Lebaran : Edisi Kunjungan Hari Ke 3
Lebaran hari ke tiga, berkunjung ke rumah seorang guru. Secara kebetulan ada seorang teman yang juga ikut berkunjung. Kami bertemu di sana. Ia sudah dua puluh tahun berdomisili di Brunei, berbagai pengalaman di dapat hingga ia bisa berdomisili di Brunei. Ia bercerita panjang lebar tentang perjalanan hidupnya.
Awalnya ia juga seorang santri berasal dari Bireuen yang mondok di Pesantren di lhokseumawe (dulu masih Aceh Utara). Ketika itu ia memiliki kegigihan yang tinggi dalam segala bidang. Kemampuannya menguasai hal ini, ia fokus pada mengaji ilmu agama lewat kajian kitab kuning. Selebihnya ia manfaatkan untuk sekolah, kursus bahasa inggris dan belajar skill lainnya. Kehebatannya menguasai semua itu membuat ia dengan mudah menguasainya dengan sempurna.
Dengan modal kemampuannya itu ia mendapat kesempatan untuk bekerja ke Quwait. Ia bekerja di dengan gaji sekitar 15 juta saat itu jika di rupiahkan. Ia bekerja di sana beberapa tahun dan tidak mengalami kendala apa pun. Bahkan reputasinya semakin meningkat dengan berkat kemampuan yang dimilikinya. Sambil bekerja ia juga diminta bantu oleh tetangganya warga negara Quwait. Ia adalah seorang dosen di sana. Memintanya untuk melatih anaknya berbahasa inggris. Tiga bulan berjalan dalam latihan tersebut, terjadi perubahan yang membanggakan. Anak dosen tersebut, yang biasanya rangking 12 naik drastis menjadi rangking 2. Sungguh prestasi yang luar biasa.
Ia pun semakin dikenal dan disenangi masyarakat Quwait disekitar ia tinggal. Karena kecerdasannya, dosen tadi diam diam menaruh simpati kepadanya dan bermaksud ingin memisahkan dengan anak gadisnya. Mengetahui hal ini, teman saya merasa tidak siap, ia pun berangkat begitu saja meninggalkan Quwait kembali ke Aceh.
Semua ia tinggalkan di sana, tidak takut kehilangan gaji 15 juta perbulan. Ia kembali ke Aceh berkumpul dengan keluarganya kembali. Ketika terjadi Tsunami di Aceh pada bulan Desember 2004 lalu ia mendapat kesempatan ikut test bekerja pada sebuah perusahaan canada. Ia berhasil dan di tempatkan di negara Brunei. Ia pun berangkat ke Brunei setelah menikah dengan gadis asli berdarah Aceh. Ia tinggal di Brunei sejak 20 tahun yang lalu. Di sana ia bekerja dengan segala fasilitas yang mewah. Waktu kosongnya di manfaatkan untuk menyelenggarakan pengajian agama dirumahnya sendiri. Sungguh pengalaman yang luar biasa.
Go here https://steemit.com/@a-a-a to get your post resteemed to over 72,000 followers.
Luar biasa. Patut Di tiru
Terimakasih
Setiap kisah Akan indah pada masanya setelah melewati berbagai perjuangan
Benar sekali
Setiap perjuangan pasti akan diakhiri dengan suatu perjuangan baru. Jangan pernah berhenti
Sangat tepat. Itulah hidup