KISAH PERERTEMUAN DENGAN PETANI KOPI SUMATERA UTARA KECAMATAN MEREK KABUPATEN KAROsteemCreated with Sketch.

in #indonesia7 years ago

Halo steemian seluruh Indonesia, sudah lama saya tidak membagikan kisah-kisah yang diambil langsung dari laboratorium masyarakat, yang berkisah tentang kehidupan sosial, dinamika sosial bahkan fenomena-fenomena yang sering menjadi banyak perbincangan dari banyak pihak. Kali ini saya akan membagikan sebuah tulisan mengenai perjalanan saya sebagai seorang peneliti pemula yaitu tepatnya sebagai enumerator. Pada tanggal 27 Oktober 2017 saya ditugaskan menjadi seorang enumerator untuk mengumpulkan data berupa kuesioner yang bertemakan tentang petani kopi. Saya mendapatkan bagian area penelitian di daerah Kecamatan Merek yaitu pertemuan antara Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun. Sekitar 3,5 jam saya menempu daerah Kecamatan Merek apabila kita berangkat dari Medan. Perjalanan saat itu saya mulai pada pukul 13.00 wib sehingga saya sampai disana sekitar pukul 16.30 wib. Hari pertama tentu adalah hari yang sangat melelahkan dimana tentunya tenaga kami telah dihabiskan saat mengendarai sepeda motor. Kebetulan untuk kegiatan pengumpulan data ini kami diberikan tenggang waktu sekitar 3 hari dengan jumlah kuesioner 21 buah per kecamatan. Sebenarnya setiap kecamatan diisi oleh 1 orang saja tetapi karena keterbatasan fisik dan mental saya berinisiatif untuk mengajak rekan saya untuk bergabung sebagai enumerator sampingan.

Pada hari Kamis tepatnya kami tiba di Merek (Pukul 16.30) dengan keterbatasan informasi mengenai lokasi penelitian. Kami mencoba memberanikan diri untuk memulai pencarian data dari masyarakat petani yang lewat. Untungnya kami menemukan rombongan ibu-ibu yang baru pulang dari kebun (ladang), dimana mereka melintasi jalan yang kami berdiri. Sambil menundukkan kepala kami permisi dan bertanya mengenai keberadaan petani sekitar yang memiliki pohon kopi di kebunnya. Rupanya hanya satu ibu saja yang menjawab bahwa dirinya memiliki kebun yang ditanami oleh pohon kopi seperti kriteria kami cari. Sekitar 45 menit kami berbicara di pinggir jalan untuk membahas mengenai pohon kopi tersebut dan memang kopi disana sedikit berbeda dengan pohon kopi yang ada di daerah lainnya. Kegiatan penelitian ini sebenarnya bertujuan untuk meneliti petani kopi yang di ladangnya menanam pohon kopi arabika. Untungnya ibu ini ternyata menanam kopi yang berjenis seperti yang kami cari tersebut. Kira-kira wawancara itu berakhir sekitar pukul 17.30 wib, dan yang menjadi cerita lucunya kami harus menderita karena di Kecamatan Merek memilki temperatur udara sangat dingin beda dengan temperatur Kota Medan. Segera kami mencari penginapan dan meletakkan barang-barang serta istirahat sejenak. Tetapi karena mengingat target penyelesaian kuesioner kami memutuskan pada malam harinya untuk mencari data lagi ke rumah warga sekitar dan dapatlah hanya satu responden yaitu seorang pemuda setempat yang kebetulan petani yang kami cari tersebut. Jadi total yang kami dapat hari pertama yaitu hanya 2 orang responden.

Hari kedua inilah merupakan hari yang sangat fenomenal, karena pada hari itu bebarapa desa di Kecamatan Merek mengadakan Pesta Tahun untuk meminta pada alam supaya meberikan rahmat pada lahan pertanian di desa yang merayakannya. Hari kedua kami masuk ke desa Pancur Batu Kecamatan Merek di situ ternyata desanya mengadakan Pesta Tahun. Saat tiba di desa itu kami juga bingung kenapa desa tersebut terasa sunyi seperti tidak ada kehidupan, kami mencoba memberanikan diri untuk mengetuk pintu rumah warga dan menanyakan perihal data yang kami cari. Tetapi kami diarahkan kepada rumah seorang tokoh masyarakat setempat di desa tersebut. Rumah yang kami sasar selanjutnya terlihat ramai. Kemudian kami pun bingung untuk bertindak sesuatu, Tapi untungnya kami didatangi oleh seseorang yang menanyakan perihal tujuan kami datang ke rumahnya. Setelah mendengarkan penjelasan kami mereka mempersilahkan masuk ke dalam rumah sambil besilahturahmi bersama pemilik rumah.

20171028_093800.jpg
(Foto Pak Minjo Munthe ketika diwawancarai)

Pemilik rumah tersebut ialah tokoh masyarakat setempat bernama Bapak Minjo Munthe, dimana beliau merupakan salah satu orang penting di desa itu. Pertama-tama kami menayakan mengenai identitas dirinya dan keadaan kebunnya, namun dalam proses tersebut kami mendapat sanggahan dari anaknya perihal tujuan nyata dari kedatangan kami itu. Pak Minjo tentunya senang kami datang kesana karena beliau beranggapan bahwa kedatangan kami adalah anugerah dari Tuhan bertepatan dengan pesta tahun yang sedang diselengarakan.

Dalam proses penelitian di rumah Pak Minjo kami diceritakan tentang banyak hal mengenai kopi yang ada di daerah itu. Beliau sangat kesal terhadap hama yang sangat ganas menimpa daerah tersebut yaitu hama “cit-cit” atau disebut hama lalat buah pada kopi. Awalnya beliau menanam kopi tidak menemukan sama sekali hama tersebut tetapi semenjak masuknya pupuk kompos kedaerah tersebut menyebabkan hama “cit-cit” menjadi berkembang di daerah tersebut. Penyebabnya yaitu bibit lalat buah tersebut berkembang dalam pupuk tersebut karena tidak ada proses untuk menstrerilkan bibit penyakit di pupuk yang beredar di daerah tersebut. Bapak Minjo tentunya sangat kecewa dengan hal tersebut, belum lagi tenaga penyuluh sangat jarang memberikan bantuan teknis tentang pertanian, kemudian yaitu tidak adanya pembasmi “cit-cit” yang ampuh untuk mengusir hama tersebut. Akibatnya beliau hanya membiarkan tanaman kopi tersebut tanpa perawatan khusus sembari membasmi hama kopi tersebut sehingga beliau mencari jalan lain untuk mencari uang yaitu dengan menanam tanaman muda di sekitar tanaman kopi yaitu sering disebut sebagai tanaman tumpang sari, seperti tanaman cabai, kentang, kol maupun tomat. Keuntungan dari cara beliau berproduksi ternyata berdampak juga dengan produksi kopi yang dibiarkan tersebut. Yaitu ketika tanaman tumpang sari tersebut dirawat sedemikan rupa ternyata berdampak juga dengan tanaman kopi yang tumpang sari dengan tanaman lainnya.Pada akhir cerita, Bapak Minjo ternyata berharap dengan kedatangan kami dapat memberikan anugerah yang besar bagi pertanian di Kecamtan Merek.

Salam Diskusi.