Love Me, Please~
Cr : to the owner
**
Cast : Dennis Erlangga, Erika Ayana
Genre : Romance, Comedy, Fluff.
Summary : Apartment diratakan, Masa depan Erika dapatkan.
**
Di sebuah apartemen sederhana yang hanya ada 15 lantai dengan ruangan yang tidak terlalu besar untuk ukuran mahasiswa di kota Surabaya. Tinggallah seorang gadis yang hidupnya tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini kecuali sahabatnya yang tinggal disebelah kamarnya yang tidak seberapa luas itu.
Gadis tinggi berkulit sawo matang dengan rambut hitam sebahu dan berparas cantik itu baru saja menggeliat imut dari bawah selimutnya tanpa ada niat untuk bangun terlebih dahulu. Mata bulatnya yang seperti boneka itu masih enggan untuk melihat sinar matahari yang sudah terbit sejak tadi.
Sepertinya dia tidur sedikit terlambat dan ketiduran saat masih bermain game, bisa dilihat dari laptopnya yang masih menyala dilantai kamar yang bernuansa babyblue itu. Kamar sederhana yang hanya ada lemari, tempat tidur, dan meja belajar yang diatasnya ada komputer lengkap dengan kaset-kaset gamenya.
Jendelanya yang masih tertutup tirai menampakkan sinar mentari yang ingin segera masuk ke ruangan itu. Tapi pemiliknya seolah tidak peduli dengan keinginan dari sang surya kerana perlahan nafas gadis cantik itu kembali teratur dan kembali tertidur dengan nyamannya.
Namun sepertinya seseorang diluar sana berkata lain.
“Erikaaaaaa!!!!!!!” Teriak seseorang dari luar dengan tidak sabarnya sambil menggedor pintu apartemennya itu.
“Apa kau tidak kuliah? Kelasmu sudah mulai dari tadi!!”
“APA??? KENAPA TIDAK MEMBANGUNKANKUUU????” Teriak gadis cantik itu tidak kalah kesalnya sambil buru-buru turun dari ranjangnya.
Lalu ia pun segera berlari ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya tanpa membuka pintu untuk tamunya terlebih dahulu. Beberapa menit kemudian gadis cantik itu sudah terlihat rapi dengan kaos putih dan sweater biru pudar dipadu dengan jeans hitam yang pas melekat dikaki jenjangnya itu.
Setelah memasukkan semua barang keperluannya ke dalam tas, gadis cantik itu segera melesat keluar kamar dan membukakan pintu untuk tamunya dengan senyum playfull yang bisa membuat orang lain ikut tersenyum melihatnya.
Dan itulah yang terjadi pada orang didepannya yang memasang wajah kesal setengah mati tapi terpaksa ikut tersenyum dengan tulusnya saat melihat gigi rapi dan putih di depannya itu.
“Linaku is the best,bye!!!” Ucap gadis cantik itu kemudian sambil mengambil sandwich untuknya dan segera berlari menuju lift.
Yang dipanggilnya Lina itu hanya bisa menghela nafasnya sambil memasuki ruangan kecil didepannya. Yang selalu ada Baju, Syal dan Sepatu yang diletakkan sembarangan oleh pemiliknya.
Dan itulah tugasnya selama ini selain menjadi sahabatnya, gadis imut yang bernama Lina itu juga bertugas sebagai babysitternya.
Setelah gadis cantik sahabatnya itu pergi, Lina pun dengan tulusnya membersihkan ruang tamu itu sekaligus kamar tidur gadis cantik yang dipanggilnya Erika tadi.
Gadis cantik yang disayanginya itu hanya seseorang yang dikenalnya dikampus dua tahun lalu dan waktu yang lama itu pun sudah menjadikan mereka berdua lebih dari sekedar sahabat.
“Kapan dia bisa mandiri kalau seperti ini terus??” Gerutu Lina sambil melipat selimut biru diranjang itu.
“Sampai ada yang mengurusku seperti dirimu, itu jawabannya..”
