Menumbuhkan Budaya Menulis Anak
gambar ilustrasi : anak saya ke tiga, usia satu tahun lebih
Menulis adalah proses berpikir aktif, kreatif dan memiliki makna. Menulis salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang anak (siswa). Ketika menulis terdapat proses pendidikan karakter, yaitu rasa percaya diri, berpikir logis, kreatif, inovatif, dan nilai-nilai kejujuran. Menyontek pada saat ujian atau mengerjakan tugas sudah menjadi budaya dalam dunia pendidikan negeri ini. Dengan keterampilan menulis diharapkan siswa/anak tidak lagi menyontek. Karena dalam menulis ketika mengutif tulisan orang lain harus menyantumkan sumber tulisan. Di dalam menulis ada nilai-nilai kejujuran, menghargai orang lain, ada tanggung jawab, sehingga tulisan yang dihasilkan tidak termasuk plagiat.
Apa yang dialami penulis saat mengajar di kelas, ketika memberi pertanyaan kepada siswa, mereka diam, berat rasanya untuk menjawab. Ketika siswa diminta bertanya bagi yang belum mengerti, paling satu atau dua orang atau bahkan tidak ada yang bertanya. Mereka diam tidak mau berbicara. Diamnya anak, karena tidak bisa, bisa tetapi takut salah atau tidak berani, atau tidak faham. Jika anak tidak faham kenapa tidak bertanya. Perhatikan ketika di luar jam belajar atau ketika tidak ada guru, mereka ribut, berbicara dan ngobrol.
Salah satu untuk membiasakan budaya belajar yang aktif, kreatif dan inovatif adalah mengajarkan keterampilan menulis kepada anak. Ketika menulis anak memiliki keberanian dalam mengungkapkan keinginannya yang ada dalam pikiran dan perasaannya. Ada anak yang pintar tetapi tidak mempunyai keberanian untuk mengungkapkan denganber bicara. Ada anak yang pintar bicara tetapi tidak bisa mengungkapkan dalam bentuk tulisan.
Pengalaman penulis untuk menumbuhkan minat menulis kepada anak adalah dengan membiasakan budaya membaca. Agar anak memiliki hobi atau kebiasaan membaca, membiasakan anak dari kecil selalu ada buku di sampingnya. Di rumah terdapat banyak buku, sering mengunjungi toko buku, membawa anak ke pameran buku. Ketika anak belum bisa baca, cerita yang ada di buku didongengkan (ceritakan).
Program literasi di sekolah salah satu cara untuk meningkatkan budaya membaca. Membudayakan membaca dan menulis perlu sebuah metode yang dirancang oleh sekolah, dan semua jajaran sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, staf perlu terlibat agar lingkungan terbentuk sehingga siswa bisa terbiasa untuk membaca dan menulis. Salah satu sarana yang mendukung adalah menyediakan Mading yang memadai. Dengan banyak mading siswa terangsang untuk membaca dan terangsang untuk berkarya dalam bentuk tulisan.
Dengan anak memiliki hobi membaca buku, dengan sendirinya akan muncul keinginan untuk menulis. Jika tidak muncul atau belum mau menulis, anak didorong atau dimotivasi untuk menuliskan keinginan yang ada dalam dirinya. Pada dasarnya anak-anak jaman now sekarang ini mereka sudah bisa menulis, buktinya mereka bisa berkomunikasi lewat medsos. Kita arahkan kemampuan mereka dalam tulisan yang memiliki makna, dan memiliki karakter.
Keterampilan menulis bisa dikembangkan dengan mengikuti wadah atau komunitas menulis, Steemit salah satu wadah yang dapat membantu mengembangkan keterampilan menulis.
“Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis.” Imam Al-Ghazali
Keterampilan menulis bisa dikembangkan dengan mengikuti wadah atau komunitas menulis, Steemit salah satu wadah yang dapat membantu mengembangkan keterampilan menulis. <-- Yup, tepat sekali, Pak Iman.
Congratulations @imandin! You received a personal award!
Click here to view your Board
Do not miss the last post from @steemitboard:
Congratulations @imandin! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!