Cerita anak Rantau II- The Power of Silaturahmi
Sabtu, 3 Maret 2018.
Hari ini aku diundang ke rumah slah satu saudaraku di Bandung, setingkat nenekku karena aku memanggilya nenek. Anaknya datang dai Balikpapan, melepas rindu selama seminggu dengan kedua orangtuanya. Anaknya ku panggil tante.
perjalanku ke sana naik ojol dan sampai di sana, aku sudah disambut dengan para tamu. ternyata bukan hanya aku yang diundang, tapi ramai sekali. rumah itu berubah menjadi taman kanak-kanak karena banyak sekali anak-anak seumuran kelas 3SD, bahkan bayi umur sebulan pun ikut meramiakan.
mereka tentunya bukan saudaraku, mereka hanya teman tante ku yang dari Balikpapan itu. Aku pun berkenalan dengan mereka, mengikuti cerita mereka, bahkan bermain dengan para bayi yang membuat aku lupa dengan tumpukan deadline di atas meja kamar kos ku. Sejenak aku melepas penat dengan bercanda, mencium, bahkan bermain bersama mereka. Ada satu anak, yang ku panggil "Adik" yang sedih ketika aku harus pulang. dia terus saja meminta aku untuk memangkunya.
Di sana aku bertemu dengan orang yang umurnya beda 5-10 tahun denganku.Hanya aku yang belum menikah, sedangkan yang lainnya sudah punya paling sedikit dua orang anak. Tapi aku tak mempermasalahkannya karena toh aku masih harus menyelesaikan thesis dan setumpuk deadline ku yang lain.
Singkat cerita, akhirnya aku pamit pulang. seperti biasa, tanah perantauan membuatku terpaksa meminta jasa ojol (ojek online) untuk mengantarku kemana saja. Tapi betapa bahagianya, ketika salah satu teman tante ku menawarkan jasa untuk pulang bareng dengannya.
"Pulang bareng aja, kan rumahnya se-arah"
AKu kira kami akan naik ojol-car.
"Oh, ga papa teh, Dara naik grab bike aja."
"Ih, ga masalah, teteh ada supir kok yang nungguin"
"Ya Allah, nikmat apalagi yang kau hadirkan dalam hidupku hari ini?" Lantunku dengan haru di dalam hati.
"wah, maaf banget teh, jadi ngerepotin" balasku,
"ah enggak masalah, kan sekalian jalan."
akirnya kami pun pamit pulang. setelah tamu lain pulang, tentunya.
sebelum pulang, akupun dapat oleh-oleh dari nenekku dan tanteku. Makanan sudah dibekal untuk ku bawa pulang dan makan di kos an.
"Ini, bawa aja untuk anak kos an makan."
lagi-lagi, "YA ALLAH, terimakasih. sungguh nikmat dariMu selalu nyata dan amat dekat"
Dan akhirnya kami pulang.
di dalam mobil, aku pun merenung, karena si teteh juga lagi menghubungi anak-anaknya. Ibu muda yang sangat cantik nan perhatian.
lalu aku oun tenggelam dalam pikiranku.
betapa lagi-lagi aku jatuh cinta sedalam-dalamnya dengan cara Tuhan menggenggam hati dan jiwa manusia. Betapa selama ini mungkin aku sering lalai dan jauh dari rasa syukur. Kadang terlalu perhitungan dengan nikmat ALLAH dan juga kadang suka mempertanyakan rejeki orang, mengapa orang bisa begini, mengapa begitu.
Padahal nikmat Allah padaku begitu banyak, begitu sering, bahkan kalau dihitung, pasir di sahara pun tak akan cukup. Sudah dibekali makanan, ditambah pahala silaturahim, makan di rumah nenek sepuasnya,makan rujak, makan kue, dan lain-lain, terus ditambah lagi dapat tebengan mobil kece dari teteh yang baru aku kenaldalam waktu beberapa jam.
Duh, Ya ALLAH, betapa caraMu memberikan nikmat itu sangat tidak disangka-sangka.
