Mengapa kita tidak mendirikan provinsi sekuler, kapitalis atau demokratis?

in #kapitalis7 years ago (edited)

Banyak orang ingin mendirikan negara khalifah di negara ini. Menurut mereka, negara harus khilafah.

Bagaimana kalau kaum kapitalis, demokratis, dan sekuler juga ingin mendirikan provinsi atau kota kapitalis, sekuler, dan demokratis, di negara kita? Apakah kita akan mentolelirnya? Menurut kaum demokratis, sekuler dan kapitalis, negara seharusnya demokratis, sekuler dan kapitalis.

Ya negara kita sudah "agak" demokratis, sekuler, dan kapitalis sih. Gimana kalo sebagian kecil atau besar orang ingin lebih demokratis, sekuler dan kapitalis lagi?

Misal mereka ingin referendum biar demokrasinya lebih langsung. Atau misal mereka ingin perijinan dipermudah lagi biar hambatan bisnis berkurang. Atau mereka ingin menghilangkan pajak penghasilan supaya yang rajin bisa lebih kaya lagi. Lalu ingin tariff dihilangkan biar bebas import apa saja. Atau misal mereka ingin pasal 156 hilang supaya orang seperti Ahok tidak harus masuk penjara? Bisakah bangsa kita menerimanya?

Bisa jadi itu lebih populer dari ide khilafah.

Dan jumlah penganut paham kapitalisme dan sekularisme tidak sedikit. Wajar. Kita lihat saja makin lama di dunia, faham sekularisme, dan kapitalisme makin laku. Banyak orang cape perang lewat agama. Cina pun bertobat dari komunisme dan sekarang jadi kapitalis.

Lagi pula, pendukung kapitalisme tidak akan menggunakan cara cara extreme untuk mewujudkan impiannya. Paling mereka menginginkan satu kota, atau satu provinsi saja, untuk dipimpin secara kapitalis. Nanti mereka yakin provinsi itu akan makmur dan provinsi lain di Indo pun akan menyusul.

Pernah dengar pendukung kapitalisme menabrakkan kapal terbang ke gedung pencakar langit? Pernah lihat pendukung kapitalisme membomb bunuh diri? Pernah dengar perang saudara antara minarchist dan libertarianist?

Kok nggak pernah ya? Apa kapitalisme ideology damai?

Apa sih negara libertarian kapitalis itu?

Ini contohnya. https://cointelegraph.com/news/roger-ver-joins-other-libertarians-in-announcing-a-new-nation

Bisakah kita memberi mereka kesempatan?

Banyak orang kesal sekali kalau mendengar orang mau mendirikan negara syariah di negara kita.

Ibaratnya kita udah bisnis, deal 50-50. Abis bisnisnya jalan, orang bilang, berdasarkan agama gw, saham gw mustinya 90%

Ye.... agama dia mau ngomong apa itu urusan dia. Kalo dia mau nyaplok temen ngomong di depan dong? Kalo nggak ya tentu nggak fair. Kalo nggak fair gitu, wajar orang menentang. Wajar orang memusuhi. Dan investor juga ogah kali taro duit di negara kita.

Itu mengapa banyak orang yang menuntut khilafah dimusuhi dimana mana. ISIS di bomb. Hamas, Hezbullah, Syria berantakan. Mereka bukan duduk baik baik mengambil solusi yang untung sama untung. Mereka mainnya maksa. Semua sesuai maunya mereka.

Sebelum negara kita merdeka kita udah deal. Negara ini milik bersama. Kalo bukan milik sama sama ya kita nggak bersatu.

Karena negara ini milik bersama, ya wajar semua orang ikut bikin keputusan sama sama dalam menentukan arah kemana negara ini akan berlayar.

Itu mengapa kita punya demokrasi. Demokrasi jauh dari sempurna. Tapi pelan pelan bisa dibuat lebih baik.

Demokrasi digabung dengan otonomy, pasar kewarga negaraan, kapitalisme, globalisasi, citizen dividend, dan natural segregation sudah dan bisa membuat banyak manusia makmur.

Demokrasi sendiri cukup flexible untuk memungkinan semua system yang lain lain itu asal majoritas masyarakatnya setuju. Jadi perang, terorisme, nipu dan lain lain lagi jadi amat berkurang. Justru yang menipu yang akan kehilangan kepercayaan rakyat.