Lina berbicara dan menggerutu sendiri sampai semua ruangan disana bersih dan tertata rapi seperti semula, lalu ia pun segera kembali ke kamarnya dengan segala kesibukannya disamping mengurus anak bayi 24 tahun itu.
Sementara yang dimaksud anak bayi itu baru saja keluar dari lift yang menurunkannya dari lantai 10 kamarnya. Gadis cantik itu segera mencari angkutan umum yang akan membawanya ke kampusnya tercinta, Airlangga University.
Erika POV
Sial..bagaimana ini?? Aku terlambat lagi dan lagi. Pasti kali ini aku akan diceramahi lagi sama bibi kurang kerjaan itu. Ini semua karena Lina yang tidak membangunkanku lebih cepat.
“Ya, salahku..yang belum kulakukan hanya melempar bom ke kamarmu”
Aiisshh, aku seperti mendengar jawaban marmut kecil itu ditelingaku, ada-ada saja!! Sebaiknya aku segera berangkat atau telingaku akan memerah mendengar ocehan bibi itu nanti. Tapi, tunggu dulu..
Hai..perkenalkan, namaku Erika Ayana, gadis cantik, ehemm!! Aku mahasiswa di Airlangga University, jurusan kedokteran, aku ini terkenal dengan kepintaranku, kecanti-ehem, keceriaan dan keterlambatanku yang hampir setiap hari, termasuk hari ini.
Kelasku dimulai jam 10 pas, tapi kalian tahu, sekarang sudah jam 10 lewat 50 menit, salahkan monster semalam yang tidak mau tewas saat kutembak. Lalu, kenapa ada mobil mewah di depan apartemen jelek ini??
Erika POV end.
Saat Erika Ayana ingin keluar halaman Apartemennya, dia memang melihat mobil hitam berkilau yang lebih di kenal dengan sebutan Audy ada disana.
Tanpa bermaksud menguping pembicaraan pemilik apartementnya dengan si pemilik mobil, Erika segera berlalu dari sana. Tapi, mau tidak mau pembicaraan itu terselip sedikit di telinganya dengan sangat jelas.
“Jadi kapan rencananya mereka datang??” Tanya pemilik apartemen pada seseorang berbaju serba hitam lengkap itu.
“Secepatnya, kami hanya menjalankan perintah, sebaiknya apartemet ini segera di kosongk…”
“APA????” Jawab Erika dengan mata bulatnya yang membesar.
“Ohh, Rika kau ada di..”
“Apa maksudmu paman??” Tanya Erika langsung memotong perkataan pemilik apartemen tempatnya tinggal.
“Ohh, itu..apartemen ini akan dibangun ulang dengan bangunan yang lebih megah.” Jawab paman itu dengan mata berbinar-binar.
“Tapi, kenapa??,”
“Kau tidak lihat bangunan ini sangat tidak cocok ada dilingkungan real estate seperti ini..” Paman itu berkata itu sambil menunjukkan bangunan mewah lainnya.
“Mmm, iya sih..tapi..paman..” Protes Erika tanpa sengaja mempoutkan bibirnya dengan imut.
“Erika Ayana, nanti anda bisa menempati kamar yang lebih bagus dari ini.” Ucap orang yang berbaju hitam itu yang tadi hanya diam saja.
“Apa? Pasti mahal kan? Siapa yang akan membayarnya? Anda??”
“Mmm,,itu sih..”
“Tunggu dulu..kenapa anda tahu namaku??” Tanya Erika dengan death glarenya saat tiba-tiba ingat orang itu memanggilnya dengan nama lengkap.
“Errrr..paman ini yang..”
“Ahh, sudahlah, aku, Ohmygod..kelasku bubar, ini salah kalian!!!” Gerutu Erika sambil melihat jamnya dan segera berlari mencari taksi agar lebih cepat untuknya berangkat ke kampus.
“Ada-ada saja..” Ucap pemilik apartemen sambil menggelengkan kepalanya. “Tapi, kapan aku mengatakan nama lengkapnya padamu??” Tanyanya kemudian.
