Sifat Konsumtif Terhadap Bahasa Baru Kaum Generasi Muda
Perlu kita ketahui bahwa bahasa berperan penting dalam membentuk suatu identitas negara. Terutama di Indonesia, dengan banyaknya suku dan budaya yang beragam telah melahirkan bahasa-bahasa daerah yang beragam pula, namun Indonesia mampu bersatu ke dalam satu bahasa kesatuan yaitu Bahasa Indonesia. Bicara mengenai bahasa dan penerapannya dalam kebudayaan tak terlepas dari Antropologi Linguistic yang di tegaskan oleh dosen saya bapak @teukukemalfasya kedalam sebuah tulisannya bahwa “Bahasa adalah sistem tanda sentral dalam kebudayaan. Melalui bahasa kita dapat mengidentifikasi dan melihat tanda-tanda kebudayaan sebuah masyarakat.”
Nah dalam kajian antropologi linguistik, bahasa sendiri mempunyai 3 bentuk yaitu Langage, Langue, dan Parole. Mungkin disini saya tidak akan menjelaskan satu persatu dari ketiganya melainkan saya akan sedikit menyampaikan mengenai Parole. Bahwa menurut bapak Linguistik Modern Ferdinand De Saussure, Parole ini merupakan suatu bentuk manifestasi bahasa yang dikeluarkan oleh individu maupun kelompok tertentu. Dimana ketika suatu Individu atau Kelompok mendapatkan sebuah tempat atau pengakuan dalam suatu masyarakat maka bisa saja bahasa yang mereka gunakan menjadi trend atau kekinian terutama bagi generasi-generasi muda jaman sekarang. Dan pertumbuhan bahasa itu tadi bisa berkembang dengan sangat cepat.
Tapi kita kembali lagi pada konsep awal parole yaitu penyampaian suatu bahasa yang dihasilkannya tidaklah tetap, bisa saja berubah-ubah menjadi bahasa yang telah diperbaharui lagi atau bahkan bisa juga hilang dengan sendirinya. Sebagaimana perkembangan bahasa sekarang terhadap kaum muda di Indonesia amatlah sangat miris ketika kita melihat banyak anak muda sekarang yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, memang munculnya bahasa-bahasa asing menjadi salah satu faktor utama. Jika saja kita mau mengingat tentang sumpah pemuda yang selalu di peringati generasi muda pada tanggal 28 Oktober, tepatnya pada bunyi sumpah yang ke-3 “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia” melihat bunyi ini amat sangat miris jika kita melihat fenomena anak muda sekarang dalam berbahasa, terutama hilangnya nilai estetika dalam bahasa itu sendiri sangatlah disayangkan.
Layaknya konsep dari parole tersebut, muncul dan berkembangnya suatu bahasa dalam kaum generasi muda sekarang tidak lah menjadi suatu hal yang tetap, bahasa itu kemudian akan berganti atau bisa saja hilang. Melihat hal ini kita bisa menilai bahwa budaya masyarakat indonesia saat ini sangat terbuka dan konsumtif terhadap bahasa-bahasa baru yang sebenarnya tidak mengandung unsur estetika yang baik, dan hal ini amat sangat berbahaya apabila berlarut dan dibiarkan, maka dari itu pentingnya pengajaran dan pengenalan Bahasa Indonesia maupun bahasa daerah bagi anak di usia dini sudah bisa kita tingkatkan dan bagi generasi muda yang berkarakter cendekiawan seharusnya mampu menyaring mana bahasa baru yang baik dan mana bahasa yang tidak seharusnya di terapkan dalam keseharian, agar kita tidak lupa terhadap Identitas Asli Bahasa Bangsa kita.
Dwi Anggraeni, Mahasiswa Antropologi, Universitas Malikussaleh, Semester 5, Ruang B
Salam sahabat steemet #aceh
@
Good wik😂
Congratulations @dwianggraeni! You have completed some achievement on Steemit and have been rewarded with new badge(s) :
You got a First Reply
Click on any badge to view your own Board of Honor on SteemitBoard.
For more information about SteemitBoard, click here
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP