Membangun Komunitas ProfesionalsteemCreated with Sketch.

in #indonesia7 years ago (edited)

content-marketing-dream-team.jpg-600x258.jpg
Halo stemian semuanya, saya berharap semuanya dalam keadaan sehat selalu. Membangun sebuah komunitas yang profesional sangatlah sulit untuk dibangun jika struktur masyarakatnya cenderung konservatif. Di zaman yang modern ini segala sesuatu dituntut selalu baik dan berkualitas.Untuk menciptakan hal tersebut perlu yang disebut dengan sumber daya manusia yang profesional.Untuk membangun sumber daya manusia tentunya harus melalui sebuah institusi pendidikan. Namun walaupun begitu Indonesia yang sudah diterbitkan kebijakan wajib sekolah 12 tahun pada beberapa tahun terakhir tetap saja sumber daya manusianya belum menyentuh situasi yang baik.
Apa sebenarnya yang menjadi penyebab sumber daya manusia di Indonesia belum banyak yang profesional. Tetapi seperti yang kita ketahui bahwa banyak dari mereka yang sudah menyelesaikan sekolah menangah atas dan juga sudah dibekali oleh kurikulum yang diisi nilai-nilai profesionalitas, seperti efisiensi dan efektifitas dan selalu mengejar sebuah prestasi dalam segala hal. Namun yang kita temukan yaitu hanyalah sebagian kecil yang menginternalisasikan nilai tersebut dalam dirinya.Kenyataanya yaitu sangat jelas terlihat bahwa kehidupan masyarakat sekarang cenderung mengejar sebuah gengsi yang akan menjadi sebuah prestise semu dalam lingkungan sosialnya.Karena demi mengejar gengsi tersebut mereka akan menggunakan segala cara untuk memperolehnya dengan cara yang tidak baik. Ciri seseorang yang profesional bisa ditemukan pada seseorang yang selalu bekerja keras untuk menegerjakan sesuatu bukan orang yang selalu mencari celah untuk bersantai saat kerja. Dengan dunia yang menuntut profesionalitas dari setiap individu yang menjadi tenaga kerja maka akan menyebabkan orang-orang yang tidak profesional akan tersingkir dan tereliminasi dari lingkungan kerja yang kompetitif.
Orang yang tidak profesional tersebut selalu saja mencari jalan untuk mempertahankan dirinya dalam dunia lingkungan kerja dengan memamfaatkan ikatan darah, keluarga maupun suku. Denan adanya fenomena ini menyebabkan lingkungan kerja tidak lagi kondusif sehingga akan terjadi ketidakseimbangan dalam lingkungan kerja. Sebuah posisi dalam lingkungan kerja akan diisi oleh orang yang tidak profesional sehingga merusak kegiatan operasional sebuah lingkungan kerja.
Ikatan-ikatan tersebut sering disebut sebagai patrimonialisme atau sering dikenal sebagai jiwa seseorang yang selalu mengutamakan orang lain dengan dasar ikatan-ikatan keturunan,agama,suku ataupun agama. Apabila fenomena ini terlalu lama dalam perusahaan maka akan terjadi collapse.Kecenderungan pekerja yang patrimonialismenya tinggi akan menciptakan tenaga kerja yang bergantung pada patron yang membawanya ke lingkungan kerja. Kemudian fenomena ini sudah mengizinkan orang-orang dari ikatan yang sama serta tidak memilki kompetnesi yang bagus, masuk menjadi tenaga kerja sedangkan orang yang memilki kemampuan prima tidak mendapatkan tempat di lingkungan kerja. Cara yang tepat untuk memangkas ini yaitu dengan membuat kebijakan penerimaan tenaga kerja dengan proses seleksi yang ketat dan memilki syarat dan ketentuan yang jelas supaya menghambat primodialisme negatif menjalar dalam kegiatan yang membutuhkan profesionalitas.
Maka dari itu kita harus membentuk sebuah komunitas profesional melalui institusi keluarga kita masing-masing. Keluarga sebagai agen sosialisasi pertama harus bertanggung jawab menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan menjunjung tinggi profesionalitas.Untuk menciptakan sumber daya manusia yang profesional dari institusi keluarga, cara yang tepat yaitu harus pola hubungan keluarga yang demokratis sehingga kelaurga bisa saling bekerja sama. Keluarga juga harus menanamkan nilai-nilai mandiri supaya tidak bergantung kepada orang lain dan pada akhirnya berujung dengan pemamfaatan ikatan-ikatan keturunan darah ataupun yang lain dan mengarah kepada pribadi yang tidak profesional.