One Hundred Love Letters

in #indonesia7 years ago

Love-Letter-Valentine-01.jpg

**

Hai-hai sahabat~ saya datang lagi bawa cerita klasik, semoga berkenan...

"LOVE LETTERS"

Cast : Bayu Anggara, Luna Kim and other.
Genre : Romance, Hurt/comfort, Fluff.
**
Seoul, Korea Selatan

Bayu Anggara adalah seorang pria tampan berdarah Indo-Korea, memiliki segalanya di dunia ini yang bisa membuat semua orang iri dengan ketampanan dan kesuksesannya didalam dunia bisnis. Pada usianya yang masih bisa dibilang muda, Bayu sudah menjadi seorang direktur sebuah perusahaan besar yang ada di Seoul, tempat kelahirannya.

Ketampanannya yang merupakan anugerah dari lahir membuat Bayu disukai semua gadis yang ada dimuka bumi ini, bahkan nenek pun bisa jatuh cinta dengan senyum menawan yang dihiasi dua dimple-nya yang sangat memesona itu.

Pria tampan itu tinggal seorang diri di rumah mewah yang tercatat atas namanya sendiri pemberian dari orangtuanya. Sebagai hadiah atas keberhasilannya mencapai puncak bisnis di Negara ginseng tersebut.

Walau Bayu menolaknya, tapi ibunya yang dari indonesia dan ayahnya berdarah Korea, mereka mengancam akan segera membakar rumah yang sudah mereka beli dengan gampang itu dan membuat pria tampan itu harus menerimanya.

Rumah yang sangat indah dan luas itu hanya bisa dinikmatinya seorang diri kerana tidak ada yang mau menemaninya disana, bahkan sahabat-sahabat dekatnya sekalipun. Bayu selalu menikmati suasana yang sepi, nyaman kerana Bayu lebih menyukai keheningan.

Seperti hari ini, pria tampan itu baru saja siap menyiapkan cappuccino panas dan sepiring waffelnya untuk sarapan pagi seperti biasanya.

Sebelum Bayu duduk diteras seperti setiap harinya untuk menikmati sarapan, pria itu terlebih dulu berjalan perlahan mendekati pagar rumahnya dan segera membuka dua kotak kecil seperti rumah merpati? yang berdiri di pinggir pintu pagarnya.

memorable_mailboxes_640_30.jpg

Bayu sangat rajin mengoleksi pemberian rutin? Dari tukang posnya setiap hari disana, yang pasti berisikan surat-surat penting yang dikirimkan untuknya termasuk Koran langganan yang akan terselip disana juga.

Namun diantara semuanya yang paling menarik mata dan yang paling ditunggunya setiap pagi adalah sebuah amplop berwarna pink lembut atau babypink yang selalu terselip diantara amplop-amplop putih lainnya.

Sudah beberapa hari, bahkan beberapa minggu Bayu menerima amplop babypink itu yang berisikan surat cinta untuknya. Bayu sangat menyukai kiriman special itu, kerana setiap Bayu membukanya selalu tercium wangi segar kayu manis dan lilac didalamnya.

“Kau tidak lupa memberi wanginya, ya??” tanya Bayu entah pada siapa dengan senyum manis yang menawan.

Tanpa menunggu lagi, Bayu langsung membaca kata demi kata yang tertulis dengan rapi dikertas babypink itu. Senyuman manisnya tidak pernah lekang dari bibir tipis Bayu yang sudah dibasahinya dengan lidah.

“Hai tampan..”
Mmm, mungkin kau sudah bosan dengan surat-suratku ini, atau bahkan mungkin kau tidak pernah melihatnya sekalipun.
Tapi entah mengapa, aku selalu ingin menuliskannya untukmu, karna aku ingin kau mengingatku setiap harinya, ehee.

Apa sekarang kau sedang sarapan Bayu-ssi??
Tanya surat itu yang membuat Bayu langsung menganggukkan kepalanya.
Pasti kopi dan waffle kan??

Bayu mengangguk lagi.

Itu tidak baik untukmu, Bayu-ssi. Aku tau kau selalu pulang malam karna pekerjaanmu. Apa kau selalu makan malam? Pasti tidak kan??

Bayu menganggukkan kepalanya jujur.

Apa aku harus mengirimkan makan malam untukmu agar kau makan?? Tidak mungkin kan? Aku tidak punya uang lebih sepertimu.
Jadi, makanlah yang sehat. I’m watching you, Bayu Anggara-ssi.