Di negara kapitalis, sekuler, dan demokratis, khilafah boleh ada. Ya asal tidak memaksakan kehendak mereka ke orang lain. Kamu nggak mau makan babi? Kamu nggak mau minjam pake riba? Kamu nggak mau sex diluar nikah? Ya tinggal nggak usah.

Bahkan maksa pun kalau tidak keterlaluan dan memang didukung orang banyak bisa. Mereka mau melarang orang lain makan babi waktu bulan puasa? Lha itu, di Aceh sudah kan?

Tapi di negara khilafah belum tentu kaum sekuler dan kapitalis bisa hidup. Kapitalis mentolelir orang. Pendukung khilafah mau mengatur hidup orang lain. Ya wajar orang ribut mulu.

Karena kaum sekuler dan kapitalis susah hidup di negara khilafah, biasanya mereka minggat pergi. Padahal, merekalah yang sering kali membuat negaranya makmur. Yang bikin negara makmur ilang, ya negaranya jadi miskin. Apa apa jadi import. Wajar dong?

Bohong di politik dan bisnis jaman sekarang susah.

Contohnya orang yang bohong supaya bisa jadi gubernur. Ya memang saingannya dipenjara oleh keputusan hakim. Tapi sekarang kan orang jadi nagih nagih janji dan semua tersebar dengan medsos. https://www.kaskus.co.id/thread/5a19a27b1ee5df1a068b4567/anies-tolak-jelaskan-banyak-anggaran-dki-yang-janggal/6

Jaman sekarang dengan banyaknya media sosial, orang sudah susah berbohong.

Ideology yang bagus tidak perlu dipaksakan. Cukup dicoba dan dibuktikan. Hanya ideology yang jelek, yang hasilnya akan amat tidak disukai oleh majoritas orang yang dipaksakan.

Cukup tiap provinsi, dengan otonomynya, memimpin dirinya dengan sebaik baiknya, nanti provinsi lain ngikut.

Coba lihat kapitalisme dan demokrasi sendiri? Tadinya yang make sedikit. Gitu jalan, pelan pelan seluruh dunia jadi kapitalis dan demokratis sendiri kan? Dan buktinya? Gross Domestic dunia naik sendiri kan?

Cina tadinya komunis. Tapi dia lihat Amrik kaya, akhirnya ikut ikutan kapitalis. Akhirnya kaya.

Afganistan, Iraq, dan Syria miskin. Ya wajar yang mau meniru mereka sedikit.

Semua pengusaha tau. Tidak ada ide bisnis yang 100% bener. Coba dulu. Test dulu. Ditengah jalan ya dimodivikasi sedikit sedikit. Negara negara lain pun juga flexible kan.

Tau tau ada orang bilang, kalo negara ini mau dijadikan negara syariah. Mereka bilang hanya orang yang ditentukan oleh ulama sajalah yang boleh dipilih jadi pemimpin. Orang lain, termasuk sesama muslim, mereka anggap kafir.

Memang majoritas penduduk Indonesia islam. So what? Majoritas penduduk Amerika juga kristen. Apa Amerika negara kristen? Ada sih orang kristen yang mau. Tapi nggak pernah populer. Majoritas orang kristen nggak mau. Orang bule udah punya pengalaman tinggal di negara yang tidak sekuler seperti apa.

Pemimpin agamanya makan duit. Agamanya disesuaikan dengan kepentingan politik. Perang tidak berkesudahan. Orang bukan meributkan infrastrukture atau fasilitas negara, tetapi malah meributkan ayat ini artinya apa, ayat itu tafsirannya bagaimana. GDP rendah.

Kita lihat negara yang pernah menolak kapitalisme. Korea utara dan Vietnam. Gaji buruh di Vietnam hanya 2 juta rupiah sebulan. Mau negara kita seperti Vietnam dan Myanmar?

Ada lelucon di kalangan kapitalis. Kalau mau mengexploitasi pekerja, carilah negara komunis. Mengexploitasi pekerja di negara kapitalis susah. Suku bunga rendah gaji buruh tinggi. Tapi di negara komunis seperti korea, pekerja tinggal diperbudak.

Sejarah menunjukkan banyak negara berdasarkan agama, ujung ujungnya korupsi lebih tinggi, dan GDP lebih rendah. Pengecualian paling Dubai. Tapi itu juga karena Dubai kapitalis.

