Engkot Keumamah: Cita Rasa Ikan Kayu Nan Unik
Bagi masyarakat Pulau Jawa, Engkot Keumamah mungkin masih terasa asing. Makanan khas Aceh yang satu ini, memang belum populer seperti Mie Aceh yang kini telah mudah ditemukan di wilayah Jakarta, Tangerang dan sekitarnya. Menurut laman budaya-indonesia.org, Engkot Keumamah menjadi makanan andalan para pahlawan Aceh saat berperang melawan Belanda. Memiliki kemiripan proses memasak seperti Rendang, Engkot Keumamah juga di desain menjadi makanan awet dan tidak mudah basi. Semakin dipanaskan/dihangatkan, rasanya semakin enak.
Bintang utama pada Engkot Keumamah ialah ikan tongkol yang telah melewati proses pengeringan dibawah terik matahari dan melalui pengasapan. Hal ini dilakukan supaya daging ikan lebih awet, sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu lama. Setelah proses pengeringan dan pengasapan, daging ikan tongkol siap untuk diproses lanjut kelangkah memasak berikutnya.
Suami saya yang asli berasal dari Lhokseumawe, Aceh, sangat sering bercerita tentang Engkot Keumamah. Saking seringnya dia bercerita, membuat saya penasaran ingin mencoba rasa makanan yang dagingnya sudah diasapi hingga daging ikannya keras seperti kayu. Namun sayang, karena di sekitaran Tangerang belum ada yang menjual makanan ini, saya perlu bersabar menunggu sampai datang kiriman paket berisi makanan/cemilan khas Aceh. Salah satu isi di paket tersebut adalah 2 bungkus Engkot Keumamah yang telah ditumis.
Yap, si ikan kayu ini ternyata dapat dimasak kembali menjadi berbagai macam varian makanan. Tumis keumamah, pindang tongkol, serta dapat juga dibuat sebagai abon. Nah, kiriman dari keluarga mertua adalah versi Tumis keumamah.
Cara penyajiannya pun tidak ribet, karena yang dilakukan hanya tinggal memanaskan Keumamah sampai keluar aroma harum rempah-rempah khas Aceh. Kalau sudah hangat, Tumis Keumamah siap dimakan bersama nasi hangat. Rasanya?
Hal pertama yang saya sadari adalah meskipun memiliki aroma rempah yang berasal dari daun kari cukup kuat, tapi ketika dimakan semua nampak seimbang. Tidak ada rasa yang terlalu kuat, justru nikmat sekali. Ada gurihnya, asam dari asam sunti, dan ada sedikit pedas. Ketika disatukan dengan nasi panas, wah berkawan baik sekali dia. Bisa-bisa ingin nambah terus, hehehe.
Penampakannya menggiurkan bukan? Semoga Engkot Keumamah mudah ditemukan di Tangerang dan sekitarnya.