Menerjang ilalang

in #indonesia7 years ago (edited)

Mentari tersipu malu pagi ini
Bersembunyi dibalik awan tirani Merah yang bergelora merona saga
Angin semilir pun menghembus perlahan
Menerpa batang pepohonan hingga dedaunan terhempas melayang hilir kesana kemari
Helai demi helai bergelimpangan menyisir tanah.

Sesekali pula hinggap diatas rumput yang menyambut lembut walau dirinya menjadi kusut, aku hanya menatap pesona angin dari kejauhan, berdiri bersahaja hanya memandang dalam lamunan, pandangan yang samar terlihat dari mata ini.

image

Aku adalah Lara derita panjang pinggiran kota, setiap hari bekerja menyambung hidup sebagai seorang pemulung sampah jalanan, kadang pula membantu ibu-ibu mengangkat barang dipasar dengan bayaran upah seadanya.

Aku tinggal di rumah kontrakan petak pinggiran jembatan yg dikelilingi tempat pembuangan sampah perkotaan, aku hanya hidup sendiri, dan terus mengurus diri menyulam hari demi hari, berdoa disetiap sujud, memohon pinta pada yang maha kuasa, berharap bahagia menjemput kekosongan didalam jiwa.

Dalam lamunan Aku terkejut, tersendat bola mata saat melihat ke arah bawah pinggir jembatan, aku melihat seorang anak yang merangkak dengan perlahan, seperti lelah mengguyur keras kehidupan, dari bibir yang pecah itu terlihat gerakan nada tanpa suara seperti meminta pertolongan.

Aku bergerak kencang menuju kearahnya, aku terkejut saat melihatnya, bukan karena aku pernah mengenalinya, tapi karena aku melihat sesuatu yang beda dari dirinya, aku melihat seperti seberkas noda merah pada tubuhnya, mungkinkah ini darah ? “Aku bertanya dalam hati” lalu anak itu pun mengangkat tangan kanannya sembari meminta pertolongan dan tiba-tiba saja hal yang tidak diinginkan terjadi, dia tak sadarkan diri setelah itu.

Aku meraba nadinya, dia masih hidup, wajahnya terlihat pucat tergeletak memeluk tanah, aku bingung harus berbuat apa, berfikir untuk meminta pertolongan, hingga lelah memanggil orang-orang yang melewati jalanan di atas jembatan, namun tak satu pun yang mendengarkan, mungkin terlalu kecil aku memanggil, hingga mereka yang lewat tidak menyadari keberadaanku ini.

Hanya ilalang yang terus bergoyang bersama desiran angin yang menanti turunnya hujan. Kali ini aku benar-benar bingung, kereta sorongan sampah yang biasanya kugunakan untuk mengutip sampah pun akhirnya menjadi tumpuan, membawanya menuju ke atas tepat ditepi jalan pinggir jembatan, aku terus berfikir sambil membawa tubuh pingsan anak ini dengan menggunakan kereta sorong dari papan yang telah kuberi alas kardus.

image

Ada apa dengan dia, kenapa bisa terjadi, bagaimana bisa?? Tiba ditepi jalan aku melihat sebuah mobil keluarga yg berjalan kencang menuju jembatan, aku mencoba melambaikan tangan sambil memanggil kencang meminta pertolongan, namun tak dihiraukan, atau mungkin dia tidak melihat karena lajunya terlalu kencang.

Entahlah…aku benar-benar diambang kebingungan melihat tubuh seorang anak yang terbujur kaku pucat pasi terlihat dari wajahnya yang terlalu lelah menahan rintihan kesakitan.

Tidak lama berselang seorang wanita paruh baya terlihat dari kejauhan berjalan santai dengan lamunan, dia menaiki skuter menuju kearah depan, aku terus berteriak “Tolong tolong” akhirnya seperdelapan perasaan lega pun terjawab, dia berhenti tepat dihadapan ku.

