Tak Masuk Akal, Pohon ini Ditebang Karena Mirip Pohon Natal

in #indonesia7 years ago

image
img source

Hari ini dari sebuah grup pesan singkat saya menemukan sebuah berita yang... Apa ya? Pokoknya bisa bikin saya garuk-garuk kepala. Saya tak paham apa yang ada di dalam pikiran orang-orang belakangan ini. Semakin gila, semakin tak masuk akal. Sepertinya sejak era sosial media menjadi happening, semakin banyak saja orang-orang yang otaknya miring.

Sejak pemerintahan presiden SBY, sebuah program yang luar biasa dan disambut gembira oleh pegiat lingkungan seperti saya, dicanangkan. Satu milyar pohon disiapkan oleh pemerintah saat itu untuk ditanam bersama secara gotong royong. Mahasiswa, PNS, Perusahaan swasta, hingga TNI-POLRI di gerakkan untuk menjalankan program penanaman tersebut. Tujuannya tak lain dan tak bukan agar lingkungan menjadi sejuk dengan melimpahnya pasokan oksigen dari pohon-pohon tersebut.

Saya ingat betul waktu itu, saya masih menjadi pengurus Mapala Hukum Unsyiah. Saya diberi tanggung jawab sebagai ketua divisi konservasi dan advokasi. Tugas kami adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk kepentingan pelestarian alam. Divisi ini merupakan ruh nya Mapala Hukum. Dua divisi lainnya yaitu gunung hutan dan panjat tebing di Mapala kami hanya sebatas sebagai pelampiasan minta bakat saja.

Salah satu program yang saya ajukan saat awal menjadi kepala divisi konservasi adalah kegiatan penghijauan. Hal itu saya lakukan mengingat banyak anggaran yang akan dihemat sebab melimpahnya bibit tanaman yang secara gratis dibagikan oleh Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai (BP-DAS) Krueng Aceh melalui program penanaman satu milyar pohon tersebut. Setelah melalui beberapa tahap administrasi, sekitar 1000 pucuk tanamanpun tiba di sekretariat Mapala. Mulai tumbuhan keras seperti trembesi, mahoni, serta jati super hingga tanaman mangrove seperti bakau juga cemara pantai.

Dengan melibatkan kawan-kawan mahasiswa lintas organisasi, pohon-pohon itupun kami tanam. Selain di seputaran kampus, kami juga melakukan penanaman di kawasan pesisir kampung Jawa. Kami memilih lokasi kampung Jawa sebab pasca gelombang Tsunami menghantam Aceh pada 2004 silam, banyak pohon yang sudah tumbang dan membuat daerah ini terasa gersang. Usai penanaman, selama sebulan penuh lamanya kami melakukan monitoring setiap sore hari, memastikan pohon yang kami tanam tumbuh dan berkembang dengan baik.

Hingga hari ini, setiap saya kembali ke Darussalam atau sekedar jalan-jalan sore ke pantai di gampoeng Jawa, ada perasaan bahagia melihat pohon-pohon yang dulu kami tanam telah tumbuh besar dan gagah. Menjadi rumah bagi para burung, atau sekedar tempat nongkrong beberapa tupai. Sangat senang sekali mendapati tanah yang dulu gersang, kini menjadi hijau kembali. Saya juga merasa bangga, sebatang pohon yang dulu saya tanami dengan tangan saya sendiri, sekarang bisa bermanfaat sebagai peneduh sebuah gubuk milik masyarakat yang mengelola tambak di sana.

Oleh karena itu, teman-teman steemian mungkin bisa sedikit meraskan apa yang sedang saya rasakan ketika membaca berita ini. Sepuluh pohon berjenis Casuarina equisetifolia ditebang dengan alasan yang sungguh tak masuk akal. Pohon yang tumbuh di depan halaman masjid agung Meulaboh ini dituduh mirip pohon natal dan dianggap merusak pemandangan. what?