“Ohh..mm, itu..mm~saya permisi dulu..” Jawab orang itu dan segera masuk ke dalam Audinya lalu pergi dari sana.
“Hahh?? Yang ini juga ada-ada saja.” Gerutu pemilik apartement itu dan kembali ke rumahnya yang ada dibelakang sana.
**
Sementara itu Erika yang baru saja memasuki pekarangan kampus megahnya itu langsung dihadapkan dengan seseorang yang dipanggilnya bibi sedang menunggunya di sana.
“Ehehehehe…telat lagi, bibi..” Ucapnya dengan senyum tidak bersalah.
“Bukan telat lagi, tapi kau memang tidak datang Erika.” Jawab orang yang kini dipanggil bibi itu. “Terus, siapa yang bibimu??” Tanyanya kemudian.
“Jangan begitu, Tante..”
“Apa?? Kau ini, kenapa tidak memberi kabar? Kau punya hp kan?? Kenapa tidak bilang kalau tidak masuk atau kau terlambat?? Buang saja Hpmu itu, kalau tidak ada gunanya..hhahhhh!!!” Cerocos wanita yang memiliki wajah keibuan itu dengan wajah seriusnya.
“Maaf~ tadi ada sedikit gangguan bi..”
“Aku bukan bibimu..”
“Aku tau..” Jawab Erika dengan wajah tiba-tiba sedih dan berlalu pergi.
Beberapa detik kemudian..
“Hhhhhahhhh,,Rikaaaa..”
“Ya?”
“Kau sudah makan??”
“Belum..”
“Diruanganku ada bekal, ambillah..”
“Kau memang bibikuuuuuu…” Jawab Erika dengan senyum evilnya dan segera berlari dari sana.
“Hhhhahhhh..lama-lama kau benar-benar jadi anakku..” Ucap wanita cantik itu sambil mengikutinya dari belakang.
Mereka berdua meninggalkan gerbang dengan perasaan yang berbeda-beda tanpa Erika tahu mobil yang dilihatnya tadi ada disamping gerbang kampusnya dan baru saja pergi dari sana.
Beberapa jam kemudian Erika Ayana yang hanya punya satu kelas hari itu memutuskan untuk meninggalkan kampusnya lebih awal setelah menghabiskan waktunya dengan makan dan bermain game diruangan ummanya tadi.
Walau diluar terlihat gerimis kecil sedang beramai-ramai turun ke bumi, gadis berambut hitam itu tetap ingin mencari kaset game terbaru sebelum kakinya melangkah ke rumah kecilnya tercinta.
Dan setelah berdebat sebentar dengan supir taksi yang dinaikinya, sampailah Erika di tempat yang dipenuhi dengan jejeran toko kaset langganannya itu dengan selamat.
Namun sebelum Erika berhasil memasuki toko itu, tiba-tiba gerimis kecil-kecil tadi langsung berubah menjadi hujan yang sangat deras hingga membuat siapapun yang ada di luar ruangan termasuk Erika sendiri harus mencari tempat persinggahan.
Walau begitu, gadis cantik itu memilih untuk berlari kecil sambil menutupi kepalanya dengan tas menuju toko yang sudah tidak jauh darinya itu.
Namun kerana wajahnya yang menunduk ke bawah Erika tidak melihat ada orang lain yang juga ingin berteduh di tempat yang sama sehingga keduanya pun bertabrakan dengan tidak indahnya.
“Ugghhh!!!”
Kerana tabrakan yang sedikit keras itu membuat keduanya jatuh ke tanah dan bertambah basah saat tas yang jadi payung darurat mereka sama-sama ikut terjatuh kepangkuan masing-masing.
“Aiiisshhh, tambah basah kan?? Dimana mat-tampan-mu?” Tanya Erika tiba-tiba kesal namun berakhir terbata saat melihat wajah yang menabraknya.