From me, with love.

“I’m watching you dari mana? Kau tidak pernah menampakkan wujudmu!” Gumam Bayu sambil kembali melipat surat itu dan melihat ke pintu pagarnya.

Surat cinta yang selalu dinantikan Bayu itu selalu berisikan kecerewetan penulisnya yang mengkhawatirkan keadaannya setiap harinya. Walau isinya seperti itu, Bayu tetap menganggapnya sebagai surat cinta.

Mungkin kerana itu juga Bayu lebih ingin sendiri dirumahnya untuk membaca surat cinta itu sesuka hatinya. Beberapa minggu ini Bayu selalu menanti surat pink itu sejak pertama kali amplop babypink itu terselip diantara surat –surat lainnya.

Dan surat-surat itulah yang menjadi penghangat hati Bayu di rumah sepi itu dan yang selalu menjadi penyemangatnya di pagi hari. Dengan harapan dia akan berbicara dengan pengirim surat itu lagi, walau Bayu tidak tahu apa-apa tentang pemilik surat cinta babypink itu.

“Kapan kau akan datang sendiri?” Tanya Bayu pada dirinya sendiri. “Double L”

Sementara dibelahan bumi lain atau tepatnya di Negara yang sama namun ditempat yang berbeda dan suasana yang jauh sepadan dengan rumah milik seorang Bayu Anggara. Terdapat sebuah apartement sederhana dengan 10 lantai yang terlihat sangat lusuh dari luar.

Disalah satu ruangan apartement itu tinggallah seorang gadis yang hidupnya sebatang kara? tanpa ada yang menemani atau bahkan menjaganya.

Luna Kim, gadis mungil berparas cantik? Memiliki kulit seputih salju dan bibir dengan warna peach lembut membuatnya terlihat semakin memesona walau tanpa polesan sekalipun. Sudah bertahun-tahun Luna hidup sendirian di lantai paling atas apartment milik keluarganya itu.

Gadis cantik itu bekerja setiap harinya untuk menghidupi kebutuhan dirinya sendiri. Namun tidak sehari pun Luna mengeluh akan nasibnya yang bisa dibilang tidak beruntung seperti orang lain.

Tapi bila dilihat sekali lagi, mungkin Luna lebih beruntung dari orang lain lagi, kerana dia masih punya rumah dan pekerjaan. Anggap saja seperti itu.

“Yaaa, aku memang beruntung. Walau lulusan IT jadi tukang pos, sangat beruntung.” Ucap Luna mengangukkan kepalanya sambil mengikat tali sepatunya.

Gadis mungil dengan wajah cantik itu segera keluar dari apartement sederhananya menuju tempat kerjanya di kantor pos daerahnya. Dengan jeans hitam yang pas kaki mungilnya dan t-shirt hitam dipadu rompi dengan warna yang sama bertali belakang yang membuatnya semakin terlihat sangat menggemaskan dengan umurnya yang sudah 25 tahun kurang sedikit.

Luna menggunakan busway terdekat untuk sampai di tempat kerjanya dan darisana Luna akan membawa mobil kantor untuk mengantar surat-surat yang sudah dipisahkan ke tempat tujuan masing-masing.

Walau harus bertemu dengan amplop berbagai warna dan ukuran itu setiap hari, Luna tidak pernah bosan memilah-milah surat-surat tersebut. Bahkan dia rela tenggelam didalam gunung surat yang ada di ruangan khusus di tempat kerjanya itu, hingga membuat pekerja yang lain harus menyeretnya keluar dari sana.

Tidak ada yang istimewa dengan pekerjaannya yang membosankan itu, hanya saja Luna senang melakukannya. Apalagi dia bisa berjumpa dengan berbagai macam orang sebagai bonusnya, namun tetap saja hanya satu yang selalu menarik perhatiannya disana.

“Apa dia sudah berangkat?” Gumam Luna pada dirinya sendiri.

“Yo, yo, si gadis mungil datang…pagi mungil~~” Sapa seseorang tiba-tiba sudah ada disampingnya.

“Aku tidak mungil, oppa (kakak laki-laki)!! Catat itu!!” Jawab Luna kesal sambil memberi atasan kerjanya itu tatapan tajam.

