BERSIAP MENGHADAPI KEMATIAN

Pagi ini saya sangat tersentuh oleh nasihat seorang ulama setelah salat jenazah dilakukan. Belum pernah rasanya mendengar nasihat yang halus, tegas, dan tajam sekaligus. Sehingga nasehat itu terasa langsung masuk ke dalam hati dan menyadarkan diri ini.

Diawali dengan membacakan firman Allah,
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, ia pasti menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.s. Al-Jumu'ah: 8)

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa tak ada yang tahu kapan, dimana, dan karena apa kita akan mati. Semuanya menjadi rahasia yang Allah sembunyikan agar semua manusia berlomba-lomba dalam kebaikan. Manusia yang mengkhawatirkan bagaimana akhir hidupnya tentu akan berusaha selalu melakukan kebaikan di manapun dan di hadapan siapa pun. Ia akan berharap agar kehidupannya akan berakhir dengan kematian yang baik atau yang dikenal dengan Khusnul Khatimah.

Semestinya dengan menghadiri acara kematian dan mengurus jenazah, hadirlah dalam hati kita rasa takut dan kekhawatiran bagaimana nasib diri kita sendiri yang juga akan mengikuti jejak jenazah yang kita saksikan. Hanya tinggal menunggu waktu, kita semua akan digilir satu-persatu meninggalkan dunia ini.

Karena itu Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda yang artinya, "Cukuplah kematian itu menjadi pengingat." Rasulullah menyebutkan bahwa kematian yang kita lihat datang tiba-tiba itu haruslah menjadi pengingat bagi diri kita. Andai kita selalu menjadikan kematian sebagai pengingat kita tentu lah kita akan menghindari melakukan keburukan karena kita tak ingin mati saat melakukan keburukan itu.

Maka seharusnya setiap orang yang datang menyaksikan jenazah dan mengikuti pengurusannya, merasa takut sehingga teringat akan dosa-dosanya lalu memohon ampunan Allah. Ia juga berfikir, apa yang harus dilakukannya agar ia siap apabila kematian telah datang menghampirinya.

Namun, pada kenyataannya kebanyakan orang yang datang pada acara kematian atau takziah, jarang yang terlihat takut dan khawatir. Terlihat mereka seakan mendatangi tempat kejadian yang biasa-biasa saja. Mereka saling berbicara tentang kehidupan mereka, bisnis mereka, atau rencana-rencana yang akan mereka lakukan untuk kepentingan dunia. Sedangkan para wanitanya datang dengan berhias seolah-olah mendatangi pesta yang menyenangkan.

Tidakkah timbul dalam hati mereka bahwa mereka juga akan terbaring persis seperti jenazah yang sekarang ada di hadapan mereka. Hanya tinggal menunggu waktu yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, marilah jadikan setiap peristiwa kematian siapapun sebagai pengingat dan penyadar diri kita bahwa kita semua akan mati. Allah pun telah pernah mengingatkan kita dalam firman-Nya,
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. (Q.s Aali-Imraan: 185)

Semoga Allah menakdirkan kita mengakhiri kehidupan ini dengan baik sehingga dibangkitkan kelak dalam keadaan baik pula serta mendapatkan kebahagiaan yang hakiki di akhirat. Amin ya rabbal alamin.