Bagi saya, sungguh tak masuk akal pohon cemara laut yang sepintas memang mirip pohon natal itu di tebang. Jika bagi kalian itu adalah alasan yang logis, maka kenapa semua pohon berjenis sama yang tumbuh di pantai lampuuk tak sekalian ditebang saja? Lagipula, hampir diseluruh kawasan pesisir pohon ini tumbuh subur meski tanpa perawatan. Jika memang alasannya karena mirip pohon natal, mungkin ada baiknya disepanjang pantai ditanami pohon kurma saja. Atau supaya lebih islami, saya menyarankan kepada orang-orang yang menebang pohon tersebut agar mengalungkan kain rida' di pohon-pohon cemara. Atau sekalian di pakein baju koko. Bahkan biar lebih afdhol sekalian aja di tempeli label halal. traktiiir!!

Untuk alasan kedua, karena sebab estetika pohon itu kemudian di tebang. Mungkin lebih jelasnya steemian bisa membaca di tautan yang saya sertakan di atas. Capek juga nulis panjang-panjang. Yang jelas, kedua alasan penebangan pohon tersebut sungguh tak masuk akal bagi saya. Memang, bisa saja pohon itu ditebang untuk kemudian ditanami pohon lain yang penampakannya lebih islami, atau perawakannya tak mengganggu pemandangan, tapi coba saja sedikit lebih jeli, ada hal yang lebih penting daripada sekedar tampak islami dan sedap dipandang mata.

Puluhan penjaja buah yang selama ini menggantungkan hidupnya dengan berjualan disana, jelas akan kehilangan lapak berjualan. Selama ini, mereka memanfaatkan keteduhan pohon tersebut untuk menjajakan dagangannya. Memang mereka bisa pindah lapak kemana saja, tapi bagi kalian yang paham pahit manisnya berdagang tentu mengerti bagaimana resikonya pindah lapak jualan. Itu sama saja dengan memulai usaha dari nol kembali. Sayonara para pelanggan, sampai berjumpa-litan!

Nah, apakah membuat saudara seiman kehilangan tempat mengais rezeki adalah tindakan yang islami? Para laskar penebang mungkin akan menjawab ya, tapi saya tidak berfikir demikian. Menebang pohon dengan alasan mirip pohon natal adalah sama konyolnya membunuh orang karena rupanya mirip Yesus atau Santa klaus. Oleh karena itu, mari merenung, apakah bangsa ini sudah sebegitu kacau cara berfikirnya? that geupap*

image

image

Sort:  

mantan anak mapala ya bang wkwk

Aku yang anak mapala dan ga punya mantan anak mapala, vira :p

Hehe.. Lucu ya negeri kita ini Bang.. Karena mirip eh musti dimusnahkan.. Apakah ini fenomena kerinduan pada suasana padang pasir yang gersang? Sehingga yang disebut islami adalah yang gersang bukan yang hijau. Hehe.. Demikiankah logika yang dimainkan?

Hehehe... Mungkin saja bg. Saya heran kepala kita kok pada korslet gini. Benar-benar ga masuk akal pohon cemara ditebang karena alasan mirip pohon natal. Saya jadi membayangkan apa jadinya pantai tanpa cemara.

Omaan di meulaboh pula gampong lon 😨

Omaan, awak meulaboh lagoe moly. Hehehe...
Di pat jih gampoeng?

Sapat ngoen buya moli? 😜

han ek kupikee kee!!!

Tidak naik pikir
No up think

Hahaha... Ampun deh mba!

mang Bembi luar biasa tulisannya. mungkinn pengurus mesjid tidak berfikiran dan tidak mempermasalahkan pohon jenis apa, bisa jadi gk peduli itu pohon rupanya sering dijadikan pohon natal, boleh jadi ada tekanan dari masyarakat agar pohon itu diganti dengan pohon lain. Agar tidak mirip dan menyerupai tetangga sebelah.

Ga masuk akal bg. Ga sanggup pikir aku gimana cara berpikir orang-orang sekarang

Mereka lg main masak2an mungkin bang, mkanya itu dikira pohon2an dan ditebang

kalo begitu otak nya mungkin otak-otakan ya?
heheh

Orang-orang itu kebanyakan makan micin, bersihkan pakai byclean biar cerah dikit. Nggsk punya otak apa otaknya di dengkul?

otaknya hilang di copet, marra...
hehe

Kakaaaaaaa....gron Kali lah dia..

jangan lambat kaka... hajaarrr!!

Congratulations! This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by senja.jingga from the Minnow Support Project. It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews, and netuoso. The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows. Please find us at the Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel. It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.

If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: 50SP, 100SP, 250SP, 500SP, 1000SP, 5000SP.
Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.