Pria tampan dengan rambut hitam yang sudah dihiasi titik-titik air hujan itu sedang menatap Erika dengan tatapan yang tidak bisa dibaca.
Pria tampan itu terlihat merapatkan kedua bibirnya sambil menatap Erika yang menatapnya dalam. Walau begitu Erika tetap bisa melihat ketampanan tersebut.
“Heey~” Panggil Erika.
“Ohh..sorry..” Jawab pria yang terlihat sangat tampan dimata Erika itu dengan datarnya dan segera bangun sendirian lalu berjalan meninggalkan Erika.
“Heeeeyyyyy…” Panggil Erika lagi saat melihat pria tampan yang dikiranya akan menolongnya itu pergi meninggalkannya.
“What??” Tanya Pria itu dengan datarnya.
“Tolongin bodoh!!!” Jawab Erika dengan kesalnya dan bibir yang dipoutkan.
“Ohh, I’m Sorry..” Jawabnya lagi dan segera mengambil tangan Erika yang sudah direntangkan sedari tadi.
“Ehehehe…makasih.” Jawab Erika dengan riangnya menatap wajah tampan didepannya itu.
“Mmm..” Jawab Pria itu lagi dan segera pergi meninggalkan Erika dengan mulut menganga.
“Dasar, Pria tampan tidak sopan” Gerutu Erika sekali dan segera masuk ke toko game didepannya itu.
“Tapi, dia sangat tampan..” Gumamnya kemudian sambil melihat ke belakang sekali lagi.
Namun Pria yang menabraknya itu sudah menghilang dan tidak terlihat di manapun. Erika hanya menggelengkan kepalanya beberapa kali mencoba mengeluarkan apa yang baru saja dipikirkannya.
Kemudian gadis cantik itu pun segera mencari kaset game terbaru yang ingin di belinya lalu bergegas pulang ke rumah untuk mencobanya.
Tetapi apa yang diharapkannya selalu tidak seindah kenyataannya, karena begitu sampai di depan apartemennya Erika melihat beberapa tetangga di sebelah kamarnya berjalan dengan wajah ceria sambil mengangkat barang bawaan mereka.
“Rika, bagaimana ini??” Tanya Lina tiba-tiba sudah ada di depannya.
“Kenapa??”Tanya Erika tidak mengerti.
“Mereka lebih memilih tempat baru yang lebih indah..”
“Apa?? jadi ini beneran??? Jiaah, pamaaaaaan!!!!!”
Erika langsung berlari menuju rumah pemilik apartemen yang tidak jauh dari gedung itu. Gadis cantik itu tidak ingin kehilangan rumah tempatnya berteduh selama ini.
“Kau tega paman!! Padahal aku sudah lama tinggal di sini! Kau tidak sayang padaku?? Paman, batalkan perjanjianmu?? Paman ayolah..!!” Cerocos Erika panjang lebar saat melihat pemilik apartemennya sedang bersantai ria di teras rumahnya.
“Erika, kau akan dapat tempat lebih bagus dari ini.” Jawab pemilik apartemen itu sabar.
“Tapi, ini sudah seperti rumahku sendiri..” Ucap Erika lagi sambil menundukkan wajahnya.
Tanpa sengaja kedua tangannya pun memilin ujung baju-nya sendiri karena tidak tahu harus berkata apa lagi.
“Kalau ini di bongkar, aku akan tinggal dimana??” Tanyanya kemudian dengan wajah memelas.
“Lina akan menampungmu..” Paman itu tersenyum ramah.
“Rumahnya ada di kota lain, tidak mungkin..” Erika menjawab pelan namun terdengar jelas ditelinga pria itu.
Pemilik apartemen itu memang mengenal kedua gadis itu dari pertama kali karena keunikan sifat mereka dan keramahan mereka membuat keduanya sangat dikenal dilingkungan sederhana itu.
Termasuk tentang Erika yang tidak punya siapa-siapa bahkan tidak punya tempat tinggal selain apartemennya itu.