Majoritas pendukung khilafah di Indo tidak akan suka Dubai. Ya mereka ngamuk ngamuk ada TKA dari Cina. Padahal di Dubai, TKA jauh lebih gampang masuk. Tentu saja majoritas TKA di dubai datangnya bukan dari Cina yang sudah relative makmur tapi dari India.

Apa betul negara berbasis agama ribut mulu?

Nggak percaya? Liat aja prancis jaman Louis 14. Itu sampe orang protestan diusir. Raja katoliknya taro pasukan Dragonnades buat "nginep" di rumah orang protestan berantakin barang supaya orang protestannya bertobat masuk katolik atau pindah. German perang saudara 100 tahun antara protestan dan katolik.

Oh, itu kan "kristen". Islam dong? Hasilnya? Ya terakhir saya check, Iraq, Syria, Palestina, perang mulu. Majoritas negara mereka korup. Afganistan miskin.

Masalahnya sederhana. Kita nyetir mobil. Satu mau belok kiri, satu mau belok kanan. Alasan mau belok kiri apa? Iman. Ya saya percaya saya benar, teman saya sesat. Ya wajar akhirnya perang. Itu mengapa kita punya science yang tidak perlu diimani. Itu kenapa kita berdialog dulu. Dan kalau dialog nggak nyambung, sesuatu yang wajar sekali sering terjadi, ya tentu kita vote.

Apa orang orang yang mau agama campur dalam politik memang ingin kita perang? Prabowo pernah bilang strategy bagus itu menjarah rumah yang lagi kebakaran https://www.merdeka.com/peristiwa/video-prabowo-rampok-tetanggamu-yang-kesusahan.html .

Prabowo lagi pidato di depan organisasi pemuda pendukung orde baru. Apa itu orde baru? Itu orde dimana Suharto yang sipit kasih banyak project ke cukong Om Liem. Nah itu sering kali di upload oleh pendukung prabowo sendiri waktu menyalahkan Jokowi.

Om Liem punya pabrik tepung terigu dan Suharto melarang import tepung. Larangan import itu diberlakukan meskipun pabrik Om Liem rusak. Akhirnya seluruh rakyat harus bayar tepung terigu lebih mahal. Dan prabowo adalah menantu dan pendukung orang orang kayak gitu.

Liat sendiri di sini https://chirpstory.com/li/192074 (saya bingung ini pendukung prabowo atau pendukung Jokowi ya yang nulis?) Versi pendukung Pak Dhe dan Ahok bisa dilihat di sini https://seword.com/politik/begini-nih-moral-muslim-yang-hendak-melawan-china

Itu satu strategy dari buku 36 strategy bangsa Cina. Prabowo sendiri keturunan Cina. Ya wajar dia familiar dengan buku itu. Jaman dulu, cara berpikir gitu bisa bikin orang jadi kaisar. Jaman sekarang?

Kalo rumahnya nggak kebakaran gimana? Ya dibakar. Dibakar pake apa? Ya pake apa ya? Hayo.... Ntar orang bilang pake agama kena pasal 156 lagi. Ya mikir sendiri deh.

Bagaimana kalau orang make agama buat membujuk kita buat milih gubernur yang sifatnya korup? Gimana kalo orang pake agama buat mengadu domba kita?

Di negara sekuler, orang tinggal bilang, hati hati, kamu dibohongi pake agama. Di negara yang tidak sekuler, orang mau memperingati kita gimana?

Wajar dong banyak orang ingin sekularisme?

Karena menurut kepercayaan pendukung khilafah, negara musti syariah. Mereka bilang kepercayaan mereka itu berdasarkan agama mereka. Really? Ini MUI sendiri bilang? MUI aja yang extreme dan tidak sekuler nggak bilang gitu setau saya?

Saya tidak tahu kepercayaan mereka. Tapi banyak orang tentu merasa ini aneh sekali?

Mengapa hanya negara yang harus "syariah"? Mengapa bukan sekalian bisnis juga harus syariah? Kalo bisnis musti syariah juga, ya sono lah pake modal sendiri, cari investor sendiri, atur sendiri, syariah sendiri. Kan sudah bisa?

Hasilnya? Hasilnya mereka sendiri yang complain kalo bisnis di indo dikuasai "kafir". Orang ngatur bisnis sendiri belum becus kok ngotot mau ngatur negara? Mana jumlah mereka sedikit lagi?

