Kopi, dari zero ke Euro
Pada satu kesempatan saya pulang ke Tangse secara khusus ingin melihat bagaiamana segelas kopi bisa sampai ke tangan kita setiap hari.
Berikut beberapa gambar yang saya urutkan berdasarkan proses dari mulai belum di petik sampai menjadi bubuk untuk di seduh dan di nikmati.
Pohon kopi umur kurang lebih 8 tahun, berbuah lebat dan cukup terawat
Proses penjemuran kopi setelah digiling untuk mengulupas kulitnya, penjemuran bisa berlangsung berhari-hari sampai kulit kopi yang bewarna kecoklatan terkelupas
Biji kopi yang telah siap dijemur, di roasting (gonseng) dengan suhu yang stabil hingga bewarna kecoklatan
Biji yang telah siap di roasting (gonseng) untuk selanjutnya di giling sesuai kebutuhan pemakaian, misal untuk dijual ke warung kopi maka harus agak kasar agar tidak terlepas dari saringan
Atau untuk kebutuhan konsumsi keluarga dan pribadi maka kopi yang telah di roasting harus di giling sampai halus
oh iya, kenapa saya menulis Euro di judulnya, karena kopi yang ditanam dari nol oleh masyarakat kita, seperti di Tangse ini, ternyata pengaturan harga jual tingkat dunia-nya ada di Negeri Eropa, walau kita semua tau bahwa mungkin tidak ada pohon kopi disana.... kopi memang telah mendunia
Secangkir kopi yang dengan tenang menunggu kau minum itu tidak pernah mengusut kenapa kau bisa membedakan aromanya dari asap yang setiap hari kau hirup ketika berangkat dan pulang kerja di kota yang semakin bisa mengerti kenapa mesti ada secangkir kopi yang tersedia diatas meja setiap pagi>
*NoName
Congratulations @almushawwir! You received a personal award!
Click here to view your Board
Do not miss the last post from @steemitboard:
Congratulations @almushawwir! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!