Diguna-Guna vs Gangguan Kesehatan Mental
Beberapa tahun belakangan ini, banyak terdengar kasus yang membingungkan masyarakat. Anggota keluarga, tetangga, atau orang sekampung yang dikenal tiba-tiba berubah sikapnya. Biasanya kasus-kasus tersebut di kampung dikatakan "kesurupan" atau "diguna-guna". Bahkan akhirnya dicap gila dan banyak kemudian dipasung atau dikurung di sebuah ruangan.
Di zaman sebelum ilmu jiwa dipelajari, perubahan-perubahan sikap yang tidak biasa pada seseorang dianggap sebagai akibat dari gangguan makhluk halus. Dikarenakan belum ada pengetahuan mengenai perubahan perilaku bahkan kepribadian, banyak dari mereka yang salah perlakuan. Jika ini terjadi, tentu kondisi orang yang "diganggu makhluk halus" tersebut sulit kembali ke keadaan yang lebih baik.
Perlu kita lihat kembali, penting masyarakat diedukasi untuk masalah semacam ini bahwa ada yang disebut dengan depresi.
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kesehatan mental. Biasanya gejalanya berupa perubahan perilaku, seperti kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya dilakukan, merasa sedih berkepanjangan, perubahan pola tidur (insomnia), kehilangan selera makan, kehilangan energi, konsentrasi menurun, dan timbul pikiran untuk bunuh diri.
Penyebab depresi bisa karena faktor biologis atau punya riwayat keluarga yang pernah mengalami hal yang sama, faktor psikologis seperti kepribadian dan tingkat ketahanan seseorang terhadap situasi yang membuatnya tertekan, serta faktor yang bersumber dari tekanan sosial.
Depresi tidak bisa diobati dengan cara dimandikan air dedaunan atau bahkan di kurung di kamar. Jika anda merasakan atau melihat gejala tersebut pada diri sendiri atau orang lain, segeralah minta bantuan dokter. Lebih cepat tentu lebih baik. Setelah itu jika masih butuh pertolongan, segeralah menemui psikolog agar dapat diselesaikan "luka" yang tidak bisa disembuhkan dengan obat-obat minum. Tidak ada yang salah jika anda segera menemui dokter dan psikolog. Sama seperti anda menemui dokter ketika sakit flu atau demam.
Depresi tidak hanya terjadi pada remaja dan dewasa. Anak-anak pun juga bisa mengalaminya. Sebab banyak sekali situasi yang memberi tekanan sedangkan anak tidak dibekali dengan ilmu manajemen stres. Lingkungan juga semakin "ekstrim", ucapan dan perkatan seperti kian sembarangan saja. Bahan bercandan yang kelewat batas, etika berbicara dengan yang seusia dan tidak seusia entah dimana. Biasa kita sebut dengan istilah "bully". Itu juga bisa menjadi pencetus seseorang menjadi depresi.
Beberapa kali menemui kasus depresi yang salah perlakuan. Berharap masyarakat semakin "melek" ilmu. Tidak terus mengangap gejala-gejala depresi adalah akibat dari orang-orang iseng yang cintanya ditolak lalu om dukun bertindak. Sehingga pengobatan yang dilakukan tidak sesuai dan malah menambah parah gejalanya.
Jangan pernah enggan dan malu meminta pertolongan. Dampingi selalu, jangan pernah lelah memberi dukungan, karena dukungan keluarga, teman, dan orang-orang yang berpengaruh adalah obat yang mujarab untuk mengembalikan kehidupannya pada keadaan yang lebih baik.
Halo @zainabsyarifah, terima kasih telah menulis konten yang kreatif! Garuda telah menghampiri tulisanmu dan diberi penghargaan oleh @the-garuda. The Garuda adalah semua tentang konten kreatif di blockchain seperti yang kamu posting. Gunakan tag indonesia dan garudakita untuk memudahkan kami menemukan tulisanmu.Tetap menghadirkan konten kreatif ya, Steem On!
Terima kasih banyak 🙏🏼😁