Setelah menimbang selama beberapa menit akhirnya pria itu pun menyerah dan menyerahkan semuanya pada Erika tentang apa yang akan dilakukan gadis itu sendiri.
“Baiklah, aku menyerah!! Tapi batalkan saja sendiri perjanjiannya.” Ucap pria itu dengan wajah tenang.
“Ma-maksudnya, a-aku..”
“Iya, katakan pada pemilik tanah ini, kau tidak ingin pindah..”
“Ta-tapi..”
“Itu caranya Erika, kalau kau tetap bersikeras..”
“Mmm, akan ku coba..”
“Yah!! Selamat mencoba..”
“Terima kasih, pamaaaan!!!!!” Teriak Erika tiba-tiba dengan senyum cerahnya dan langsung memeluk pria di depannya itu.
Kemudian ia segera melepasnya dan berlari menemui Lina yang masih berwajah sendu akan kehilangan tempat tinggal mereka.
“Apa dia berakting?? Kenapa tiba-tiba kegirangan seperti itu??” Tanya pemilik apartemen itu pada dirinya sendiri.
Namun tidak ada siapapun yang bisa menjawabnya kerana gadis cantik itu kini sedang menari dengan riangnya bersama sahabatnya tercinta.
Sepertinya Lina sudah mengetahui kabar gembira itu hingga kini dia pun ikut menari bersama Erika dengan wajah yang sangat bahagia seperti baru saja lepas dari beban yang sangat parah.
Dan hari itu pun di akhiri Erika dengan makan siang yang banyak karena hatinya yang lega dan gamenya pun terlupakan karena insiden kecil tersebut.
Tanpa disadari keduanya bahwa saat ini suma ada mereka penghuni di apartement jelek itu kerana orang-orang yang sudah terlanjur pergi itu tidak kembali lagi karena uang kompensasi sudah mereka terima.
–
–
“Hey Ka, apa yang akan kau lakukan selanjutnya??” Tanya Lina saat mereka sedang menikmati makan malam yang sederhana buatannya.
“Apa?? Lhokukhan ahpha??” Tanya Erika dengan mulut penuh makanan.
“Telan dulu, hey..ngomong yang jelas..” Protes Lina dengan wajah berkerut.
“Bukannya paman bilang kau harus bicara dengan orang yang ingin membeli tanah ini??!!”
“APAAHH!!!!???”
“Aiishhh!!!!” Lina menyapu mukanya dengan tidak sengaja.
Padahal teriakan Erika tidak mengeluarkan apa-pun yang sedang dimakan gadis cantik itu sebelumnya. Karena tindakannnya itu tanpa sengaja Erika pun mengerucutkan bibirnya dengan imut.
“Benarkan??” Tanya Lina lagi.
“Iya,ya..aku tidak berpikir kesana..” Ucap Erika sambil menerawang jauh.
“Ya ampunn!! Memang itu yang harus kau lakukan Erika!!”
“Tapi, siapa dia?? Mana ku tahu!!” Erika kembali mengerucutkan bibirnya dan melihat Lina dengan kening berkerut.
“Apalagi aku!!”
“Bodo!!” Seru keduanya bersamaan tanpa sengaja.
Sedetik kemudian keduanya pun tertawa dengan lepasnya hingga membuat Lina harus memegang perutnya kerana kesakitan.
Sedangkan Erika langsung berhenti karena seperti teringat sesuatu lalu tiba-tiba ia pun melesat keluar dari apartemennya tanpa kata-kata membuat Lina menganga lebar melihatnya.
Erika berlari dengan wajah seriusnya menuju rumah pemilik apartementnya yang terlihat sepi karena sepertinya mereka sudah mulai beristirahat.
“Pamaaaan!!!” Panggil Erika begitu sampai di depan pintunya.
“Oiiii~ pamaaaaan…” Ulangnya kedua kali barulah pintu itu terbuka.
“Apa lagi?” Tanya pria itu
“Ehehehe, aku mau tanya siapa pemilik tanah ini??”