“Oh, benarkah?? Lihat saja pipimu itu, seperti ada permen didalamnyaa, bulat.” Jawab pria kurus bernama Kim Haneul itu.

“Aiishh!! Jangan menggangguku oppa!!”

“Ahahaha, siap bertemu idolamu lagi??” Tanya Haneul tidak peduli.

Dan seketika pipi Luna merona dengan indahnya mendengar pujaannya disebut seperti itu. Luna memang mengidolakan pelanggannya yang setiap hari diantarkan surat untuknya.

“Dia bukan artis, oppa!!”

“Ahh, sudahlah…ini tugasmu, just go!!!” Usir Haneul tiba-tiba membuat mata Luna hampir keluar dari sarangnya.

Walau begitu gadis cantik itu tetap mengambil beberapa surat penting yang diberikan Haneul padanya dan segera berlalu dari sana.

“Jam segini, tentu saja dia sudah berangkat.” Ucap Luna sambil melihat jam ditangannya dan membayangkan pria tampan pujaannya pasti memakai jas seperti setiap harinya.

Luna kembali memulai tugasnya sebagai tukang pos dengan memakai mobil kantor sudah dipersiapkan untuknya. Gadis cantik itu setiap harinya mengeliligi kota Seoul yang bahkan sudah bisa dihafalnya. Luna bisa mendapatkan pekerjaan itu kerana seniornya Kim Haneul di tempat kuliahnya dulu yang mengajaknya kesana.

Kerana merasa nyaman bekerja disana dengan karyawan yang sudah dikenal dan atasannya yang biasa selalu menjaganya membuat Luna enggan mencari pekerjaan lebih layak yang sesuai dengan bidangnya sendiri.

Apalagi saat pertama kali melakukan tugasnya sebagai pengantar surat yang resmi Luna menemukan harta berharga yang membuat hari-harinya yang datar saja menjadi lebih berwarna.

Pertama kali Luna mengantar surat-surat ke berbagai perumahan mewah disana Luna bertemu seseorang yang seketika membuat nafasnya tercekat tidak bisa keluar. Pria tampan berlesung pipi dengan penampilan yang memesona dan senyumnya yang menawan.

Luna tidak sengaja melihatnya saat pria tampan itu lebih dulu membuka kotak surat didepan rumahnya sebelum Luna memasukkan suratnya kesana. Dan yang bisa dilakukan Luna saat itu hanya terdiam disisi mobilnya menatap pria tampan itu yang kembali masuk kedalam rumahnya.

Dan sejak hari itu Luna memutuskan ingin selalu melihat senyum manis nan menawan yang dihiasi dua dimple memesona itu. Bahkan dengan keberanian yang entah didapatkan dari mana Luna mulai menulis surat yang diselipkannya dikotak itu bersama dengan surat-surat lainnya.

Ya…Luna Kim adalah penggemar rahasia seorang Bayu Anggara yang tanpa Luna tahu selalu senang mendapatkan surat cinta berwarna babypink darinya. Walau begitu, tidak sekalipun Luna menuliskan namanya didalam suratnya apalagi menampakkan dirinya secara langsung dihadapan pria tampan itu.

Sampai sekarang.

“Lun, Mina mengundangmu makan malam.” Ucap Haneul tiba-tiba saat Luna terlihat dipintu ruangannya yang terbuka.

“Tidak mau!! Kau pasti mengundang Hoyoung oppa.” Jawab Luna dengan wajah sulkingnya.

“Memang kenapa dengannya? Dia tidak mengganggumu.” Ucap Haneul dengan kening berkerut.

“Tidak mau ya tidak. Tidak ada alasan!”

“Ck..keras kepala.”

“Shut up!!”

“Lalu bagaimana dengan idola tampanmu itu?” Tanya Haneul lagi mengalihkan pembicaraan.

“Kenapa dengannya??” Luna balik bertanya dengan wajah datarnya.

“Kapan kau akan maju?? Jangan diam ditempat selamanya! Pabbo(bodo)!!” Jawab Haneul kesal tiba-tiba melihat wajah polos tanpa ekspresi itu.

“Aku..”

“Kau tidak ingin mendekat? Cukup seperti itu saja?” Tanya pria kurus oppanya itu.

“Aku tidak tahu..”

“Pabbo(Bodo)!!”

Luna langsung memberi oppa tempat curhatnya itu tatapan tajam yang mematikan membuat Haneul hanya bisa meringis sambil menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

“Ohh, ini..ada undangan untukmu..” Ucap Haneul kemudian.

