Black Smoke: Don't Burn Trash on the Wayside | Asap Hitam: Jangan Bakar Sampai di Piinggir Jalan |

in #life7 years ago

Black Smoke: Don’t Burn Trash on the Wayside

Black smoke isn’t just a sign of rain coming down soon, but tears will soon spill over with a roaring hysterical scream. It’s what happens after the smoke clumps from the burning of straw on the sidewalk blocking the driver's view of a passionate minibus. Avoiding the smoke, the minibus driver swerved to the right which made the vehicle crash into the truck from the opposite direction. The more dramatic incident occurred after the drum struck the back of the unfortunate bus. Five people died and dozens wounded.

This story is not fiction. This is a real event that occurred in Aceh several years ago. It all begin from a smoke that disturbs visibility. The departure of five deceased citizens should not be counted as mere statistics. Among the five deaths, there is one toddler we never know what her future will look like. It may be that the toddler is an important candidate who brings a big change from his family, his community, his country, even to the world. Even if we call it a presidential candidate, it's okay because only God knows what it will be. His death also deprives him of his future, his chance to live and achieve his goals.

And it all started with smoke.

The departure of other victims is equally tragic. They are being abandoned by the abandoned family because of a sudden departure in a tragic way too. How long his sadness and how deep the sense of loss the victim's family experienced. Ironically, we never learn from history. Horrify tragedy like tsunami we fail to get the lesson.

When people burn stubbles that create smoke, perhaps he never thought his actions would cause suffering to many people. How often we do things without thinking about their impact on others, on the environment, on the universe. Burning straw is a trivial job. However, look at the impact. Truly extraordinary.

Did the perpetrator regret his actions, only God and the doer himself knows. It could be that he knows the consequences of his actions have taken four lives from media coverage and word of mouth. There may be regret in him and promise not to repeat it again. Even further, the actors of burning straw also remind many people throughout their lives to not burn and throw away hay (garbage) carelessly.

The accident accidents have made the learners change and change the bad behavior not only for themselves but for others.

All around us, how easy it is for us to encounter a society that behaves arbitrarily without regard to the comfort and safety of others. Throw garbage carelessly, parked carelessly, through red lights, against the current, or speeding on the highway. As long as we do not learn from a tragedy, other tragedies will continue and tears will continue to flow.[]



Source


Source


Asap Hitam: Jangan Bakar Sampah di Pinggir Jalan

ASAP hitam bukan hanya pertanda hujan akan segera turun, tetapi air mata akan segera tumpah mengalir diiringi gemuruh teriakan histeris yang menyayat hati. Itulalah yang terjadi setelah asap menggumpal dari pembakaran jerami di pinggir jalan menghalangi pandangan sopir sebuah minibus yang sarat penumpang. Menghindari asap, sopir minibus membanting setir ke kanan yang membuat kendaraan menabrak truk tronton dari arah berlawanan. Insiden lebih dramatis terjadi setelah drumtruk menghantam bagian belakang bus malang tersebut. Lima orang meninggal dan puluhan luka-luka.

Itu bukan fiksi. Ini peristiwa nyata yang terjadi di Aceh beberapa tahun lalu. Semuanya berawal dari asap yang mengganggu jarak pandang. Kepergian lima warga yang meninggal jangan hanya dihitung sebagai statistik belaka. Di antara lima korban meninggal, terdapat satu balita yang kita tak pernah tahu seperti apa masa depannya kelak. Bisa jadi, balita itu calon orang penting yang membawa perubahan besar dari keluarganya, masyarakatnya, negaranya, bahkan bagi dunia. Bahkan bila kita menyebutnya seorang calon presiden, sah-sah saja sebab hanya Allah yang tahu akan menjadi apa balita itu kelak. Kematiannya juga menghilangkan masa depannya, kesempatannya untuk hidup dan meraih cita-cita.

Dan semua itu berawal dari asap.

Kepergian korban yang lain juga tak kalah tragis. Mereka ditangini keluarga yang ditinggalkan karena kepergian yang mendadak dengan cara tragis pula. Betapa panjang kesedihannya dan betapa dalam rasa kehilangan yang dialami keluarga korban. Ironisnya, kita tidak pernah belajar dari sejarah. Tragedi sedahsyat tsunami saja gagal kita petik hikmahnya.

Ketika orang membakar jerami yang menimbulkan asap, barangkali ia tidak pernah berpikir tindakannya itu akan menimbulkan penderitaan bagi banyak orang. Betapa seringnya kita melakukan sesuatu tanpa memikirkan dampaknya terhadap orang lain, terhadap lingkungan, terhadap alam semesta. Membakar jerami adalah pekerjaan sepele. Namun, lihatlah dampaknya. Sungguh luar biasa.

Apakah pelaku menyesali perbuatannya, hanya Allah dan pelakunya sendiri yang tahu. Bisa jadi dia tahu akibat perbuatannya sudah merenggut empat nyawa dari pemberitaan media dan pembicaraan dari mulut ke mulut. Bisa jadi muncul penyesalan dalam dirinya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Bahkan lebih jauh lagi, pelaku pembakaran jerami juga mengingatkan banyak orang sepanjang hidupnya untuk tidak membakar dan membuang jerami (sampah) sembarangan.

Musibah kecelakaan beruntun itu telah membuat pelaku belajar dan berubah mengubah perilaku buruk bukan hanya bagi dirinya, melainkan juga orang lain.

Di sekitar kita, betapa mudah kita menjumpai masyarakat yang beperilaku seenaknya tanpa memedulikan kenyamanan dan keselamatan orang lain. Buang sampah sembarangan, parkir sembarangan, menerobos lampu merah, melawan arus, atau mengebut di jalan raya. Sepanjang kita tidak belajar dari sebuh tragedi, maka tragedi lainnya akan terus terjadi dan air mata akan tetap mengalir. []



Source



Source


Badge_@ayi.png

Design by @jodipamungkas

DQmNuF3L71zzxAyJB7Lk37yBqjBRo2uafTAudFDLzsoRV5L.gif

Sort:  

Mantap that renungan pagi bg @ayijufridar....

Terinspirasi dari kisah nyata di Bireuen @my451r. Saleum.

Betul bang.. itu aikbat tidak memperhatikan lingkungan sekitar dan dampak terhadap orang lain.

Informasi yang sangat berguna tentang " Asap Hitam: Jangan Bakar Sampai di Piinggir Jalan"

Kelihatannya sepele, tapi serius dampaknya @bangjuh.

Budaya bakar membakar adalah budaya kita, apalagi membakar jerami Pasca panen, perlu edukasi pemanfaatan limbah untuk bertambah nilai guna, tulisan ini sangat mencerahkan

Kalau soal bakar, sekolah pun kita bakar Bang @damanhurabbas.

Semoga kepada ini tidak terulang kembali pak

Semoga begitu Mumum. Terima kasih.

Semoga kejadian ini tidak terulang kembali pak