“Aiishh!! Tunggu sebentar..” Ucap pria itu kesal lalu masuk ke dalam rumahnya.
Tak berapa lama pria paruh baya itu kembali dengan secarik kertas kecil di tangannya dan menelitinya sekali lagi sebelum kahirnya menyerahkan kertas itu pada Erika.
“Ini kartu namanya, sekarang pulanglah!! Aku mau tidur.”
“Ahh, makasih pamaan, kau memang tampan, bye~~” Ucap Erika langsung mengambil kartu nama itu.
“Kalau ada maunya..” Jawab pria itu lalu menutup pintunya kembali.
–
–
Dan malam pun berlalu dengan perasaan bahagia yang dibawa Erika sampai kealam mimpinya hingga besok pagi.
“Sayangk…upps!!”
Panggilan yang biasa setiap paginya dilakukan Lina terhenti kerana yang dipanggilnya Sayang kini sedang serius memakai sepatu dan mengikat talinya.
“Hey~kau terlambat!!” Ejek Erika dengan smirknya.
“Kau mau kemana, Ka??” Tanya Lina dengan wajah melongo.
“Mencari masa depan..”
“Apa??”
“Ahahaha..Annyeong (bye-bye)!!” Ucap Erika dengan cerianya lalu segera keluar dari apartementnya meninggalkan Lina kebingungan.
Erika berjalan dengan langkah ringan mencari taksi yang bisa membawanya ke alamat yang ada di kartu nama kecil ditangannya itu.
“Ehee..kau harus mendengarkanku..” Gumam Erika sendirian dengan smirknya sambil menatap kartu kecil putih di tangannya.
Tak berapa lama..
“Sudah sampai, ayo turun..” Ucap sopir taksi yang membawa Erika.
“Oh,oh..sudah kah??” Tanya Erika kaget.
Gadis cantik itu langsung melihat kiri kanannya untuk mengenali tempat dimana dia berada sekarang.
“Wuaaaah, dimana ini???” Tanyanya kemudian saat melihat gedung dengan kaca semua menjulang tinggi didepan mereka.
“Ini alamat yang kau tuju, bocah..” Jawab supir taksi itu membuat Erika mengerucutkan bibirnya.
“Aku tahu kakek!!” Jawab Erika evil.
“Oii, aku masih muda” Protes sopir taksi itu.
“Aku juga bukan bocah!!!” Jawab Erika sengit.
“Ya sudah turun sana!!”
Erika baru sadar bahwa dia masih ada didalam taksi itu bertengkar hal yang tidak penting bersama kakek itu.
“Sudah ya, hati-hati bocah..” Ucap sopir taksi itu lalu menginjak pedal gas taksinya dan pergi dari sana.
“Dasar kakek!!” Gerutu Erika.
Lalu gadis cantik itu pun melangkah dengan penuh keraguan menuju gedung megah nan tinggi di depannya itu. Ditangannya masih ada kartu nama yang jadi pegangannya itu untuk mencari pemilik masa depannya.
“Kemana aku harus pergi??” Tanyanya pada diri sendiri.
Langkahnya yang perlahan itu akhirnya sampai didepan loby yang akhirnya diketahui sebagai perusahaan otomotif. Membuat Erika menganga dan mengerjap tidak percaya pada dua buah mobil yang sengaja di pajang di ruang depan itu.
“Audy…” Ucap Erika takjub.
“Ehhm!! Ada yang bisa saya bantu??” Tanya seorang pria yang memakai seragam security dengan penuh selidik.
“Oh,,mm, ne,,aku mencari orang ini..” Jawab Erika menyodorkan kartu namanya.
“Orang ini?? Kau tidak tahu siapa dia??” Tanya satpam itu meremehkan.
“Tidak!!”
“Apa?? Dasar bocah!!”
“Apa?? Kau mau berkelahi denganku, eoh?? Ayo, aku ladeni..” Erika menarik lengan kaosnya dengan wajah sewot nan menggemaskan.
