'Ibrah

in #indonesia7 years ago

IMG_20180131_100813.jpg

Bukan berarti orang dewasa selalu benar. Orang tua juga tidak selalu benar daripada anak-anaknya. Pimpinan juga tidak harus selalu menang dari bawahannya. Siapapun bisa belajar dari siapa saja; atasan dari bawahan, anak dari orang tua, orang tua dari anak, dan sesiapa yang menganggap dirinya hebat bisa juga belajar dari orang yang dianggapnya awam.

Dari anak-anak, kita para tetua bisa belajar kegigihan mereka dalam merangkak hingga bisa berlari menyonsong masa bayi menuju batita, dari mereka kita bisa belajar bagaimana cara dengan mudahnya berdamai kembali dengan teman main mereka, 5 menit pertama mereka berselisih memperebutkan mainan, 5 menit kemudian mereka kembali akur saling berkejaran di halaman. Indahnya memupuk sifat-sifat yang seyogyanya pasti kita pernah punyai karena kita semua yang sudah tua ini pernah melalui masa itu.

Para atasan itu umpamanya coach (pelatih). Sang pelatih tentunya sebelum memberi teknik tertentu yang akan meningkatkan kinerja anak asuhnya harus mengenal dulu kelemahan anak asuhnya. Tujuannya bukan untuk menjatuhkan, namun mengarahkan secara tepat guna. Dalam proses ini, bukan berarti semua solusi dari atasan benar adanya, bisa jadi perubahan kecil dari bawahan menjadi moment belajar untuk si bos. Prinsip menjadi bos adalah open minded dan pastikan distributed leadership itu jalan. Sesederhana, "kinerja bawahanmu bagus, kamu bahagia. Kinerja bawahanmu merosot, kamu siap, dan tentunya kamu sedia ketika kita kinerja bawahanmu mencapai titik nadir".

Terlihat familiar dengan pernyataan "dengarkanlah apa yang dikatakannya, jangan melihat siapa yang mengatakannya" ialah bukti agar kita saling mengambil ibrah dari perjalan hidup yang lain. Ulul albab senantiasa berpikir, menimbang, sebelum memutuskan sesuatu. Di sinilah perannya berkaca pada pengalaman orang lain, sehingga langkah itu tetap pada koridor yang tepat.

31 January 2017, 11.25