Cabang Iman
عن أبي هريرة رضي اللّٰه عنه عن النبي صلى اللّٰه عليه وسلم قال الإيمان بضع وستون شعبة والحياء شعبة من الإيمان
Dari Abi Hurairah ra., dari Nabi SAW., Beliau bersabda: "Iman itu mempunyai cabang lebih dari enam puluh dan malu adalah salah satu dari cabang iman."
Menurut al-Kirmani, meskipun cabang-cabang iman itu banyak, namun kembali pada satu pokok, yakni menyempurnakan jiwa dengan memperbaiki kehidupan dunia dan akhiratnya. Demikian itu dengan mengi'tiqadkan kebenaran dan disiplin (istiqamah) dalam beramal, sebagaimana Nabi SAW. bersabda:
قل آمنت بالله ثم استقم
"Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamah"
I'tiqad (kepercayaan) itu bercabang enam belas:
- Mencari ilmu
- Mengenal kepada zat pencipta
- Membersihkan diri dari sifat-sifat kekurangan
- Percaya kepada sifat-sifat kesempurnaan Allah, misalnya, hidup dan berilmu
- Mengakui keesaan Allah
- Mengetahui bahwa segala sesuatu yang selain Allah adalah makhluk-Nya, yang ada dan tidak adanya itu atas qadha dan qadar-Nya
- Iman kepada malaikat yang suci
- Membenarkan para Rasul-Nya, yang mana mereka itu diberi bukti-bukti kebenarannya atau mukjizat
- Beri'tiqad akan kebaikan para Rasul
- Mengetahui kebaharuan alam semesta
- Meyakini akan kefanaan (ketidak kekalan) dunia
- Yakin akan adanya kehidupan kedua (yakni kehidupan setelah meninggal dunia)
- Percaya kembalinya roh pada jasmani
- Menetapkan (kepercayaan yang mantap) akan adanya hari akhir, shirath (jembatan), hisab, mizan (timbangan), dan segala sesuatu yang datangnya mutawatir dari Rasulullah SAW.
- Meyakini terhadap janji surga dan semua pahalanya
- Meyakini terhadap ancaman neraka dan siksaannya.
Perbuatan manusia itu terbagi menjadi tiga macam:
A. Amal yang berhubungan dengan dirinya sendiri, ini terbagi dua:
Amal yang berhubungan dengan batin seseorang, yang pokoknya adalah menyucikan jiwa dari berbagai kehinaan. Induknya ada sepuluh macam:
a. rakus dalam makan
b. ceroboh dalam perkataan
c. cinta pangkat
d. cinta harta
e. cinta dunia
f. dendam
g. dengki
h. riya
i. nifaq, dan
j. ujub
Sebaliknya, seseorang itu harus menghiasi diri dengan akhlak yang terpuji (utama), yang induknya ada tiga belas macam:
a. tobat
b. takut kepada Allah
c. mengharapkan rahmat Allah
d. zuhud
e. malu
f. syukur
g. menepati janji
h. sabar
i. ikhlas
j. jujur
k. cinta
l. tawakkal, dan
m. ridha terhadap qadha dan qadarAmal yang berhubungan dengan lahir manusia, yang disebut ibadah. Sedang cabang-cabangnya ada tiga belas:
a. menyucikan badan dari hadas besar maupun kecil
b. menyucikan badan dari najis dan kotoran
c. mendirikan shalat
d. menunaikan zakat
e. memyelenggarakan urusan jenazah
f. puasa ramadhan
g. i'tikaf
h. membaca al-Quran
i. menunaikan haji
j. menyembelih kurban
k. menunaikan nazar
l. menghargai sumpah, dan
m. membayar kafarat
B. Amal yang berhubungan dengan diri dan keluarganya, yang cabang-cabangnya ada delapan macam:
- menjaga diri dari zina
- nikah
- melaksanakan hak-hak nikah
- berbuat baik kepada kedua orang tua
- silaturrahim
- taat kepada pemimpin
- berbuat baik kepada budak, dan
- memerdekakan budak
C. Amal kebaikan yang berhubungan dengan sesama manusia, dan menjadi unsur terciptanya kemaslahatan seluruh manusia. Cabang-cabangnya ada tujuh belas macam:
- melaksanakan pemerintahan di kalangan kaum muslimin
- mengikuti jamaah
- taat kepada ulil amri (pemerintah)
- menolong ulil amri dalam berbagai kebaikan
- menghidupkan ilmu-ilmu agama dan menyiarkannya
- amar ma'ruf
- nahi munkar
- memelihara agama Allah dengan menjauhkan kekafiran dan berjuang melawan orang kafir
- berstau di jalan Allah
- menjaga jiwa dengan mengekang berbagai macam tindak pidana
- menegakkan hak jiwa, yakni dengan kisas dan diat
- menjaga harta manusia dengan mencari harta yang halal
- menyampaikan amanat
- menjauhi kedlaliman
- memelihara keturunan dan kehormatan manusia dengan melaksanakan had dan menukas wanita
- memelihari akal dengan menghindari minuman keras dan sesuatu yang menyebabkan hilang akal, dan
- menolak kemudharatan dari kaum muslimin sampai mengenai hal-hal yang kecil sekalipun, misalnya, membuang duri di jalan.
Malu adalah salah satu cabang iman. Yang dimakaud malu menurut syara' ialah akhlak yang mendorong seseorang untuk menjauhi keburukan dan mencegah kelalaian dalam melaksankan kewajiban. Malu khusus disebutkan di dalam hadits di atas karena malu adalah ibarat penggerak yang menggerakkan kepada seluruh cabang. Lantaran malu itulah yang menyebabkan takut tercela, baik di dunia maupun akhriat.
wallahu a'lam bil shawab
wailaihil marji' wal ma'ab