Melihat sesuatu dibalik sesuatu
Aku akan menulis sedikit cerita tentang patung-patung hayalan yang tuhan ciptakan di bumi ini. Iya, itu manusia. Yang menarik itu adalah mengamati manusia dengan kekayaan Tuhan. Hal apa yang harusnya kuuraikan duluan? Baik, coba pikirkan satu saja dari ribuan alasan Tuhan menciptakan kita. Setelah kau berpikir, maka sekarang aku akan bertanya lagi. Apakah sudah benar yang kau pikirkan? Dapat diterima orang banyakkah alasanmu? Benarkah dimata orang? Normal kah itu? atau bahkan membuat orang heran sampai terdiam tak bisa menyampaikan komentar karena kependekan pikiranmu.
Bicara sederhana, Tuhan hanya ingin kita mengenal diriNya, mengenal diri kita, memuliakanNya, melibatkanNya dan sampai pada menghadirkan Dia dalam seluruh waktu yang diberikan untuk kita selama di dunia ini. Ketika kau mengenal Tuhanmu, maka kau akan tau untuk siapa kau berbuat, karena apa kau berbuat dan harapan apa yang kau inginkan. Ketika kau mengenal dirimu, maka kau akan tau kemana arah kau harus berjalan, apa yang harusnya kau lakukan, siapa yang selalu harus kau hadirkan, dan pendirian seperti apa yang harusnya kau tangguhkan.
Ini bicara tentang hidup, ini bicara tentang memintarkanmu dalam hidup, dan ini bicara soal kebenaran dalam hidupmu hari ini. ini sebuah hal yang luas, yang semua orang jalani, tapi tidak semua orang peduli. Aku mengajak kalian untuk paham, bahwa hidup itu akan lebih nikmat ketika kau bertemu sebuah kunci pegangan yang akan menetralkan keadaanmu dalam setiap kondisi. Banyak orang tau tentang ilmu, tapi apakah semua orang paham tentang hakikat ilmu yang ia dapatkan itu?
Hidup ini bukan hanya sebatas tau dan menerima. Tapi sebagai manusia akhir zaman, dimana semua umat terjadi perpecahan, semua paham menjadi berbenturan, dan mulut menjadi pedang yang memulai perperangan, kita diharapkan untuk menjadi lebih cerdas. Modern memang menggiurkan, tapi modern akan lebih norak ketika pengikutnya berotak udang. Hidup di era modern memang benar, itu menyenangkan! tapi akan lebih menyenangkan ketika dirimu cerdas karena adanya sentuhan agama yang menjadi penguat.
Bicara tentang hidup, semuanya benar telah Allah rencanakan. Untuk kehidupan hari ini pun bagian dari skenarioNya, tapi sebelum itu apakah semua pelakon di bumi sudah memiliki bekal dan pendirian yang kuat? Waktu banyak mengajarkan kita hal baru, waktu pula yang menyadarkan kita tentang sesuatu. Ada kalanya dahulu hanya mengetahui sepenggal ilmu, tapi waktu adalah si baik yang selalu saja menambahkan kekayaan ilmu. Mirisnya, waktu tak mampu berbicara untuk menghentikan kita pada hal yang salah untuk tak kita lakukan. Ia hanya saja selalu berdiam dan menunggu kita sadar. Lagi-lagi maka kembali tanggung jawab pada si patung hayalan yang harus berani keras memutuskan kehidupan seperti apa yang dipilih. Dan itu sulit. Bahkan terkadang begitu sulit.
Persembahan dari waktu adalah menghadirkan banyak orang-orang yang jauh lebih ekspresif untuk menampilkan apa yang mereka tahu, apa yang mereka bisa dan apa yang mereka beri. Tapi waktu lagi-lagi tak memberikan kunci untuk bagian mana yang harusnya diikuti dan dijauhi. Maka menjadi manusia, jangan cuma tergiur pada pemuka ahli yang bisa menyampaikan apa saja, jangan tergiur dengan berbagai ibadah tapi kau bahkan lupa meluruskan niat, jangan hidup dengan cara egois yang tak pernah ingin mendengarkan, dan jangan juga hanya melakukan sesuatu tapi tak pernah tau tujuan hal itu untuk apa.
Balasan? Boleh saja kau melakukan sesuatu lalu mengharapkan balasan, tapi bukankah itu terlalu naïf jika harapan itu kau letakkan pada Allah? Masih dihidupkan saja sudah syukur, masih diberi nikmat bernafas, makan, minum, tidak lapar, kuat dan sebagainya itu sudah begitu mulia. Lalu mengapa ketika beribadah juga mengharapkan sesuatu?
Bukankah ibadah itu sudah menjadi tugas kita? Bukankah diri ini selayaknya pemohon yang ikhlas? Biarkan saja Tuhan ingin menempatkan kita seperti apa dan dimana. Toh itu kehendakNya. Hei! Kita hanya patung hayalan, yang akan lenyap seiring waktu yang ditentukan. Tidak hebat, tidak abadi.
Kenali yang Tuhanmu mau, agar kau tau bagaimana cara kau melakukan sesuatu. Ia hanya ingin kita sering bermesraan denganNya, memanggil-manggil namaNya, mengindahkanNya, menfanakan diri kita dan hanya menyatakan diriNya. Lalu apa yang kau dapat jika kau begitu?
Semua menjadi indah, semua menjadi baik, segalanya menjadi tenang, kau menjadi manusia seperti kekasihNya, bumi selalu menyambutmu dengan baik, tanah bahkan bahagia ketika telapak kakimu menginjakinya, matahari akan selalu buru-buru tersenyum untuk menyambut pagimu, hujan senantiasa memberi rahmat untukmu, langit akan menjagamu, lautan akan menenangkanmu, dan semua manusia akan bahagia karena dirimu. Mau seindah apalagi jika sudah begini?
Maka jadilah seorang patung hayalan yang indah, indah dimata Tuhan, di seluruh alam dan ciptaanNya. Karena hidup bukan cuma tentang mencari dan mendapatkan sesuatu, hidup juga bukan cuma tentang melakukan dan mengharapkan balasan, tapi hidup ini tentang melakukan sesuatu yang diataskan gerakan dan kehendakNya, untukNya, karenaNya, dan tidak mengharapkan apapun dariNya.
Baik, siapa yang mampu?