Nan jauh di dalam sana terlihat beberapa pria dengan pakaian rapi yang sama terlihat jelas mereka orang penting di perusahaan itu. Salah satu dari mereka menyadari ada sesuatu di pintu loby hingga membuatnya berhenti
“Aris!!” Panggil pria lain karena melihatnya berhenti.
“Lihatlah..” Jawab pria yang di panggil Aris itu.
“Apa??” Tanya pria itu lagi dan melihat ke depan. “Ohh, apa dia mencari pekerjaan??” Tanyanya kemudian.
“Bukan!! Lihat gayanya..”
“Woooo, dia mau berantem??”
“Aissh,,bukan!!!” Pria yang bernama Aris itu langsung menepuk kepala rekannya.
“Kenapa memukulku??” Protes pria tersebut.
“Diamlah!!”
“Hey, kalian, tunggu apa lagi??” Akhirnya pria lain datang menegur keduanya karena sudah tertinggal jauh.
“ahh, maaf~ ehehe..” Ucap Aris dengan senyum polosnya lalu menarik pria satu lagi yang bersamanya.
Pria yang bernama Aris itu tidak bisa mengalihkan pandangan matanya dari gadis cantik di luar sana yang terlihat sedang beradu mulut dengan satpam mereka.
Aris bisa melihat dengan jelas wajah cantik itu berubah setiap detiknya seiring dengan apa yang dilakukannya.
“Menggemaskan..” Gumamnya.
“Trima kasih..” Jawab pria di belakangnya itu.
“Andre bodo!!” Ucap Aris kesal lalu bergegas memasuki ruang meeting yang ada di depan mereka.
–
–
Erika masih bersikeras ingin bertemu dengan orang yang ada di kartu nama itu sedangkan satpam itu bersikeras bahwa orang yang dimaksud Erika sedang sibuk. Dan lagi Erika diketahuinya tidak membuat janji apa-apa dengan orang penting di perusahaan itu.
“Tolonglah pamaaaan..”Pinta Erika.
“Tidak bisa anak muda..sekarang pulanglah,,saya sibuk..”
“Aiishh..”
“Pamaaaan~” Rengek Erika tanpa sengaja.
“Aigooo, pulanglah, besok datang dan buat janji dulu.” Ucap satpam itu akhirnya pergi meninggalkan Erika seorang diri.
Tidak ada yang bisa dilakukan Erika lagi selain menunggu atau pulang seperti yang dikatakan satpam itu. Tapi akhirnya Erika memilih pilihannya yang pertama, yaitu menunggu yang tidak pasti dan mengharap pada yang tidak mengerti.
–
–
Jam berlalu dengan sendirinya tanpa disadari Erika yang sibuk sendiri bermain game yang memang selalu dibawanya.
Gadis itu duduk sendiri di pinggiran bangunan megah itu tanpa peduli pada orang yang lewat yang menatapnya dengan tatapan aneh. Yang diinginkannya hanya bertemu dengan orang yang tidak pernah dikenalnya demi tepat tinggalnya yang terancam.
Karena tidak pernah tahu seperti apa wajah orang yang ingin ditemuinya itu, Erika hampir saja kehilangan kesempatannya yang datang tiba-tiba itu.
Jika tidak ada satpam tadi yang kembali mengganggunya, mungkin Erika harus menunggu lagi esok hari.
“Kau tidak mau bertemu dengannya??” Tanya satpam itu tiba-tiba.
“Apa??” Erika terkejut tidak mengerti.
“Itu orang yang kau cari!!” Ucap Satpam itu lagi sambil menunjuk ke depan gerbang.
Erika yang mengerti langsung berdiri tegak dan melihat kearah yang ditunjuk satpam itu dan seketika matanya membulat saat orang tersebut membuka pintu mobilnya dan masuk ke dalam.
“Tunggu duluuuuuu!!!” Teriak Erika sambil berlari mendekati mobil mewah itu.
Begitu sampai di sana Erika harus mengerang kecewa karena mobil itu sudah melaju dengan mulusnya. Tapi bukan Erika namanya jika dia harus menyerah secepat itu, dan untuk apa juga dia menunggu hampir seharian.
