Miss the traditional cultured child in indonesia

in #indonesia7 years ago

  Source Reference  

[ENG]

Hi steemian friends !!!

Here I told her about her longing for a small, cultured child.

Traditional culture is something that is definitely owned by every country in the world. Each country must have many cultures with different cultures. Talking about culture is actually broader, not just about customs, dress styles, language, etc., but the culture also includes the lifestyle and thoughts of each person. cultured we can see a reflection of the identity and characteristics of a nation, tribe, or people. So no one if Culture is a very precious treasure. Therefore it is very important to preserve and preserve the culture so that the characteristics are not lost.

With the development of the age of rapidly growing and modern all this makes the pattern of piker also changed. As if this is the cause of the erosion of traditional culture. Changes are also the activities experienced by children, but we can not resist this change. We do not have to stem this. The world is different, the world has changed. Looks like it's a suitable phrase for now.

Usually we hear that duhulu childhood is a time where your work just play. The period in which we gather with other children to play together until the afternoon. And there is a time when you will be scolded by your mother for playing without knowing the time. But this is only a phrase for people who have felt it not for children born in modern times.

Nowadays to see the cool kids with technology is commonly seen. Even this is also a necessity for children now. Without them know playing with the traditional. As if they were blinded by technology. Sometimes seeing children like this arises sadness. They should still be in play, hanging out with other kids. The period that should be owned by the children not the time they are cool with their own world. They are like little children whose thoughts are forced into adulthood. Sometimes to see children who still play in the traditional way requires us to go into the deepest villages, which they have not yet realized the outside world has changed completely. It's lucky they still feel the beauty of playing without having to be bothered by this modern technology.

  Source Reference  

So who can we blame for the loss of this traditional culture? There's nothing to blame for all this. And also we should not stem this rapidly evolving technology. Because technology is also a necessity in this day and age. Depending on who is using the technology. Therefore make the technology into people still remember the traditional culture. Continue to preserve the traditional culture because culture is the original identity that is owned by everyone.

That's what I can say. Hopefully what I write is useful for the reader and can be a reference for all of you.

[INA]

  Source Reference  

Hai sahabat steemian!!!

Disini saya bercerita tentang rindunya kepada anak kecil yang berbudaya tradisional.

Budaya tradisional suatu hal yang sudah pasti dimiliki oleh setiap negara di dunia. Setiap negara pasti memiliki banyak budaya dengan budaya yang berbeda-beda.Bicara tentang budaya sebenarnya lebih luas lagi, bukan hanya tentang adat, gaya berpakaian, bahasa, dan lain-lain, tetapi budaya juga termasuk gaya hidup dan pemikiran masing-masing orang.Dengan berbudaya kita bisa melihatu cerminan jati diri dan ciri khas dari suatu bangsa, suku, atau orang-orang. Maka tak salah jika Budaya adalah harta yang sangat berharga. Oleh karena itu sangatlah penting untuk  menjaga dan melestarikan budaya sehingga ciri khas tersebut tidak menjadi hilang.

Dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dan serba modern ini membuat pola piker juga berubah. Seolah-olah ini penyebab terkikisnya budaya tradisional. Berubah pula kegiatan yang dialami anak-anak, tetapi kita tidak bisa menahan perubahan ini. Kita tidak harus membendung semua ini. Dunia sudah berbeda,dunia sudah berubah. Sepertinya itu kalimat yang cocok untuk untuk sekarang ini.

Biasa kita dengar kalau duhulu masa anak-anak merupakan saat dimana kerjaan kamu hanya bermain. Masa dimana kita berkumpul dengan anak-anak yang lain untuk bermain bersama hingga sore hari. Dan ada waktu dimana kamu pasti dimarahi oleh ibu kamu karena bermain tanpa tahu waktu. Tapi ini hanya ungkapan untuk orang yang telah merasakannya bukan untuk anak-anak yang lahir di zaman modern ini.

Sekarang ini untuk melihat anak yang asik dengan teknologi sudah biasa dilihat.bahkan ini juga sebagai kebutuhan anak-anak sekarang. Tanpa mereka tau bermain dengan tradisional.seolah-olah mereka dibutakan oleh teknologi. Terkadang melihat anak-anak seperti ini timbul rasa sedih. Mereka seharusnya masih berada dimasa bermain, berkumpul dengan anak-anak yang lain. Masa yang seharusnya dimiliki anak-anak.bukan masa mereka asik dengan dunia sendiri. Mereka seperti anak kecil yang pemikirannya dipaksa menjadi dewasa. Terkadang untuk melihat anak-anak yang masih bermain dengan cara tradisional mengharuskan kita untuk masuk ke kampung-kampung terdalam, yang mereka belum menyadari dunia luar sudah berubah total. Sungguh beruntung mereka masih merasakan indahnya bermain tanpa harus diganggu oleh teknologi modern ini.

Lantas siapa yang bisa kita salahkan dengan hilangnya budaya tradisional ini ? Tak ada yang perlu disalahkan atas semua ini. Dan juga kita tak seharusnya membendung teknologi yang berkembang pesat ini. Karena teknologi juga sebagai kebutuhan di zaman ini. Tergantung dengan siapa yang memakai teknologi tersebut.Oleh karena itu buatlah teknologi menjadi orang tetap ingat budaya tradisional. Teruslah melestarikan budaya tradisional karena budaya adalah jati diri asli yang dimiliki oleh setiap orang.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan. Semoga apa yang saya tulis bermanfaat bagi pembaca dan bisa menjadi referensi bagi anda semua.


Follow@tanzilalmubarak 

ORIGINAL WRITING BY ME @tanzilalmubarak

KEEP STEEM ON ME @tanzilalmubarak  

SALAM KOMUNITAS STEEMIT INDONESIA