“Bu tolong bu, dia berdarah” lalu wanita itupun bergegas menopang kereta menendang tungkai besi yang berada di arah kaki kirinya, terus melangkah melihat kearah yang kutunjukkan (gerobak sampahku), betapa terkejutnya dia sembari telapak tangan kanan menutup mulut mengenai dagu dan jempol menyentuh hidung, “sejak kapan dia tidak sadarkan diri, tolong ambikan tas ituu” dengan nada suara tergesa-gesa dia menunjuk kearah skuternya. . .“yang ini bu ??” tanya ku “iya, tolong cepat nak..”“ini bu tasnya”“tolong bukakan” menujuk kearah resleting tas, wanita itu mengambil sebuah alat yang berada didalam tasnya, terlihat seperti earphone berbentuk besar, yang bernama tetoskop, dan mengambil senter kecil, wanita itu menyibak kelopak mata sambil menerawang kearah mata tersebut, digerakannya perlahan kekanan dan kekiri.

lalu, “dia harus segera dibawa kerumah sakit", kata si ibu itu, "kamu tolong saya untuk menggendongnya ya” lalu aku bergegas segera mengangkatnya dari skuter papan milikku menaiki skuter cantik milik wanita yg entah siapa namanya… “tapi, kereta dorong saya bu ?” tanyaku mengkhawatirkan gerobak sorongku yang tergeletak dipinggir jalan..“sudah tidak apa-apa, nanti kita fikirkan tentang hal itu, sekarang kita harus bergegas membawanya kerumah sakit” dalam perjalanan wanita itu bertanya padaku “kamu tau apa yg terjadi padanya??”“aku tidak tau bu”“lalu bagaimana bisa dia bersamamu?”.

“Sebenarnya pagi itu aku sedang berdiri didepan rumah, lalu tiba-tiba melihatnya dari kejauhan dia sedang merangkak seperti menahan kesakitan, lalu aku membawanya hingga akhirnya bertemu denganmu bu”, sambil bercerita panjang lebar lalu kami pun tiba dirumah sakit, “baiklah nanti kita bicara lagi ya nak, saya harus bergegas, kamu tunggu disini saja ya, terimakasih sebelumnya”“iyaa, tolong dia bu” berharap didalam hati meminta pada sang ilahi semoga dia baik-baik saja.

image

Aku menunggu didepan ruangan instalasi gawat darurat , menanti kabarnya sembari menahan lapar, aku baru ingat ternyata aku belum makan pagi ini, huff, kenapa hari tidak pernah bersahabat padaku, sambil menunggu dan menahan lapar aku terus berharap agar anak itu baik-baik saja, dan aku juga berharap ada sepotong roti yang mengisi perut ini.

image

Satu jam kemudian, wanita itu keluar dengan raut wajah yang tidak bisa diterka, kabar apa yang akan terdengar tentang anak itu ditelinga ku ini, aku berharap dia baik-baik saja, dan terlihat pula sepotong roti basah ditangan kanannya itu.

“Mungkin doa dari penantian sudah terijabah”, gumamku dalam hati, aku seorang pemalu untuk hal meminta, aku tidak berani, tanpa harus menjulurkan tangan aku berharap dia memberikannya padaku, namun kenyataannya membalikkan pemikiran, itu bukan kue, hanya sebungkus kain perban yg dibalut bulat seperti bakpao. “ Ummm, putus asa selalu ada dalam diriku” berkata dalam hati, perutku terus berbunyi hingga kering bibir ini.

Wanita itupun tiba dihadapanku, “nak, mint”“buu, bagaimana dia” aku memotong pembicaraannya, wanita itu hanya tersenyum, terlihat seperti senyuman yang dipaksakan..“nak minta tolong ke apotik sebentar belikan obat yaaa”“tapiiiiii”“tenang, insya Allah dia baik-baik saja, ” sambil mengeluarkan 2 lembar uang kertas berwarna merah bergambar pahlawan soekarno dan bung hatta.

“Kamu tau kan apotiknya dimana ?”aku menggelengkan kepala, “tepat dibelakang ruangan ini” sambil menunjuk kearah kiri…“iyaa, terimakasih bu”“saya yang harus berterimakasih padamu nak” sambil menepuk bahu beralas baju yang compang camping ini, “tolong cepat ya nak, nanti setelah itu bawakan kesini lagi,” lanjutnya kembali, aku berjalan dengan menahan lapar, sambil mencoba membaca tulisan coret-coret yang berada pada selembar kertas resep tersebut.

Aku tidak bisa membacanya, tulisannya sungguh jelek, lalu tiba diapotik aku segera memberikan resep obat yang diberikan oleh wanita itu, petugas apotik pun mengambilnya dan mengecek harga total dari obat tersebut, “semua 93 ribu nak,” "ini pak,” membayar lewat kolom setengah bulat dari jendela kaca, “sebentar yaa, saya siapkan dulu,” sambil memberi sebuah botol air mineral dan sepotong kue basah…“saya tidak punya uang pak untuk membayarnya” “tidak, ini sebagai kata terimakasih dari kami untuk menunggu dengan sabar”“tapiiiii” aku teringat perkataan wanita itu tolong cepat ya nak…“sudah, tunggu saja disitu yaa” menunjuk kearah kursi panjang dari besi berwarna putih ..“iya pak, terimakasih pak, tolong cepat ya pak” sambil tersenyum lega…aku berkata dalam hati akhirnya penat menahan lapar pun sedikit terobati dengan sebotol air dan sepotong kue basah ini, terimakasih ya Allah kau telah memberikan rezeki kepada ku melalui bapak yg baik hati ini.