Tanpa pikir panjang lagi gadis cantik itu langsung berlari secepat kakinya melangkah agar dia bisa menyusul mobil yang masih berjalan lambat itu.
Alhasil Erika berhasil menyusul mobil itu dan berada sedikit jauh didepannya sampai akhirnya Erika berhenti tepat ditengah jalan untuk menghentikan mobil yang sangat penting baginya.
Dengan tekad yang kuat Erika berdiri sambil menggigit bibir bawahnya dan memejamkan matanya dengan harapan mobil itu akan berhenti sebelum mereka bertabrakan. Semua yang melihatnya tentu saja berteriak tidak jelas antara menyuruhnya pergi dan meminta mobil itu berhenti.
Dan tentu saja keberuntungan masih berpihak pada gadis cantik yang masih berumur 24 tahun itu. Karena hanya 1 jemari jaraknya antara lututnya dan mobil itu akhirnya berhenti.
“Fiuuuhhhh!!!” Gumam Erika sambil menyapu keringat di dahinya.
“Hey, apa maksudmu??” Tanya sopir mobil itu tiba-tiba.
“Ohh, mmm~” Gumamnya.
Kakinya langsung melangkah ke arah belakang pintu mobil itu lalu mengetuk kaca mobil itu dengan pelan. Erika ingat orang yang ingin ditemuinya ada didalam, walau kaca hitam mobil mewah itu tidak bisa memberi jaminan apa-apa.
“Permisi..” Ucapnya kemudian.
Tak berapa lama kaca hitam itu pun turun perlahan dan membuat senyuman riang terpatri di bibir Erika. Dan tanpa aba-aba gadis cantik itu langsung mengutarakan maksudnya hingga membuat orang itu bingung menatapnya.
“Tolong jangan rubuhkan apartementku, aku tidak punya tempat lain.” Ulang Erika kini dengan wajah sedihnya.
“Hey~ tuan, paman, abang, tolong ya, aku sudah capek menunggumu disini, jadi kau harus mengabulkan permintaanku, ok?”
“Hhhah?? Apa maksudmu??” Tanya orang itu semakin bingung.
“Ahh, Tuan Dennis yang terhormat, tolong jangan hancurkan apartement saya, ne??” Ucap Erika dengan jelasnya.
Namun tetap saja Tuan Dennis yang dipanggilnya itu masih terlihat bingung sambil terus meneliti wajah cantik yang tidak sengaja berada sangat dekat dengannya itu.
“Ahh, aku masih banyak urusan, jalan pak!!” Ucapnya tiba-tiba dan menutup kaca mobilnya.
Erika yang terkejut tidak tahu harus mengatakan apa, namun detik selanjutnya gadis cantik itu baru sadar kembali apa yang sudah terjadi.
“Heeeyyyyyy…” Panggil Erika pada mobil yang sudah menjauhinya sedari tadi.
“Dasar orang kaya…” Erika bergumam sendirian.
Erika berdiri dengan lunglai sambil terus melihat mobil yang sudah tidak ada lagi didepannya itu. Harapannya seperti pergi bersama mobil itu yang entah kemana.
“Tapi tunggu dulu!!”
Dan seperti kenyataan dan ingatan yang baru saja kembali, Erika langsung memekik keras hingga membuat semua yang lewat didepannya melihat dengan tatapan aneh dan menertawakannya.
“Dia kan pria hujan itu!! Teru-teru!!” Ucapnya sambil mengingat kembali wajah pria yang baru saja ditemuinya.
“Wajah tampan itu, tapi senyumnya kemana ya??” Lanjutnya lagi.
“Ahh, tapi dia sangat tampan, Teru-teru bozu..” Gumam Erika kemudian sambil berpaling melangkah pergi.
“Awas kau, Teru-teru, aku akan menghantuimu, sampai rumahku aman ditempatnya..ahahahaha”
**
Tbc...