“Tarek Pukat”, menjaring ikan
Hawa laut menelusup di Gampong Jawa, Kuta Raja, Banda Aceh pada sore tadi. Perahu berwara-wiri dan sebagiannya terlihat tertambat di tepi muara. Namun ada pemandangan berbeda, serombongan warga membetot perhatian pengunjung lewat atraksi Tarek Pukat yang mereka lakukan.
Tarek pukat merupakan budaya yang menunjukkan semangat kebersamaan. tarek pukat berarti menarik pukat ikan, di mana kegiatan ini berlangsung di daerah pesisir dan menjadi kegiatan rutin para nelayan. Mula-mula digambarkan nelayan berlayar di laut sekira 1 mil, kemudian melemparkan pukat, sementara di bibir pantai para nelayan lainnya bersiap mengikatkan tali pukat ke pinggang.
Tali-temali yang sudah terpasang di pinggang itu pun akan memudahkan saat menarik pukat, apalagi kalau tarek pukat dilakukan beramai-ramai. Ritual ini sangat kental dengan kebudayaan Aceh. Tak heran, itu karena provinsi di ujung barat Indonesia ini diapit oleh pantai. Riak riang di wajah para nelayan membayang di bawah mentari yang bersinar garang. Langit dan laut biru berlatar gugusan bukit di kejauhan membuat mata tak jenuh memandang. Ombak bermandikan cahaya matahari yang berkejar-kejaran di bibir pantai menjadi nyanyian merdu Pasie Gampong Jawa.
Hal yang terus dilakukan berulang-ulang ini menyebabkan kebanyakan penarik pukat berpinggang ramping atau kecil. Lalu, tradisi tarik pukat ini pun melahirkan sebuah pemeo: Tarek pukat, ubiet keuieng, (tarik pukat, kecil pinggang).
Congratulations @ferdinalazhary! You received a personal award!
Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!
Click here to view your Board
Congratulations @ferdinalazhary! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!