Sambil duduk menunggu sembari memandang layar monitor cctv ruangan ini aku bertanya dalam hati, ada apa dengan anak itu, hal apa yang telah terjadi padanya?,,, beberapa kata “mungkin” terus saja terfikir dibenakku, lalu pertanyaan lain pun terbesit menerawang pemikiran, kenapa wanita yang menaiki skuter itu justru berterima kasih kepadaku? rasa penasaran dan rasa keingin tahuan ku pun mulai bergelunjat bersama bayangan keheranan…

image

Hanya lima menit lebih kurang menunggu tiba-tiba saja petugas jaga piket diapotik memanggil sebuah nama dengan berulang-ulang kali. “dika,” panggilnya terdengar lama ditelingaku, aku baru sadar kalau aku tidak tau nama anak itu, hingga berjalan kearah depan mendekati arah suara tersebut.

Petugas apotik pun melihat ke arah ku,"Nak bukankah nama yg kupanggil tadi itu resep milikmu ?," tanyanya. "Ummmm, saya tidak tau namanya pak" baiklah , Berapa harga obat yang kamu bayar tadi nak, tolong perlihatkan ceknya ya?," "Ini pak, totalnya 93ribu ""ummm, berarti Benar, ini memang milik mu nak""wahh Terimakasih banyak pak""Hmmm, sama-sama nak,"

Sambil tersenyum dan menundukkan kepala dengan pelan, syukurlah, aku hampir saja melakukan kesalahan, sambil berjalan kencang membawa obat keruangan instalasi gawat darutar, aku berkata kecil berbicara dengan diri sendiri, "Ternyata nama anak itu “dika” kenapa tidak kulihat saja tadi pada lembar resep tersebut, Aahh kenapa aku begitu tidak fokus hari ini "

Tiba di depan ruangan aku melihat sekeliling , mencari ibu yang menyuruh ku membeli obat, namun ia tidak ada disini. Ketika sedang melirik kesana kemari lalu salah satu wanita 4 tahun lebih tua dari ku yang sedang duduk diruang tunggu depan ruangan tersebut menyebut sebuah nama sambil melihat ke arahku, Dika,,Dika,,,Dika,,,dia memanggilnya 3 kali hingga aku menyadarinya…“iya mbak”? aku menoleh kearahnya" maaf, Itu obatnya pasien bernama Dika bukan?"Iya, saya sedang mencari ibu yang menolongnya, tadi beliau meminta tolong untuk membelikan obat diapotik ""ouhh,

Tadi ibu berpesan untuk menunggu seorang anak yg sedang membeli obat""mbak ini siapa yaa?“ risma, kakaknya dari anak yang kamu tolong tadi pagi”“beneran gak bohong kan ?” dia hanya tertawa kecil sambil menggenggam hampir seluruh tangan, dan hanya kelingking saja yang meruncing menunjuk kearah atap langit-langit teras ruangan, dia mencoba meyakinkan ku..."Baiklah, ini kak"“terimakasih,

Oh iya ibu berpesan agar kamu jangan kemana-kemana dulu, ada yang mau ibu bicarakan” sambil berjalan menuju pintu masuk ruangan, “tapiii, saya harus pulang dan bekerja” dengan mimik wajah muram sedang memikirkan gerobaknya yang tergelatak dipinggir jalan dekat jembatan, hari ini kamu libur saja, pokoknya jangan kemana mana yaa,” aku hanya berdiam, tidak berkata iya dan tidak juga berkata tidak.

30 menit lebih sudah aku menunggu, terbesit di fikiran ku, jika hanya duduk disini sepanjang hari tidak akan membantu, hanya membuang buang waktu saja, biasanya jam segini aku sudah berada dipasar membantu ibu-ibu yang berbelanja untuk mengangkat barang-barang belanjaannya, aku bingung harus bagaimana, aku hanya ingin beranjak dari sini, berfikir untuk berjalan kaki namun jaraknya lumayan jauh, ingin kembali menggunakan angkutan umum pun betapa malang nian aku tidak membawa uang sepeser pun.