“Siapa yang menikah?” Tanya Luna.

“Tidak semua undangan itu untuk menikah!!”

“Haiii, siapa tahu, kkk..” Luna langsung mengambil amplop putih resmi itu dengan senyum garing lalu membukanya.

“Reuni?” Tanyanya kemudian membuat Haneul menganggukkan kepalanya.

“Aku juga akan datang..”

“Aku tidak mau oppa!!”

“Yaahh!! Kenapa bilang padaku? Disana ada temanmu!! Lagian masih lama kan??” Ucap Haneul membuat Luna kembali melihat tanggal di undangan itu.

“Hooo…sebulan lagi?”

“Hmm..”

“Ya sudah, kupikirkan dulu oppa. Bye!!”

Luna langsung pergi meninggalkan Haneul setelah melempar undangan itu ke meja kerja oppanya membuat pria kurus yang sangat menyayanginya itu menggeram kesal.

“Dasar dongsaeng (adik) sialan!!”

Dan hari pun berlalu dengan sendiri dengan kegiatan Luna yang tidak pernah berubah, yaitu mengirimi pria tampan pujaannya itu surat cinta. Tanpa berniat untuk bertemu dengannya Luna selalu menunggu sampai Bayu keluar dengan senyum manis mengambil surat-surat untuknya.

Pria tampan itu selalu tersenyum dipagi hari saat membuka kotak surat untuknya itu dan mengambil semuanya dengan harapan yang ditunggunya akan ada disana.

Dan harapannya memang tidak pernah terputuskan kerana surat cinta babypink itu selalu ada menemaninya disetiap pagi. Tanpa Bayu tahu bahwa senyumannya itu bisa membuat wajah yang sedang melihatnya merona dengan indahnya.

Apa yang akan dipikirkan Bayu jika melihat wajah putih pucat itu dihiasi rona merah jambu yang sangat memesona. Ahh, hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Karena setelah mengambil semua surat untuknya Bayu langsung kembali ke dalam rumahnya meninggalkan Luna yang kembali menghela nafas pasrah dan ikut meninggalkan tempat itu pula untuk melanjutkan tugasnya.

Sementara Bayu yang sudah menemukan yang dicarinya langsung duduk ditempat biasa dan kembali membuka surat itu dengan perlahan setelah menghirup wangi didalamnya.

Pagi, Bayu Anggara-ssi..

Apa yang selalu membuatmu tersenyum dipagi hari??
Suratku kah??

Bayu langsung menganggukkan kepalanya.

Semoga saja iya ne? aku tidak mau surat aneh ini membuatmu terganggu.
Hari ini bekerjalah penuh semangat!! Jangan lupa makan!!
I’m watching you!!

From me…with love^^

Bayu kembali tersenyum dan membawa surat itu kedadanya sambil memejamkan mata membayangkan suara pengirim surat itu mengucapkan kata-kata itu langsung padanya. Namun seperti teringat sesuatu Bayu langsung membuka matanya.

Dan saat itu mobil pengantar surat-surat di sekitarnya berjalan perlahan melewati rumahnya membuat Bayu langsung berdiri dan menyesali sesuatu.

“Kenapa aku tidak tahu?? Seharusnya aku bisa menanyakannya!! Paboo!!” Gerutu pria tampan itu dengan wajah menyesal.

“Double L…sampai kapan kau ingin sembunyi??” Tanya Bayu sambil melihat surat babyblue itu ditangannya.

Lalu setelah menyimpan surat kesekian kalinya itu ditempat rahasianya, Bayu segera bersiap untuk kembali ke kantornya. Dan kembali kesehariannya yang menjabat sebagai direktur utama diperusahaannya sendiri.

Begitu pula Luna yang kembali ke tugasnya mengantar surat-surat lainnya untuk rumah dan perusahaan besar di kota itu karena tempatnya bekerja itu bukanlah kantor pos biasa. Mereka sudah punya beberapa cabang kecil yang tersebar dipelosok Seoul yang sangat mudah dikenali dengan namanya yang aneh. “Haneul’s Letters”.

Begitulah yang terjadi seterusnya diantara dua manusia yang tidak saling mengenal namun saling terikat walau hanya dengan sepucuk surat. Mereka terus saja bertemu tanpa saling bertatap dan terus saja berbicara tanpa saling berkata.

