SEBUAH PERINGATAN DAN KABAR GEMBIRA

in #life7 years ago

terbit matahari.jpg

Rahmat adalah suatu kata yang sering dipakai dalam kehidupan keseharian kita yang menurut mereka adalah apa saja yang diperoleh manusia yang memiliki manfaat dan menyenangkan. Menurut pandangan awam, rahmat dalam hidup keseharian bisa dalam bentuk memberikan air minum kepada saudaranya yang sedang haus, membantu tetangga yang sedang mengalami kesusahan, seorang ibu yang merawat anaknya yang sakit, ayah yang mendidik anaknya sebagai bekal untuk kebutuhan hidupnya kelak, seorang guru yang mengajarkan kepada muridnya tentang ilmu-ilmu yang bermanfaat, memberikan makan kepada fakir miskin, memberikan petunjuk jalan dan tempat istirahat kepada para musafir, membantu menyeberangkan jalan bagi orang yang buta, membantu orang yang mengalami kecelakaan, seorang dokter yang bekerja untuk menyelamatkan jiwa pasien, seorang yang berupaya mempertaruhkan dirinya untuk menyelamatkan orang yang sedang tenggelam, dan masih banyak yang lainnya. Semua itu adalah bentuk rahmat yang umum dan macam-macamnya berbeda.

Akan tetapi ada bentuk rahmat yang lebih besar dan bahkan terbesar serta mempunyai kedudukan yang paling mulia adalah menyelamatkan umat manusia dari “cengkeraman maut” yakni sebuah “bencana besar” yang membinasakan yang tanpa mereka sadari. Tidak hanya dalam lingkup keluarga, teman dekat, maupun lingkungan masyarakatnya, tetapi menyentuh hingga lapisan bangsa dan masyarakat dunia. Bahkan tidak hanya umat manusia saja yang menikmatinya, termasuk juga seluruh alam semesta menyambut gembira datangnya rahmat ini. Itulah bentuk rahmat yang sesungguhnya.

Ada bahaya yang sekedar lewat dalam keseharian kita, yang hanya terjadi pada seseorang atau sekelompok orang. Tetapi yang jauh lebih penting di sini adalah bahaya besar yang mengancam kehidupan umat manusia secara masal. Untuk itulah, maka sesungguhnya anugerah “misi penyelamatan” yang merupakan “misi keselamatan” setiap 14 abad sekali kepada umat manusia selamanya tidak dapat diukur dengan rahmat-rahmat yang lain, baik dari sisi kepentingan, kemuliaan, maupun keagungannya. Demikianlah perbedaan besar antara bahaya yang satu dengan bahaya yang lain.
Lihatlah, di hadapan kita terdapat laut yang bergelombang, yakni gelombang laut kehidupan. Gelombang itu tidak hanya menelan seseorang saja, akan tetapi menelan umat dan Negara, menerpa peradaban dan kemodernan. Gelombangnya yang sangat besar, bergejolak semakin tinggi bagaikan mulut-mulut buaya yang kosong, yang akan meremukkan jamaah manusia, sebagaimana singa-singa pemburu. Masalahnya di sini adalah bagaimana manusia bisa menyelamatkan diri dari “kapal kehidupan” yang sudah setengah tenggelam itu yang sebentar lagi akan benar-benar tenggelam dengan seluruh isinya karena pasti diterjang dengan badai yang maha dahsyat, yang tidak ada satupun kekuatan (science and tehnology) di kapal tersebut yang mampu menghadang datangnya badai dan gelombang yang maha tinggi. Lihat saja sekarang, laut sudah bergemuruh sedemikian hebatnya, tinggal nunggu waktunya.

Di saat itulah, Allah menyediakan “bahtera penampung”, sama seperti Nuh yang membuat bahtera untuk menyelamatkan “siapa saja yang mau diselamatkan” dari bencana banjir besar yang akan segera menenggelamkan bangsanya. Bagi siapa saja yang mau menyelamatkan diri dari “kapal tua yang rusak yang sudah setengah tenggelam itu”, bersegeralah berpindah menuju “bahtera penampung” yang akan berlayar dengan selamat ke daratan yang aman. Para penumpang dan awak kapal dari “Bahtera penampung” tersebut akan dibawa dan diantarkan ke tepi “pantai kemenangan” dengan selamat. Dan uniknya lagi bahwa “bahtera penampung” tersebut tidak menggunakan “tenaga mesin”, tetapi menggunakan “tenaga angin”, maka bahtera tersebut pasti dipasang “layar penangkap angin” oleh sang nahkoda, dan sang nahkoda selalu memperhatikan arah angin yang hendak melayarkan bahteranya.
Bencana besar yang menenggelamkan suatu bangsa bisa berupa bencana kemanusiaan maupun bencana alam. Mari kita lihat ke depan apa yang akan terjadi : “Di saat itu kendali telah lepas, orang-orang telah dikalahkan oleh urusan mereka dan kehilangan petunjuk. Lalu mendekatlah kita, mendekat kepada pemandangan yang mengerikan, pemandangan orang-orang yang celaka dan sengsara. Kita akan menyaksikan pemandangan ‘sekarat’ bangsa ini dengan rintihan kepedihan yang begitu kerasnya hingga menusuk telingga orang yang di pegunungan sekalipun. Rintihan kepedihan dan kesengsaraan menjadi santapan sehari-hari, dan hebatnya rintihan tersebut hingga mengalahkan semua nyanyian, musik, ataupun kicauan burung di pagi hari, menghilangkan selera makan dan pulasnya tidur, karena menyaksikan lumuran darah di depan mata. Tentara yang seharusnya memelihara keadaan, diam kebingungan dan kaku kedua tangan dan kakinya di hadapkan pada pemandangan yang menyakitkan sebagai buah dari puncak kezhaliman, tanpa punya kuasa pada urusan mereka sedikit pun. Keadaan di mana manusia memburu manusia lainnya. Mereka akan menikmati sekaratnya dan kesukaran menjelang ajalnya.

Manusia bingung dengan kenyataan dan kejadian-kejadian besar yang menimpanya, laut kehidupan ini akan meluap-luap karena ada nyala api yang berkobar sangat besar, di situlah mereka saling memangsa. Kerusuhan besar tidak dapat dihindari. Manusia telah berubah menjadi serigala yang paling besar di dalam hutan manusia. Di sinilah manusia akan terbakar dan tersungkur kepada api yang menghanguskan. Itulah “masa” yang paling menakutkan.”
Saudara, mari kita merapatkan barisan, pegang dengan teguh “tali ikatan” ini, dan jangan pernah keluar dari Firman, karena dengan demikianlah kita bisa menyelamatkan diri dari bencana kemanusiaan yang maha dahsyat yang sebentar lagi menimpa bangsa ini. Hanya orang yang berimanlah yang akan selamat dari bencana tersebut. Percayalah!!

Segera sesudah masa itu, dunia akan kembali cerah dengan wajah baru, seperti terbitnya fajar hari yang sejuk yang menggantikan malam hari yang sunyi dan dingin. Terang Allah akan menerangi dunia manusia. Langit berganti langit yang baru dan bumi berganti bumi yang baru, hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. Mereka akan dipenuhi rasa suka cita dan sorak-sorai.

Di situ tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk, semua berlaku kasih dan sayang serta saling berbagi. Keadaan akan berwujud menjadi damai, sejahtera, dan berkeadilan. Itulah perubahan besar yang akan terjadi sebagai bukti dari pengilham-Nya dan merupakan angin rahmat ilahiyah yang menyebar ke segala tempat.