Bersambung...


Nah bagaimana kisah Lara dan anak yang ia selamatkan selanjutnya, nantikan dipostingan saya berikutnya.


Thanks For Visit My Blog
I Hope You Like It
@subkiusman
Sort:  

Super sekali, ini patut diberi penghargaan sebagai penulis terbaik. Inilah sebenarnya yang harus mendapatkan banyak votingan daripada dewan saksi superpower. Cerita begitu rinci dan tulisannya pun tertata rapi, mantap. Saya tunggu episode selanjutnya "Menerjang Ilalang", saya berharap ada sub judul untuk selanjutnya.

Terimakasih banyak @foways atas supportnya, insyaAllah akan saya lanjutkan bg.
Saya juga melihat banyak hal unik dan skill luar biasa pada postingan-postingan bg @foways, support dan upvote kembali dari saya, salam..

Semoga menjadi yg terbaik dang menginspirasi banyak orang!!! 😁

saya sependapat dengan anda @foways

Congratulations @subkiusman! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

Award for the number of upvotes received

Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here

If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

By upvoting this notification, you can help all Steemit users. Learn how here!

Ternyata cerita bersambung,
Go Ahead...

Akan dilanjutkan lagi, tapi butuh waktu lama :)

Bagus sekali..patut diberikan reward yang lebih....saya salut kepada anda @subkiusman...ayo jangan kita kalah dsngan mereka...bravo

Terimakasih Pak @slempase atas supportnya.
Salut juga untuk karya-karya hebat steemian indonesia yang semakin hari semakin lebih bagus.
Saya lebih sependapat jika kita jadikan keberagaman sebagai aset bangsa, sepertinya ini akan terlihat lebih tepat dibalik momentum hari ini yaitu hari dimana kita sedang memperingati dirgahayu kemerdekaan republik indonesia :)

Hahaha ini tulisan terbaik yang pernah saya baca di steemit.inc, penggunaan kata kata nya sangat indah dan berkelas, bravo @subkiusman, ternyata anda penulis pemula yang sangat super ...awak bayu pu tanyong 😂

Ahaa jangan sampai seminggu saya gak berani ngopi dengan sahabat-sahabat karna dinaikkan terlalu tinggi, bisa-bisa strok nanti saya bg karna pujiannya 😂
Terimakasih bg @harferri telah menyempatkan diri membaca dan mensupport saya :)

Nyan payah neu hayak le droneuh cerpen saboh bg @harferri. Lon preh karya droneuh.

Tepat sekali pak @novale
Saya sangat setuju dan berharap demikian :)

iya, akan segera saya sampaikan 😂

Mantap bg 👍
Kami tunggu actionnya, support 101%

Keren postingan ceritanya.....

Alhamdulillah, terima kasih @khairulazami

the posting you nice I loved it

Thanks for support @walil

Sungguh luar biasa, jangan lupa di dokumentasikan... Anda novelis masa depan @subkiusman. Luar biasa, belum ada di steemit dengan karya yang menggigit seperti ini. Dua blah jaroe u ateuh ulee keu droneuh

Dada ini terasa sesak membaca komentar pagi ini.
But i am very grateful mendapatkan support luarbiasa dari Novelis selevel @novale
Terima kasih @novale
Terima kasih juga un@novale dan beberapa @alanmirza @husaini @novale dan beberapa sahabat lain yang selalu menyempatkan diri ngopi bersama sambari membagikan beberapa tips menulis dengan baik.
Saya harap ini akan terus berlanjut meski terhadang oleh berbagai rintangan.

Haha... Bek neukheun novelis gure @subkiusman. Rubah bak lon doeng enteuk.

Hana pu2 Pak @novale bah terbiasa untuk menghilangkan rasa grogi :)

cerita yang sangat menarik.. @subkiusman . Anda telah berhasil menggambrakan begitu detail tulisan tersebut.. saya hanyut dibuat tulisan anda , jujur tidak sabaran menunggu kelanjutan cerita anak diselamatkan lara tersebut..

GOOD POST


SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA

Terima kasih banyak bg @noval atas supportnya, insya Allah akan saya sambung lagi, jujur sejauh ini saya mengalami sedikit kesulitan menyambungnya karna saya bukan penulis yang terdidik, melainkan hanya orang yang tengah belajar menulis :)
Mudah-mudahan cepat selasai..

Salam Komunitas Steemit Indonesia