Seterusnya setiap hari Luna terus saja mengirimkan Bayu surat cintanya yang simple atau tidak memaksa. Kerana isinya hanya pertanyaan-pernyataan aneh yang keluar begitu saja dari kepalanya yang aneh.

Gadis cantik itu belum berniat untuk menyatakan cintanya dengan cara seperti itu, walau disetiap perhatian dan kata-kata manisnya itu menyiratkan perasaan suka bila pria tampan pujaannya itu bisa mengambil kesimpulannya sendiri.

Luna bahagia walau hanya bisa melihat senyumannya dari jauh dan menyadari senyuman itu ada saat pria tampan itu memegang surat babypink darinya. Kerana sampai saat ini Luna belum punya keberanian untuk mendekati Bayu dari yang sudah ada.

Karna sejujurnya Luna tidak tahu apa-apa tentang kepribadian pria tampan pujaannya itu, bagaimana hatinya, kisah cintanya. Dan yang lebih penting, apa dia memiliki perasaan yang sama padanya yang hanya tukang pos biasa.

Bagaimana jika Bayu sudah punya kekasih dan menganggap surat-suratnya itu hanya selingan? Bagaimana pula jika Bayu menganggap pengirim surat itu adalah seorang sekretaris cantik? Dan bagaimana jika Bayu bukanlah seperti yang diharapkan Luna?

Dengan banyaknya Bagaimana itulah membuat Luna tidak bisa melakukan hal yang paling diinginkannya saat ini yaitu bertemu langsung dan menyatakan cintanya. Kerana itulah sampai hari ini Luna masih menulis surat cintanya yang ke 99.

Apakah takdir akan mempertemukan keduanya? Semoga saja.

“99…hhahhhh…apa dia sadar? Apa dia menyimpan semuanya??” Tanya Luna saat melipat surat ke 99 itu.

Setelah menatap surat itu untuk kesekian kalinya Luna pun memasukkan surat itu ke dalam ransel hitamnya lalu keluar dari apartementnya dengan penuh semangat. Gadis cantik itu akan memulai hari ini dengan penuh kebahagiaan dengan harapan akan bertemu lagi dengan Bayu pujaannya.

“Lun!! Jam 11 oppa jemput, jangan pura-pura lupa.” Ucap Haneul saat Luna sedang sibuk memilah-milah surat penting untuk segera dikirimkan.

Gadis cantik itu sekarang sedang terbenam sampai ke pinggangnya didalam ruangan surat yang menggunung. Entah kenapa dia selalu senang berada diantara kertas-kertas putih yang bisa membuat kepala blank dalam sekejap itu.

“Kau bisa merusak bentuk suratnya Mungil! Sudah berapa kali oppa bilang, jangan duduk..”

“Ya, ya, ya, ya..I know~” Ucap Luna sebelum Haneul selesai mengucapkan kata-katanya. “Oppa, bilang apa tadi??”

“Jangan duduk di...”

“Bukan ituuu.” Poutnya tanpa sadar.

“Jam 11 oppa jemput.” Ulang Haneul membuat wajah Luna blank seketika. “Jangan bilang kau lupa!”

“Kemana kita??” Tanya Luna tidak tahu apa-apa.

“Ck!! Reuni kampus, pabbo!!!”

“Ohh, aku lupa!! Undangannya kemana??” Tanya Luna dengan wajah polos tidak bersalah.

“Aku sudah membuangnya.”

“Nah kann?? Lagian, siapa suruh ngirim undangan sebulan sebelum..pasti lupa kan?” Ucap Luna sambil mencibir entah pada siapa.

Haneul hanya bisa menggelengkan kepala melihat dongsaeng yang sudah dijaganya selama mereka berteman. Dan tidak bisa dipungkiri pria kurus itu bahwa dia memang tidak bisa memarahi gadis dewasa berusia 5 tahun didepannya itu.

“Sudah-sudah, jangan banyak ngomong, cepat selesaikan tugasmu!” Ucap Haneul langsung keluar dari sana tanpa melihat bibir Luna kini mengerucut dengan imutnya.

Lalu gadis cantik itu segera keluar dari tumpukan surat-surat yang empuk itu dan mengambil satu kotak dengan alamat yang berdekatan dan membawanya ke mobil. Kemudian beberapa karyawan yang lain pun segera mengambil beberapa kotak yang sudah disiapkan Luna dan membawanya ke mobil.