Kalo mainnya gitu, ya sudah lah. Mereka percaya negara musti syariah. You know what? Banyak orang di indo juga percaya negara seharusnya kapitalis dan sekuler.

Berdasarkan dalil apa mereka percaya? Berdasarkan kitab apa? Apa agama mereka? Apa iman mereka?

Yeee..... Hari gini, jaman now, masih pake kitab kuno? Masih pake iman? Ya kayak bisnis lah. Kita coba aja. Hasilnya gimana? Jalan terusin. Gagal ya rubah rubah lagi sampe kita happy. Simple kan?

Nggak perlu iman. Mungkin 30 tahun lalu, percaya kapitalisme itu benar, perlu iman. Sekarang kita hanya perlu melihat hasil.

Kita liat aja Singapore pendapatan perkapitanya berapa. Dubai, Hong Kong, Macau. Itu semua negara kapitalis. Bahkan Amerika dan eropa pun sebelum jatuh ketangan liberal komunis tadinya kapitalis. Makanya masih kaya meskipun sekarang negaranya masih terus ikut campur dalam ekonomy.

Lalu kalau pendukung kapitalis yakin juga dengan ideology mereka gimana? Jadi kapitalis benar. Jadi kita semua harus ikut kapitalisme? Kalau tidak setuju di bomb lho. Darahnya halal gitu?

Ya nggak. Kapitalis, umumnya, tidak memaksa atau menipu. Paling tidak laizes faihre kapitalisme mengharamkan pemaksaan dan penipuan. Hanya ada dua "kejahatan" dalam kapitalisme. Maksa. Nipu. Sisanya boleh. Bebas kan?

Majoritas dari "kejahatan" tidak perlu diproces oleh hukum pun jalan. Orang kalo maksa maksa atau nipu nipu, tentu akan dijauhi banyak orang dan biasanya rugi sendiri.

Kapitalis sejati tidak memaksa atau menipu atau menteror. Mereka mencoba dan membuktikan. Bill Gates, Steve Jobs, Mark Zukenberg, semua punya ide yang lain sendiri. Orang biasa tidak setuju dengan mereka? Lalu. Ya mereka coba sendiri, pakai duit sendiri. Investor cari sendiri. Programmer ya cari sendiri atau ngecode sendiri. Untung ya majoritas buat mereka sendiri.

Nah, begitu tentu banyak yang menghargai. Orang yang nggak setuju tidak dilanggar haknya. Kalo si Bill Gates bilang, semua orang punya PC. Lalu orang nggak setuju. Lalu yang nggak setuju dianggap kafir, bidah, musti dipaksa punya PC, kan jadi perang. Ide bagus juga kalo dipaksa orang anti pati.

Apa lagi kalo ide bagus biasanya tidak dipaksakan. Nggak dipaksa juga pelan pelan orang beli PC. Kan ilmu ekonomy mengasumsikan semua orang egois. Dan dengan asumsi itu prediksi mereka jalan jalan saja.

Begitu juga dengan ideology. Ngapain kita memaksakan ideology tertentu ke semua orang.

Kalo syariah diperbolehkan di negara ini, ya wajar nanti pendukung kapitalisme minta kapitalisme, sekularisme, dan libertarianisme juga diijinkan. Saya yakin banyak pendukung kapitalisme, sekularisme, dan libertarianisme juga mau mencoba ideology mereka di negara ini.

Tuh Aceh udah syariah boleh. Ya tentu mereka mau satu provinsi, atau satu kota saja, dipimpin berdasarkan prinsip kapitalisme, sekularisme, dan libertarianisme.

Mengapa hanya satu kota? Kalau mereka yakin saya betul, mengapa mereka hanya minta satu kota?

Justru karena mereka yakin mereka betul, mereka hanya butuh satu kota. Nantinya satu kota itu akan makmur sendiri, dan banyak provinsi lain akan meniru. Di dunia, cara paling aman kan gitu. Coba sedikit dulu, kalo jalan ya kita gedein. Gagal ya modifikasi dulu sampe lebih beres.

