Asiknya Punya Penyeimbang

in #indonesia6 years ago (edited)

Setiap orang punya hobi dan kegemaran masing-masing. Entah itu yang bersifat olah fisik ataupun olah pikir. Setelah bertarung dengan waktu untuk menghasilkan karya yang dibayar, setiap orang membutuhkan aktivitas sampingan yang bisa membuat segar kembali raga dan fikiran. Kecuali melakukan hobi yang dibayar. Menang dua kali, hobi dapat, menghidupi diri dan keluarga cukup. Menyenangkan.

Aktivitas sampingan tersebut menjadi penyeimbang jiwa. Tidak ada yang sanggup bekerja ratusan jam tanpa jeda. Semua butuh refreshing. Caranya berbeda-beda, ada yang menjadwalkan memancing, memanah, berkuda, bersepeda, berenang, traveling, olah raga, bermusik, atau aktivitas lain yang dirasa dapat mengembalikan semangat bekerja.

Demi kesehatan mental berada direntang normal, aktivitas seperti itu bukanlah hal buang-buang waktu. Sebaiknya memang harus dilakukan dengan rutin. Setidaknya jika dirasa perlu jiwa dan raga memperoleh asupan segar, lakukan! Asal tidak berlebihan.

Semenjak sekolah tingkat pertama saya sudah melakukan aktivitas penyeimbang jiwa. Agar tidak oleng kata orang zaman ini. Selain sekolah saya aktif di pramuka. Berkemah adalah saat yang ditunggu-tunggu. Latihan setiap sabtu bukan menjadi beban, karena saya menganggap itu refreshing. Di tingkat sekolah menengah atas saya masih ikut kegiatan pramuka, ikut klub voli dan aktif pada semacam Osis di sekolah Muhammadiyah, IRM namanya.

Tiba saat kuliah, saya masih mencari kegiatan sampingan, pilihan saya dulu ikut pecinta alam, musik, atau fotografi?
Akhirnya tersandung di musik. Kebetulan sekretariatannya berada diantara sekretariatan DIMPA (Divisi Pecinta Alam) dan Focus (kegiatan fotografi). Jadi serasa masih tidak jauh-jauh dari kegemaran saya.

Seperti dalam postingan sebelumnya, saya mengatakan bahwa saya kehilangan tempat menambatkan hobi. Tidak tersedia disini, kecuali saya buat sendiri. Tapi saya inginnya langsung ikut berproses alias latihan, bukan melatih orang-orang.

Akhirnya mencari alternatif penyeimbang. Entah mengapa muncul suggest di instagram semacam kegiatan hiking melintasi alam. Menarik, saya pikir. Setidaknya bisa mengusir kesumpekan. Bagaimana tidak sumpek. Saya terbiasa bergerak setiap hari. Kemudian awal bekerja saya hanya diamanahkan mengajar 4 SKS dalam satu minggu. Teman tidak punya 😂 (penduduk baru di Banda Aceh). Jadilah saya seperti orang bingung.

Lalu, amanah pun bertambah. Eh, malah membuat pusing. Manusia memang membingungkan. Akhirnya saya putuskan ikut kegiatan yang saya temukan di instagram. Saya kira yang ikut tidak saling kenal, jadi ini aman bagi saya yang juga susah membuka komunikasi dengan orang lain.

Ternyata tidak seperti yang saya kira pada awalnya. Mereka sepertinya saling kenal lama bahkan keluarga. Saya seperti masuk dalam komunitas yang salah 😂. Seperti nyasar di rumah orang yang tidak dikenal. Bingung.

image

Banda Aceh Hash House Harriers namanya. Kegiatannya berjalan atau berlari mengikuti petunjuk dari potongan-potongan kertas yang disebar di beberapa titik hingga nanti sampai finish. Kemudian berkumpul dan minum/makan bersama. Hash diadakan setiap dua minggu sekali. Setiap pertemuan ada biayanya. Dewasa Rp. 25.000 sedangkan anak-anak Rp. 15.000.

Ikut serta pertama, cuaca kurang mendukung. Hujan dan beberapa diselingi petir. Track yang dilalui adalah persawahan. Walau begitu, bukannya malah mundur, saya ternyata menyukai kegiatan tersebut. Berjalan/berlari sambil menikmati keindahan ciptaan Allah. Masya Allah, saya baru tahu kalau Aceh Besar itu indah.

image

Track yang dilalui berbeda-beda setiap dua minggu sekali. Kadang melewati pantai dan kadang menyusuri hutan berbukit-bukit. Lelah selalu terbayarkan dengan view yang ditangkap mata. Terkadang sengaja tak mengambil gambar dengan kamera, karena lebih memilih menangkapnya lewat mata lalu menyimpannya di hati dan kepala.

image

Asiknya lagi, kegiatan ini boleh diikuti anak-anak sampai orang tua. Seru dan kagum sekali dengan anak-anak tangguh itu. Apalagi sekarang ini banyak anak-anak yang lebih asik menikmati gawai di akhir pekan dari pada berkumpul dan melakukan aktivitas bersama dengan keluarga.

Nah! Mari melakukan aktivitas sampingan yang menjaga jiwa tetap dalam rentang normal. Mengurangi penggunaan gawai dengan aktivitas-aktivitas di luar rumah atau sekalian "bersenda gurau" dengan alam.

image

~Tiga foto saya ambil dari group