Setelah itu barulah Luna pergi melakukan tugasnya seperti biasa dipagi hari yang sempurna menurutnya itu. Luna akan menyerahkan suratnya yang ke 99 pada pria tampan pujaannya Bayu Anggara.

Dengan begitu, besok adalah surat yang ke-100 yang akan diberikannya dan akan menjadi surat special yang pernah ada kerana Luna sudah menetapkan hati untuk menyatakan perasaannya didalam surat yang ke-100 itu.

Mengingat hal itu membuat semangat Luna lebih besar dari biasanya sehingga ia tidak mengeluhkan apa-apa saat waktu reuni kampusnya tiba dan Haneul benar-benar datang menjemputnya bersama Mina.

Luna mengatakan pada dirinya untuk melewati hari ini dengan sebaiknya sampai malam menjelang dan pagi kembali datang dan hari yang ditunggunya pun tiba.

Dengan tekad anak kecil seperti itu Luna keluar dari apartementnya dengan penampilan yang membuat mulut Haneul dan Mina langsung terbuka lebar melihatnya.

Luna memakai gaun putih tali satu dipadu dengan bolero pink dan high-heels putih yang melekat dikakinya. Rambut fluffy coklat brownnya disanggul menyamping dan tergerai dengan hiasan beberapa bintang mutiara disana. Dan itu membuatnya terlihat begitu anggun dan manis dari yang biasanya, saat dia bekerja.

Kerana merasa tidak nyaman ditatap seperti itu seketika pipi pucatnya merona dan bibirnya mengerucut imut melihat sahabatnya yang masih diam saja walau dia sudah salah tingkah.

“Ck!! Oppa! Unnie (kakak perempuan)!!” Panggilnya kesal sambil memberi mereka berdua death glarenya yang mematikan.

“Berapa umurmu??” Tanya Haneul tanpa sadar.

“5 tahun” Jawab Mina dengan wajah datar.

“Kalian!! Die!!” Kutuk Luna dengan wajah kesalnya membuat keduanya langsung tertawa lebar dan mengacak poninya yang lembut itu.

“Ck!!!” Gerutunya sekali lagi sambil menggoyangkan kepala untuk memperbaiki rambutnya yang memang kembali seperti semula kerana sangat lembutnya.

“Lun…” Panggil Haneul tiba-tiba membuat Luna yang hendak masuk ke kursi belakang mobilnya berhenti dan melihatnya.

“Waeyo??”

“Jangan berpenampilan seperti itu saat kau sedang bekerja.” Jawab Mina dengan wajah seriusnya.

“Mwoya (Apa)?? Apa maksudnya??” Tanya Luna tidak mengerti.

“Bukan tidak mungkin kau akan diculik Luna!!” Ucap keduanya bersamaan sambil masuk kedalam mobil dan tertawa kembali dengan lebarnya.

Luna yang baru bisa mencerna kata-kata mereka langsung masuk kedalam mobil dan menekan belakang leher kakak-kakaknya secara bersamaan sampai mereka meminta maaf walau masih tertawa kecil dengan airmata disudut mata mereka.

“Kami serius Luna!! Tetaplah seperti biasanya dengan ransel dan topimu.” Ucap Haneul kemudian.

“Dengan begitu tidak ada yang akan melihatmu.” Sambung Mina menatap Luna dalam membuat Luna tidak bisa membantah lagi.

“Dan kau akan amaaan!!!” Sambung keduanya bersamaan sambil Haneul melajukan mobilnya yang langsung melesat cepat membuat Luna terduduk kebelakang.

Kali ini Luna lebih memilih diam dan mengamati pasangan didepannya yang juga terlihat keren dengan Tuxedo dan gaun mereka, terkesan rapi dan Anggun. ‘Tapi, walau pun terlihat keren mereka tetap saja pabbo karna sudah memperlakukanku seperti anak kecil.’ Ucap Luna dalam hatinya.

Dengan pikiran seperti itu tanpa sadar bibir peachnya yang berkilau mengerucut kesana kemari membuat pasangan yang melihat lewat kaca diantara mereka hanya bisa menggelengkan kepalanya.

“Dia pasti sedang mengutuk kita.” Ucap Haneul pada kekasihnya dan dibalas anggukan Mina sambil tersenyum manis.

