HIDUP MEMBARA DI DUNIA MAYA

in #literasi6 years ago

1395677900515546588.jpg

Sudah tidak asing lagi jika kita mendengar kata dunia maya, yaitu media social. Sudah tidak dapat terhitung lagi berapa banyak orang yang memiliki akun di dunia maya, bahkan ada banyak kalangan artis pun juga sudah membuat akun media social untuk anak mereka walaupun mereka masih bayi. Ini menandakan bahwa orang orang di dunia modern ini lebih senang dan asyik untuk beriteraksi dalam dunia maya ketimbang dunia nyata. Mereka bahkan akan lebih merasa frustasi jika mereka ditolak berteman di dunia maya daripada di kehidupan nyata. Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa orang akan menghabiskan waktu mereka hampir setengah hari penuh untuk bermain gadget dan media social. Jika ini terus berkelanjutan tiada akhir, mau dibawa kemana bangsa ini. Kita sudah memasuki MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) dimana kita akan jauh dikesampingkan daripada orang-orang asing yang bekerja di negeri sendiri, dan ini terbukti bahwa kualitas dan potensi kita jauh lebih rendah daripada orang asing. Orang eropa memiliki persentase 25% selama setahun untuk membaca, sedangkan Indonesia hanya 0% atau lebih lengkapnya yaitu 0,001% pada survey tahun 2016.
Mata Najwa menulis dalam kutipannya yaitu “Tugas yang menantang karena tradisi dan minat membaca kita yang masih lemah. Tapi saya percaya cuma perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca. Cuma satu buku. Cari buku itu. Mari jatuh cinta teman-teman”. Jika kita menyadari akan kelemahan, dan mau berusaha untuk berjuang dengan cara membaca dan menulis, tidak diragukan lagi bahwa kita juga dapat bersaing dengan orang-orang asing diluar sana.
Kita juga mengenal sosok muda Indonesia yang memiliki potensi membagakan dan kualitas yang luar biasa di kancah internasional, yaitu Hartadinata Harianto. Dia adalah satu-satunya warga Negara Indonesia peraih IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) sempurna, yakni 4,0 di Bard High School Early College (BHSEC). Ini membuktikan bahwa kita juga bisa bersaing di dunia internasional, dan semuanya kembali kepada pribadi kita sendiri untuk menentukan prioritas yang penting dalam hidup.
Jika hidup ini hanya menghabiskan waktu dengan bercanda ria, nongkrong, ngegossip, apa yang akan kita banggakan kedepannya? Setiap orang memiliki waktu yang sama dalam sehari yaitu 24 jam. Mengapa banyak orang sukses diluar sana sementara kita tidak, mengapa ada banyak miliyarder muda yang sukses sementara kita tidak? Apa yang membedakan, kita memiliki waktu yang sama? Semuanya kembali lagi ke pribadi masing-masing untuk merenungkannya. Kita menghabiskan waktu untuk dunia maya untuk mencari teman ngobrol dan tidak menutup kemungkinan juga untuk melakukan hal-hal negative lainnya. Sering kita mendengar orang mengatakan bahwa hidup itu adalah pilihan, dan ungkapan ini ada benarnya, karena semua nya kita yang menentukan masa depan kita.