Dan pendukung kapitalisme juga tau meskipun ide mereka bagus, tapi tidak sempurna. Contoh, dalam kapitalisme, gaji seseorang ditentukan semata mata oleh mekanisme pasar. Artinya? Dalam jangka pendek gaji buruh bisa lebih rendah lagi. Lalu? Lalu kalo buruhnya ngamuk kerusuhan? Kan jadi rugi. Lalu apa? Lalu salahkan buruh gitu? Ya nggak.

Kapitalisme itu beda dengan syariah dan komunisme. Kapitalisme tidak pernah gagal memakmurkan negara. Afrika saja tambah makmur.

Dan kalau toh ada yang kurang berhasil, kapitalisme tidak berusaha menyalahkan siapa siapa. Kita mau sukses kok. Ya kita cari solusi. Mungkin tidak langsung. Mungkin citizen dividend. Apa lah.

Banyak keputusan yang demokratis merugikan kapitalis. Naiknya upah buruh di Indonesia oleh UMR melanggar prinsip prinsip kapitalisme. Lalu apa yang dilakukan kapitalis? Bomb pemerintah supaya UMR hilang? Tidak. Kapitalis dengan sabar menjelaskan ke majoritas orang kalau kapitalisme menguntungkan semua orang. Lalu pengusaha yang sisa ya cari akal supaya mereka tetap bisa menciptakan lapangan kerja meski dengan gaji buruh yang sudah 2 kali lipat gaji buruh di Vietnam. Yang tidak bisa terpaksa gulung tikar atau minggat keluar negeri. Akhirnya buruh sendiri yang rugi. Pekerja yang cerdas kemudian vote untuk kapitalisme yang lebih comprehensive.

Kapitalisme tidak memaksa.

Orang yang ingin maksa seluruh negara kita menurut kemauan mereka sebetulnya mereka tidak yakin rencana mereka akan menyenangkan banyak orang. Majoritas pendukung khilafah begini. Minoritas musti ikut majoritas yang muslim kata mereka. Waktu majoritas orang di indo tidak setuju dengan ide mereka, mereka bilang lagi ya itu yang nggak setuju salah. Sesama islam pun saling mengkafirkan. Lalu mereka bomb sini, bomb sana, fentung kiwi, fenthung kanan, terror terus.

Atau bisa jadi pendukung khilafah sebetulnya tau kalau rencana mereka tidak akan menyenangkan majoritas orang Indonesia. Bisa jadi mereka sebetulnya sudah tau kalau ideology mereka tidak akan membawa kemakmuran. Majoritas rakyat kita akan rugi, tapi mereka sempat korupsi.

Banyak hal bisa merugikan majoritas orang indo kalo kita pakai system khilafah atau ideology apapun membabi buta. Itu fakta politik. Banyak aturan hasilnya jauh beda dari "maksud" aturan tersebut.

Pendukung khilafah bilang hanya ulama yang boleh vote. Kalo pemimpin agamanya disogok gimana? Kalo beda interpretasi gimana? Nggak usah disogok lah. Cukong punya perusahaan. Si cukong tinggal cari ulama yang pro kepentingan dia lalu promosiin. Ujung ujungnya negara kita malah menguntungkan cukong dan kepentingan kita jadi tidak terwakili.

Mereka mau melarang pelacuran. Kalo pengusaha pelacuran malah happy karena mereka tinggal nyetor polisi dan margin mereka jadi gede gimana? Apa mereka pernah kepikir? Kalo belum di coba di satu kota dulu, di satu provinsi dulu, mana kita tau jalan atau kagak?

Ini ada article kalau kartel ganja di Mexico rugi banyak justru karena ganja di legalisasi https://www.hellomd.com/health-wellness/56e35016c6ebce000c0000bc/legalization-of-marijuana-is-destroying-mexicos-drug-cartel . Bisa jadi alasan mengapa sesuatu dilarang justru untuk menguntungkan mafia yang ingin margin lebih tinggi.

Kita dilarang import sapi tanpa ijin supaya sedikit orang yang import dapat margin lebih tinggi. Apa mereka kepikir?

Buktinya Syria, Afganistan, dan lain lain amburadul. Kalau sudah begitu, bisa jadi mereka tidak menyesal. Mungkin mereka malah untung. Negara kita hancur tapi mereka sempat ngembat duit negara gede. Mereka tinggal bilang, oh, itu bukan syariah yang sebenarnya. Lalu coba lagi lagi lagi lagi....

Lagi pula syariah sendiri hasilnya jauh dari keinginan banyak orang. Tapi ada segelintir orang yang diuntungkan. Segelintir orang itu kemudian mau khilafah.

Tapi apa khilafah jelek buat semua orang? Justru itu masalahnya. Ada yang untung. Buktinya si Muawiyah bisa mewariskan tahtanya ke anak sendiri Yazid. Sesuatu yang pasti jauh lebih sulit dalam system demokrasi kan?

Waktu Ali dan Muawiyah jadi cakhal (calon khalifah), 65 ribu orang mati lho di perang Siffin. Coba bandingkan dengan system demokrasi kita? berapa banyak orang yang mati di pemilu 2014, dari 220 juta rakyat? Hampir tidak ada kan. Berapa banyak orang mati di negara demokrasi tiap pemilu?

Bisa jadi itulah yang diinginkan pendukung khilafah. Majoritas dari kita rugi, tapi FPI bisa fentung kiri fentung kanan supaya dapat sogokan dari pengusaha. Lalu teman mereka di pemerintah bisa meneruskan bisnis korupsi mereka. Kalo pendapatan perkapita kita turun, mereka tinggal bilang itu bukan khilafah yang sebetulnya. Yuk coba lagi. Mau sampai kapan?

Jaman khilafah dulu (kalo versi sekarang mungkin sudah "jauh" dari original), ada perang sifin. Pendukung Ali dan Muawiyah berantem. Sesudah 65 ribu orang koit Muawiyah bilang, ya sudah pakai quran dan haditz untuk memutuskan.

Ali kirim Abu Musa. Muawiyah kirim Amru. Ronde 1, si Amru mencoba menyogok Abu Musa. Amru bilang, gw dapet provinsi nih kalo gw menang. Elu juga kalo si Muawiyah menang. Tapi ditolak. Lalu mereka berdua sepakat buat pemilihan Khalifah ulang. Lalu? Abu Musa mengumumkan begitu. Amrunya bilang Muawiyah tetap khilafah.

Mereka bilang mereka akan menyelesaikan perbedaan mereka berdasarkan agama. Hasilnya? Kita semua tau sama tau. Yang menang Muawiyah. Karena ujung ujungnya yang main incentive. Amru dapat provinsi. Muawiyah dapat dinasty. Apakah khilafah gagal? Kalau dilihat dari keingingan majoritas orang islam sekalipun tentu iya. Sampai 12 keturunan Muhammad sendiri dibunuh oleh khalifah sendiri.

Tapi di lihat dari kepentingan orang yang biasa berpolitik praktis, bagi duit ke pejabat? Ini sukses sekali. Wajar orang orang seperti itu ingin khilafah.

Saya belajar sejarah. 12 keturunan Muhamad itu dibunuh lho oleh khalifah mereka sendiri. Nih liat sendiri sourcenya dari wikipedia https://id.wikipedia.org/wiki/Dua_Belas_Imam . Mengapa? Kalo mau yang lebih seru baca versi bahasa inggris.

Banyak detail yang sudah diduga politikus sekuler sudah sering terjadi semua. Di depan Muawiyah bilang kalau mereka mau keputusan didasarkan agama. Dibelakang, ya wakil Muawiyah coba sogok wakilnya Ali. Lalu bohong di depan umum.

Sekarang di depan rakyat mereka bilang ayat ini ayat itu. Kita tau lah. Di belakang kemungkinan besar duit ini duit itu semua. Cukong juga. Malah cukong yang korup bisa tambah kaya kalo khilafah tegak. Soalnya lebih bisa dimaenin.

Mana yang lebih gampang? Kasih duit ke sebagian kecil ulama atau menguntungkan 220 juta rakyat Indo? Kalo kamu jadi cukong, kamu support yang mana?

Itu mengapa banyak pendukung sekularisme dan kapitalisme nggak ngotot ngebomb sini ngebomb sana untuk memperjuangkan ideology mereka. Bahkan mereka yakin mereka benar pun, mereka menghargai opini orang yang beda. Coba aja. Kita liat siapa yang makmur? Sederhana kan?

Aceh boleh coba khilafah. Hayo, provinsi mana yang mau coba sekularisme, kapitalisme, dan libertarianisme? Kalau nggak boleh ya nggak apa. Tapi kalo ada yang mau coba bagaimana opini kita? Gimana?