Dan mereka pun terus melaju dalam diam menuju universitas terbesar di Seoul tempat mereka dulu atau lebih tepatnya 5 tahun yang lalu menghabiskan masa remaja menuju dewasa mereka.

Begitu sampai disana Haneul langsung memarkirkan mobilnya paling dekat dengan gerbang agar secepatnya bisa keluar jika acaranya sudah selesai. Selanjutnya ketiganya pun keluar dari sana menuju aula kampus tempat diadakan reuni mereka.

“Jangan jauh-jauh dariku, Lun!” Ucap Mina sambil merangkul menggandeng kekasihnya yang menyunggingkan smirknya pada Luna.

“Shut up!!” Jawab Luna tajam namun dengan patuh mengikuti mereka dari belakang dengan wajah datar tanpa ekspresi.

Haneul dan Mina langsung berbaur mencari teman-temannya dulu dan bertemu hampir semuanya. Namun Luna hanya diam dibelakang mereka mengamati setiap orang yang lewat dan tersenyum jika ada yang mengajaknya.

Gadis cantik itu sepertinya tidak ingin berbasa-basi apalagi mencari teman-temannya yang pasti akan menanyakan setiap perubahan yang terjadi pada mereka masing-masing. Dan Luna sangan tidak ingin membahas hal itu.

Namun seperti ada yang tidak mengerti sikap diamnya itu saat Luna merasa seseorang tiba-tiba memanggil namanya dan menyentuh bahunya meminta perhatian. Mau tidak mau Luna harus berpaling dan memasang wajah bersahabatnya saat itu juga.

Atau sebaiknya Luna tidak melakukannya.

Karena saat matanya bertemu pandang dengan orang yang memanggilnya detik itu nafas Luna terhenti ditenggerokannya dan menatap orang didepannya dengan tatapan tidak percaya.

“K-kim…”

“Stella.” Jawab gadis tinggi didepannya itu menyambung ucapan Luna dengan senyum seribu wattnya. “Kau masih ingat?” Tanya gadis bernama lengkap Stella Kim itu.

Namun Luna masih saja melihatnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan hingga membuatnya sedikit tidak nyaman. Beberapa detik kemudian barulah Stella sadar bahwa Luna bukan menatapnya melainkan orang yang sedari tadi berdiri disampingnya.

Sejak awal tatapan Luna memang terpaku pada pria tampan yang mendampingi Stella datang ke acara itu. Dan pria tampan itu tidak lain tidak bukan adalah pujaan hatinya Bayu Anggara yang paling sempurna.

“Ohh, kenalkan dia kekasihku, Bayu Anggara.” Ucap Stella memamerkan pria tampan itu dengan senyum manisnya.

“Bayu Anggara.” Ucap Bayu langsung mengulurkan tangannya pada Luna dengan senyumannya yang menawan.

Bagai ditusuk seratus jarum dijantungnya Luna menerima kenyataan yang paling menyakitkan dalam hidupnya selama 25 tahun ini saat Stella mengatakan Bayu adalah kekasihnya.

Dan tanpa bermaksud membuat kekacauan dengan perasaannya sekarang, Luna menyambut uluran tangan Bayu dengan senyuman yang sangat dipaksakan.

“L-Luna Kim.” Ucap Luna dengan nafas tercekat.

“Kalian satu marga...” Ucap Bayu dengan ramahnya.

“Ohh, itu...” Luna terdiam suara MC memulai acara mereka.

“Ok!! Ladies and gentelment, attention please~” Ucap seorang pria alumni disana tiba-tiba membuat semua mata tertuju padanya.

Melihat itu secara tidak sadar Luna langsung menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Namun kata-kata lanjutan yang diucapkan pria itu kemudian membuat Luna kembali menahan nafasnya tidak percaya.

“Sebagai pembuka acara kita, mari kita dengarkan satu alunan yang indah dari junior kita yang terkenal dengan suaranya yang indah…Luna Kim, silahkan!!”

Kali ini tanpa bisa dicegah semua mata diruangan besar itu tertuju padanya sambil bertepuk tangan. Bahkan ada yang menyemangati Luna untuk maju bagi yang sudah tahu bahwa Luna menyimpan bakatnya yang luar biasa.

