Cara Berpikir orang Aceh

in #indonesia6 years ago

Kembali lagi saya Akan mereview bagian Keenam tentang cara berpikir orang Aceh karya pak Kba,,
Kajian ini Akan melihat bagaiamana falsafah cara berpikir orang Aceh, seperti Yang dilakukan oleh beberapa serjana sebelumnya terhadap etnik lain Indonesia. Adapun data Yang diambil dari studi ini adalah hasil beberapa bacaan dalam pengalaman dalam kehidupan bermasyarakat Aceh, kemudian dicoba dikaitkan dengan kajian gnosiologi Dan fenomenologi sosial. Pada bagian akhir akan diberikan beberapa temuan awal mengenai cara berpikir masyarakat. Karena bab ini bukan mengenai studi bahasa atau sastra, maka tidak disentuh aspek aspek bahasa Aceh dari sudut tersebut.

Cara berpikir orang Aceh sangat dipengaruhi oleh faktor tingkat spiritual Dan pemahaman mereka terhadap konsep alam (kosmologi) namun tentu saja, cara berpikir Sudah berubah seiring dengan perubahan budaya Dan sosial dalam kehidupan masyarakat Aceh, perubahan perubahan ini Yang akan menjdi titik tekan serta melihat aspek aspek metafisik dari cara berpikir orang Aceh.

Bab ini merupakan suatu usaha untuk melihat bagaimana orang berpikir orang Aceh. Sejauh ini kajian pemikiran di Aceh memang telah banyak dilakukan, khususnya oleh para serjana Yang menekuni aspek aspek kehidupan masyarakat Aceh. Disini produk pemikiran Yang paling otentik adalah hadih maja Yang merupakan nasihat para ketua Aceh. Konsep hadih maja memang diakui sebagai sebua produk pemikiran orang Aceh, dimana sesuai dijekaskan dengan bahasa bahasa Yang sangat filosofis Dan metafora.
Namun dalam kajian ini, dilihat bagaimana proses berpikir (seumike) Yang terjadi dikalangan orang Aceh. Di Indonesia istilah Yang digunakan adalah kata pikir atau fikir. Karena itu, terdapat beberapa rangkaian kata Yang muncul dari kata fikir seperti ahli fikir, pemikiran, dan pikiran.

Kontruksi berpikir masyarakat Aceh mengikut wilayah Dan status sosial. Artinya, orang Aceh menciptkan wilayah Dan status sosial untuk saling berkonflik atau mencari aliansi sebanyak mungkin. Cara berpikir ini tentu saja bukan hal Yang sangat dominan, karena kalau untuk mempersatukan masyarakat Aceh, sering digunakan ritual keagamaan Dan sosial kebudayaan. Salah satu istilah Yang paling sering digunakan adalah keurija (kerja) biasanya kalau ada Yang berpakaian rapi, mereka menyebutnya jak keurija. Keunikan dalam tradisi keurija di Aceh adalah pola pikir membantu Tampa pamrih. Dengan kata lain, apapun masalah Yang muncul dalam masyarakat, ketika perihal keurija semua harus akur. Disini distribusi tugas sesuai dengan fungsi sosial dalam masyarakat.

Model pikir orang Aceh ini telah hilang Dan tidak begitu memiliki fungsi dalam masyarakat Aceh. Hana roh Yang dipahami sebagai spirit Dan relasi manusia Dan alam, tidak mampu dimaknai oleh generasi Semarang, khususnya mereka Yang ingin mengedapankan aspek rasionalitas dalam memahami alam.

Dalam masyarakat Aceh, relasi sosial sangat ditentukan dengan status sosial seseorang. Relasi ini kemudian menciptakan kerangka berpikir untuk melihat diri orang lain dari perspektif perkauman. Dalam hal ini, persoalan keluarga dan agama menjadi hal pending bagi masyarakat dalam mengukur tingkat status orang dalam masyarakat.

Jadi konsep Yang terakhir dari konsep berpikir orang Aceh adalah timang atau selaras. Konsep ini dapat dikatakan menjadi kompas dalam kehiduapan masyarakat Aceh. Jika Sudah timang maka dia akan menjadi tegak lurus sering dikatakan dengan istilah sulu. Artinya, timang itu biasanya dilihat dari aspek kosmos Yang terpancar dari cara berpikir masyarakat mengenai alam, jiwa, Dan ketuhanan. Jika semua Sudah selaras, dapat dikatakan kehidupan orang Aceh Sudah lurus atau dikatakan dengan istilah dalam atau Dar al salam. Jadi, studi ini secara telegrafik telah membuka satu wacana berpikir orang Aceh.