Sahabat, Para steemian yang menginspirasi, beberapa kali mungkin kita pernah mempertanyakan rezeki kita pada Rabb kita, Tuhan kita. Kita kadang mempertanyakan mengapa sudah usaha tapi rezeki itu tak turun juga, mengapa rezeki itu tak menghampirimu juga.? Mungkin saja saat itu Tuhan sedang membuat cara agar rezeki itu datang saat kita (benar-benar) butuh. Jangan mengubah cara pandangmu terhadap kebaikan Tuhan, teman. Karena Tuhan itu penuh rencana untuk mu, DIA penyusun rencana terbaik.
Beberapa bulan belakangan ini, beberapa kesulitan menghampiriku. hal itu dimulai sejak akhir 2017 lalu.
Beberapa kali kesulitan menghampiriku. AKu hampir hilang arah. Kesulitan yang datang juga bermacam-macam, termasuk masalah hati.
Aku hanya bisa berdo'a pada Rabb ku, bukan agar IA menghilangkan tapi cukup agar DIA meringankan. Caranya adalah dengan ALLAH hadirkan orang-orang lain yang tulus mendoakan dan menjagaku.
Pelan-pelan akupun mulai mengobati hati yang terasa seperti dikhianatai.
Diam-diam akupun mendo'akan agar yang menyakiti itu tak merasakan apa yang telah dilakukan. AKU hanya takut mendoakan keburukan lalu do'a itu menjadi bumerang untukku.
"Ah, ikhlas sudah. Kan masih ada ALLAH yang selalu mengawasi, memperhatikan dan menemani hariku" ujarku menguatkan.
beberapa bulan sudah hatiku terus menutup luka-luka sakitnya sendiri dengan cara yang ALLAH berikan. ALLAH gantikan mereka dengan orang-orang yang membawa kebaikan untukku, sahabat yang mengenalkan aku agar jatuh cinta lagi pada Sang Pemilik Hati. Teman yang menghadiahkan shalawat untukku agar aku konsisten membacanya sebagai penawar luka.
Benar-benar bahagia.
Semakin kita dewasa, semakin tinggi pula level ujian yang Tuhan berikan. Kedewasaan tersebut diuji bukan karena usiamu telah menginjak 20, 30 atau 40, namun seberapa bijak kamu dalam menentukan atau memutuskan sesuatu, meski di usia belasan.
Jadi usia tak membuat kamu menjadi dewasa, teman-teman. karena prinsipmu juga di uji saat kamu mnejelma menjadi gadis atau lelaki dewasa.
Perantauan membuatmu belajar banyak, karena perantauan tak hanya tentang bekerja atau belajar, berteman dengan sejuta deadlines, dan karya tulisan lainnya. Namun perantauan adalah salah satu cara Tuhan mendewasakan kita dalam bertindak. Di tanah rantaulah kau akan dituntut mandiri dengan seluruh kmemampuanmu untuk berdiri di atas kedua kaki sendiri lalu menyerahkan hasil pada Rabb yang Maha Menentukan.
Sebanyak apapun teman yang meninggalkan,
Sebanyak apapun teman yang berkhianat dan menzalimi,
Tak akan goyah tekadmu jika ALLAH memenuhi relung hatimu
Tak akan ragu langkahmu jika Rabb mu yang menjadi tujuan akhirmu
AKu sudah merasakan bagaimana rasa sakitnya saat orang yang kita percaya meninggalkan kita dengan tak bertanggungjawab, tapi saat kita butuh, ALLAH tiba-tiba mengirim kita seseorang yang menjadi teman berbicara dan bertukar pikiran. Dan jika suatu saat lagi, ALLAH mengambilnya dan aku pun mencari, semoga segara ALLAH kirim seseorang yang bisa melengkapi, baik untuk cerita maupun menginspirasi.
karena hakikatnya mati akan sendiri. Jadi sepi bukanlah sebuah masalah, namun sifat manusia selalu ingin berkoloni, sehingga punya banyak teman juga merupakan sebuah kebutuhan.
Tapi ingat saja, bahwa saat hati ikhlas, maka segera ALLAH hadirkan apa yang kau sebut "harta dan bahagia" yang kau yakin berubah dari sabar dan ikhlas yang ALLAH lihat lahir dari dirimu..
Happy weekend.
Keep inspiring people.
Sangat menginspirasi...
wah, terimakasih pak @lukmanhakim1974