga lain di sekitar ini yang sudah ramai dan lama mejadi tujuan wisata, Telaga Biru ini terhitung masih sepi pengunjung dan belum lama menjadi tujuan wisata. Hari biasa bahkan tak ada biaya untuk bisa menikmati telaga ini. Hanya saja saat musim lebaran dan jumlah pengunjung meningkat, warga sekitar kemudian memungut bayaran untuk bisa memasuki kawasan ini di luar biaya parkir.
Kemarin saya dan suami yang menggunakan motor dikenai 10.000 rupiah saat melewati jalur masuk ke arah telaga. Sesampai di lokasi kita juga harus membayar biaya parkir motor.
Hmm saya sih tidak recommended untuk membawa kendaraan roda empat ke sini. Selain jalannya sempit (mungkin hanya muat 1 mobil saja), jalanan juga menanjak dan menurun. Ngeri ah kalau banyak kendaraan yang melewati tempat ini dan harus berpapasan.
Letaknya memang di belakang pemukimam warga sehingga sedari awal tidak disiapkan sarana infrastruktur yang memadai ke tempat ini. Jalan yang dilalui merupakan jalan lokal milik warga.
Saat saya ke sana dua hari lalu, air danau tengah kurang penuh. Warna dominannya bukan biru namun hijau. Meskipun anak saya justru bilang “Ibu, danaunya gradasi ya bu...” iya jika kita lihat sekilas nampak gradasi warna permukaan telaga ini.
Di salah satu sisi telaga di sediakan bangku-bangku dari bambu seadanya. Ada beberapa pedagang makanan juga di sana. Tidak jauh dari telaga justru di buka kolam renang umum. Jadi yang ingin berenang di dinginnya air telaga namun tidak berani karena memang telaga tidak diperuntukkan untuk berenang bisa berenang di sebelahnya.
Hmm mungkin tidak ada yang terlalu istimewa dari danau ini saat kami kunjungi kemarin. Namun di suasana terik siang itu duduk di atas bangku bambu di bawah naungan pohon durian yang belum meninggi sambil menikmati telaga nan bening dengan ikan-ikan aneka warna dan ukuran yang tampak asyik berlalu lalang rasanya membuat tempat ini menjadi pilihan yang tidak buruk untuk berteduh.
Hmm sayangnya saya tidak membawa buku untuk dibaca. Akan terasa istimewa justru saat menikmati suasana telaga dengan sepoi anginnya sambil menghabiskan lembar demi lembar buku favorit.
Namun menikmatinya sambil makan rujak mangga, bakwan goreng, teh manis hangat atau dingin, bahkan gado-gado yang dijajakan warung-warung sederhana sekitar danau bisa jadi pelipur suasana terik siang itu. Penyuka kopi juga bisa memesan kopi panas untuk menemani lamunan di tepi telaga.
Beberapa pengunjung tak tahan untuk tidak mencoba dingin dan beningnya telaga dan mereka berenang sambil bercanda di tengah danau.
Dek Paksi, anak saya dan ayahnya juga turun dan bercengkrama dengan ikan-ikan yang tampak hilir mudik di antara bebatuan dan tanaman air.
Not bad lah yaa, untuk mereka yang ingin menikmati sepi sambil melenakan mata dengan sejuk dan hijaunya air telaga, yang jika kita datang di waktu yang tepat warnanya justru biru kehijauan. Hmm para penikmat sepi yang mungkin ingin menepi bakal menemukan “tempat”nya di sini. Tapi jangan datang musim liburan yaa. Karena liburan tiba akan ada banyak yang berkunjung juga dan tak cukup sepi untuk menepi.
Telaga Biru, Sindangwangi 18 Juni 2018
Ophi Ziadah @ophiziadah
Duh jadi pengen rujak jadinya haha
Hahaha enak mba panas2 rujakan
Pemandangan yang indah, nyaman untuk istirahat 😊
Iya mas... buat leyeh2 mah enak
Ya buat nyantai ya
baru tau ada telaga di Majalengka
waaah kalau kemah sastra disini kayaknya cocok nih
Waah banyak telaga di daerah sini mbaa
Wuah, masih asri banget pemandangannya mbak 🤩
iya memang blom lama jadi obyek wisata, smoga ttp asri meskid ah banyak yg berkunjung