Hujan di Bulan Juni

in #life4 years ago

person-1153168_640.webp

Dalam setahun sudah sewajarnya tidak semua bulan itu membahagiakan. Itu sebabnya ada hujan di bulan Juni. Menemukan janji yang kini seperti dalam secangkir kopi. Manis dan pahit menyatu dalam secangkir yang diseduh dengan penuh hati. Bukankah engkau pernah berkata; engkau menyukai kopi--padahal itu pahit. Sementara disisi lain, engkau menabur gula ke dalamnya. Entahlah, aku juga bingung; kamu menyukai kopi atau sebenarnya menyukai gula. Perlukah aku tunjukkan sesuatu yang lebih manis dari gula? Barangkali setiap penikmat kopi perlu melihatmu untuk tahu manis yang sesungguhnya.

Sesekali engkau perlu berekreasi, meski barangkali akan ada hujan di bulan Juni. Jika engkau bisa mengunjungi hatiku, sungguh hatiku akan menjadi wahana yang akan menyajikan pertunjukan hujan paling lebat melebihi lebat hujan di bulan Juni. Engkau bisa berbahagia menikmati hujan dibawahnya. Bahagia memang sudah semestinya milikmu. Sedangkan sedih sudah sepenuhnya bagianku.

Tidak udah khawatir akan sepi, sesekali aku bisa menyajikan simfoni alam, yang terkadang akan mengejutkanmu dengan kilatannya. Tetapi percayalah itu adalah caraku bernyanyi kala janjimu kau ingkari.

Lupakah engkau di bulan-bulan sebelum bulan Juni. Berapa banyak story yang bertebaran di akun media sosialmu. Mereka memberimu pujian--betapa bahagianya engkau sekarang ini. Engkau membalas pujian itu dengan mengatakan orang disebelahmu lah sumber kebahagiaanmu sekarang ini. Hingga akhirnya di bulan Juni, engkau datang menghampiri, mengatakan padaku perkataan yang membuat hatiku mengalahkan hujan di bulan Juni. Engkau memang sangat handal dalam memberi. Segala yang kau berikan memang tidak tanggung-tanggung, termasuk memberi patah hati.

Aku tidak bisa menahanmu. Aku ranting dan kamu ada buah yang semakin matang dan bertambah berat, menahanmu justru menjadikanku patah. Aku hujan dan kamu angin, bersama kita adalah badai yang meluluhlantakkan semua kebahagiaan.

IMG Source