Menikmati Hari-Hari Saat Punya Bayi

in #ksi6 years ago

images.jpeg
sumber foto : https://scottsdale.citymomsblog.com

Apa yang paling saya inginkan seminggu terakhir ini?
Saya ingin bisa menyelesaikan sisa draft buku kumpulan soal yang sudah terbengkalai setahun terakhir.
Saya juga ingin bisa menyelesaikan naskah picbook yang harus dikirim akhir minggu ini.
Takhanya itu, saya pun ingin bisa menulis blog dengan tenang; mencurahkan isi hati dan pikiran.

Apa yang saya harapkan seminggu terakhir ini?
Saya berharap bisa menikmati secangkir kopi sambil membaca koran atau buku favorit. Saya berharap bisa membaca dengan tenang tanpa harus mengawasi baby Arin yang berjalan ke sana ke mari, naik kursi, pegang ini itu, dan sejenisnya.

Apa yang terjadi?
Setiap pikiran saya sudah fokus pada naskah, baby Arin terbangun dan menangis. Ini artinya matikan laptop lalu menyusui. Apa saya bisa bangun lagi setelah itu? Ya, tapi hanya beberapa menit. Setelah itu, Arin akan gelisah. Ia tahu ibunya tidak ada.

Begitu pula dengan secangkir kopi bersama koran atau buku. Saat rumah sudah hening karena baby Arin tidur, saya menyesap aroma kopi dalam tegukan pertama. Satu paragraf belum selesai dibaca, ada saja pekerjaan yang tiba-tiba muncul yang harus saya kerjakan. Di sini, rasanya gemes dan sedih.

Saya sempat mengeluhkan itu pada diri saya sendiri. Sekali dua saya keluhkan itu pada suami. Ia pun berusaha membantu saya menjaga Arin saat saya menyelesaikan naskah buku atau saat ada tulisan yang harus saya posting di blog.

Saya sangat mengapresiasi bantuannya. Tanpa bantuan suami, banyak pekerjaan terbengkalai. Juli ini usia Arin 16 bulan. Masa eksplorasi tanpa henti. Jadwal tidurnya pun tidak teratur lagi. Ia mudah terbangun. Alhasil, jadwal menulis,beres-beres, dan urusan lain harus menyesuaikan dengan kegiatan Arin.

Ketika saya sangat kerepotan membagi waktu antara mengurus Arin dan mengerjakan tulisan-tulisan saya, saya bingung bagaimana ini? Sebagai penulis lepas, manajemen waktu adalah panglima. Dengan kondisi semacam ini, saya sedih banyak tulisan terbengkalai. Itu berarti, penghasilan saya pun berkurang banyak.

Saya pun menghibur diri sendiri. Usia Arin adalah masa keemasan. Ia butuh perhatian penuh dalam tumbuh kembang 1000 hari pertamanya. Saya tak boleh lalai di fase ini. Sebagai ibu, kebahagiaan utama adalah anak-anak yang tumbuh sehat dan bahagia.

Atas dasar pemikiran itu, rasa gemas karena mepetnya kesempatan menulis pun pupus. Terlebih lagi melihat tingkah Arin yang lucu mengundang sayang yang terus bertambah. Namun, bukan berarti saya meninggalkan pekerjaan saya. Sambil menjalani kesibukan rumah tangga yang tanpa henti, saya berusaha mengatur waktu sebisa mungkin untuk menulis. Terutama mengatur energi agar tak kelelahan supaya tetap punya tenaga untuk menulis. Pikiran takbisa bekerja optimal jika fisik kita lelah.

Ketika saya sedang mencari buku Onghokham di rak buku untuk bahan tulisan, saya menemukan buku lama berjudul 'Life Lesson for Busy Mom'. Wah, buku ini pas banget dengan kondisi saya. Saya pun memilih buku ini untuk dibaca lebih dulu. Buku ini berisi kisah para ibu yang membagi tips-tips praktis mereka dalam menemukan keseimbangan dan kebahagiaan dalam mengurus anak.

Tips-tips yang ditulis di buku ini sangat inspiratif. Usai membacanya, hati saya terasa ringan. Para ibu ini mengajak pembaca merayakan pencapaian apa pun yang sudah dilakukan sebagai ibu.

P_20180630_220306.jpg
sumber foto : pribadi

Menurut buku ini, kunci keseimbangan dan kebahagiaan dalam mengurus anak dapat dicapai jika setiap ibu bisa menyediakan waktu untuk memelihara diri sendiri. Bagaimana caranya?

Bagi saya, hal yang paling sederhana bisa dimulai dengan menyempatkan diri merawat kebersihan dan kesegaran wajah dan tubuh kita. Jangan sampai 24 jam tersita melulu untuk kesibukan rumah tangga. Punya bayi memang sangat repot, tapi kemampuan kita mengelola waktu seefektif mungkin bisa menyelamatkan kita dari kesibukan tanpa henti.

Jika tubuh dan wajah kita segar dan sehat, kita pasti nyaman dengan diri sendiri. Saat diri kita nyaman, siapa pun pasti nyaman berdekatan dengan kita. Energi positif akan memancar ke sekitar. Anak-anak dan pasangan pun bahagia. Bukankah itu yang membuat hidup lebih hidup?

Sort:  

Jika tubuh dan wajah kita segar dan sehat, kita pasti nyaman dengan diri sendiri. Saat diri kita nyaman, siapa pun pasti nyaman berdekatan dengan kita. Energi positif akan memancar ke sekitar. Anak-anak dan pasangan pun bahagia. Bukankah itu yang membuat hidup lebih hidup?

Bener banget, Teh!

makasih sudah mampir,Teh :D

Congratulations @siswiyantisugi! You have completed the following achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :

You got a First Reply

Click on the badge to view your Board of Honor.
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word STOP

Do not miss the last post from @steemitboard:
SteemitBoard World Cup Contest - The results, the winners and the prizes

Do you like SteemitBoard's project? Then Vote for its witness and get one more award!