Luna tidak tahu harus menjawab apa saat semua yang disana mulai menyuruhnya untuk maju ke panggung didepan mereka yang terdapat piano putih disana. Gadis cantik itu langsung mencari keberadaan kedua penyelamatnya dan meminta bantuan.

Namun saat melihat keduanya menganggukkan kepala sambil tersenyum menenangkan membuat Luna menghela nafas pasrahnya dan akhirnya berjalan perlahan menuju grand piano putih itu.

Semua tamu bertepuk tangan dan menyemangatinya namun langsung terdiam saat Luna sudah siap duduk didepan piano itu dan menekan nada pertamanya.

Oenjebuteo yeohneunji ijeosseoyo
Naega wae ireoneunji nan moreujyo

(I forgot when it started, I don’t know why I’m like this)

Luna memulai nada pertama dari lagu lembut yang dipilihnya dan semua pasangan yang ada didepan panggung itu pun mulai mengambil tempat mereka dan mulai mengatur langkah untuk berdansa sesuai dengan alunan lembut yang mengalir dari piano yang dimainkan Luna.

Tidak terkecuali Mina dan Haneul yang tersenyum dengan manisnya pada Luna yang terus mengeluarkan suara indahnya walau dengan hati yang sudah tidak lagi tertata.

Eojjeol suga eobsoyo., amugeotdo mothago
I deodin shiganeul jikyeobwatjyo
Eodi-e itneunji mu-eoseul haneunji
Ojikhan saram maneul saenggakhago ihtgi-e

(I can’t do anything, While not doing anything, I look at the slow time, Where are you?
What are you doing?Because I only think of one person)

Luna bernyanyi dengan segenap perasaannya yang terlukis disetiap kata-kata dalam lagu itu membuat dadanya semakin teriris dan membuatnya menatap lurus kedepan tanpa tujuan.

Namun sayang ternyata itu gerakan yang salah kerana tatapannya kesedihannya langsung berhenti pada seseorang yang sedari tadi menatapnya dengan beribu pertanyaan dikepalanya.

Bayu Anggara pujaannya yang mematahkan cintanya dalam beberapa detik bertatap muka kini sedang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan Luna.

Walau pria tampan itu sedang memeluk kekasihnya dan berdansa dengan gadis cantik itu. Tetapi tidak ada yang tahu bahwa pikiran dan tatapan matanya itu sepenuhnya untuk Luna yang terperangkap dalam mata hitam kelam itu.

Dan Luna terus mengucapkan kata demi kata dari lagu yang dinyanyikannya sambil terus menatap mata Bayu sedalamnya. Seolah ingin menyampaikan apa yang dirasakannya hingga membuat Bayu tidak bisa berpaling sedikitpun dari mata coklatnya yang basah.

Irae seoneun andwe neungeol nan arayo
Saranghalsu eobdaneungeol algo ihtjyo
Naui seotun gobaeki geudaereuldeo
Apeugehal ppuniraneungeol nan arayo
Algo ihtjyo…

(Aku tahu, aku tidak boleh melakukan ini, Aku tahu aku tidak boleh mencintaimu…Pernyataan cintaku akan membuatmu melalui kesakitan, Aku tahu…_

Even though I know
I can’t do anything
I can only think of you
If I close my two eyes
Or open them again
I can only think of one person
The memory I can’t erase for one second
I just think of you
I can’t do anything
While not doing anything
I look at the slow time
Where are you?
What are you doing?
Because I only think of one person
I only think of that one person

(Lyrics The One I Love By. Super Junior KRY)

Aku hanya memikirkan satu orang saja.

Saat lagu itu berakhir Luna sudah tidak bisa lagi menahan airmatanya yang memaksa keluar bebas mengalir dipipinya. Apa yang harus dilakukannya saat tatapan Bayu tidak juga lepas darinya walau semua orang disana sudah berpindah ketempat lain.

“Kami harus segera pergi, permisi.” Ucap seseorang tiba-tiba datang menarik Luna pergi dari sana dalam sekejap.

Gadis cantik itu hanya bisa memejamkan mata saat tangannya ditarik paksa kerana Luna tidak ingin melihat wajah Bayu yang sedang menatapnya. Tanpa Luna tahu saat mereka berpas-pasan Bayu langsung berpaling melihat kepergiannya dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.

“Tunggu...!!!”

Tbc...

Sort:  

i love the way you tell a story...

neu vote saboeh....! nyan ata droneuh 4 boeh kalon vote saknyoe,,,,!