Pentingkah Otomasi Perpustakaan???
Sistem temu kembali di perpustakaan umum hubungannya dengan sistem otomasi perpustakaan
Meminjam kata-kata dosen saya waktu kuliah bpk A.Ridwan Siregar yg menyatakan "sebanyak apapun koleksi yg dimiliki oleh sebuah perpustakaan maka akan sia-sia, bila pada saat dibutuhkan tidak ditemukan".
Umumnya sistem Shelving hampir setiap perpustakaan di Indonesia apakah perpustakaan perguruan tingggi, perpustakaan umum, perpustakaan sekolah, perpustakaan khusus adalah berdasarkan sistem klasifikasi Dewey Decimal Classidication (DDC), DDC merupakan sistem klasifikasi persepuluhan yang membagi semua bidang ilmu pengetahuan dalam 10 golongan:
000 Karya Umum
100 Filsafat
200 Agama
300 Ilmu Sosial
400 Bahasa
500 Ilmu Murni
600 Ilmu Terapan
700 Kesenian
800 kesusasteraan
900 Sejarah
Untuk perpustakaan umum biasanya koleksi yg dimiliki dibagi berdasarkan jenis koleksinya; koleksi anak, koleksi remaja, koleksi Perpustakaan Keliling, Koleksi umum, koleksi referensi, koleksi deposit dll. Setelah dibagi berdasarkan jenisnya barulah dilakukan penyusunan (Shelving) berdasarkan klasifikasi DDC.
Bila koleksi yang dimiliki kurang dari 5000 eksemplar mungkin mengelompokkan buku hanya pada kelas utamanya tidak menjadi kendala untuk temu kembali, jadi fungsi katalog komputer (online) tidak terlalu berpengaruh pada saat pencarian koleksi, karena pengguna dapat langsung menelusur ke rak buku. Bila koleksi sudah melebihi 10.000 maka pengguna akan mengalami kesulitan untuk menemukan koleksi di rak buku secara cepat dan tepat, hal ini berdasarkan pengalaman penulis, contohnya koleksi agama islam yg dimiliki Perpustakaan Umum Kabupaten Aceh Utara sekitar 50.000 eksemplar untuk koleksi agama islam (297) menempati rak 2 sisi berjumlah 4 buah rak, jadi bisa dibayangkan bila pemustaka melihat katalog OPAC kemudian mencatat nomor klasifikasinya misalnya 297.112 kemudian menelusur di rak buku maka pemustaka akan mengalami kesulitan untuk menemukan koleksi tersebut bila hanya menempatkan buku berdasarkan 297 saja tanpa memperhatikan angka setelah titik yaitu 112. jadi jelas bahwa penyusunan buku di rak harus memperhatikan nomor klasifikasi secara detail, juga tidak lupa melakukan pengabjadan terhadap tiga huruf nama pengarang, lalu satu huruf nama judul.
Kebanyakan Perpustakaan Umum mengalami kesulitan dalam penerapan sistem ini karena terbatasnya sumber daya yg bekerja di perpustakaan umum, yaitu SDM yang memiliki latar belakang ilmu pengetahuan perpustakaan khususnya tentang klasifikasi perpustakaan. Hal ini hanya salah satu contoh tamatan ilmu perpustakaan masih sangat dibutuhkan.
Congratulations @sriantifuji! You received a personal award!
Click here to view your Board
Congratulations @sriantifuji! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!