Semua orang sukses dengan caranya sendiri

in #motivation4 years ago

images.jpg
Sumber

Setiap anak dilahirkan dengan kecerdasan yang luar biasa. Tidak hanya satu, bahkan pada dasarnya semua memiliki banyak kecerdasan.

Banyak sekali orang tua dengan mudah memuji anak-anak yang berprestasi hebat dalam bidang akademis seperti matematika atau sains. Terkadang malah kita lupa memberi pujian bagi anak yang hebat di bidang lain, misalnya seni atau dalam berinteraksi dengan orang lain hingga seringkali hal-hal sederhana seperti ini membuat anak kehilangan motivasi atau bahkan lebih buruk merasa rendah diri karena dianggap “kurang pintar”. Apakah benar anak yang cerdas hanya yang pintar dalam bidang sains dan matematika saja? Adakah jenis kecerdasan yang lain?

Mari kita melihat kisah berikut ini. Kisah yang saya ambil dari kisah Profesor dan Nelayan dalam Buku pertamanya Bong Chandra, Unlimitted Wealth.

Ketika professor pergi untuk melakukan sebuah penelitian di sebuah pedalaman. Sulitnya medan perjalanan memaksa professor pergi untuk menempuh jalur lain yaitu sebuah sungai. Tanpa pikir panjang sang rofesor segera mencari seorang nelayan untuk menyeberangi sungai tersebut.

Didalam perjalanan seorang professor bertanya kepada seorang nelayan, “Apakah bapak pernah belajar biologi?” Dengan polos sang nelayan menjawab, “Apa itu biologi” makanan ikan, ya?” Dengan nada menggurui sang professor menjawab, “Masa anda tidak tahu apa itu biologi? Itu artinya anda sudah kehilangan 20% dari bagian hidup anda!” Beberapa menit kemudian sang profesor kembali bertanya., “apakah baak tahu apa itu fisika?” Dengan minder sang nelayan menjawab “Yang pasti bukan makanan ikan kan ?” Dengan nada yang meremehkan sang Profesor Menjawab, “Ck Ck Ck…., Anda sama saja sudah kehilangan 50% dari bagian hidup anda?” Selang beberapa waktu kemudian sang profesor kembali bertanya, “Kalau anda tidak tahu apa itu fisika dan biologi, tentu Anda tahu tentang geografi, bukan ?” Sang nelayan menjawab, “Saya memang idiot, saya pun tidak tahu apa itu geografi”. Dengan tertawa terbahak-bahak sang profesor berkata, “Anda betul-betul sudah kehilangan 80% dari bagian hidup anda!”

Sesaat sebelum profesor memeberikan pertanyaan keempat, arus sungai mendadak berubah menjadi deras. Derasnya arus mebuat kapal bergoyang dengan sangat keras. Sang profesor tidak dapat menguasai keseimbangan dan terjatuh ke dalam sungai dengan panic sang profesor berterika, “Tolong..tolong…”. dalam keadaan panic sang nelayan bertanya, “ anda tidak bisa berenang?” Dalam keadaan tenggelam sang profesor menjawa, “saya tidak bisa berenang!” Dengan berani sang nelayan menjawab, “kalau begitu anda sudah kehilangan 100% dari bagian hidup anda”

Jadi......
Ternyata setiap orang mempunyai kepintaran masing-masing yang mengantarkan peran setiap orang di dunia ini. Motor saya rusak tidak bisa memperbaiki sendiri, dan perlu orang bengkel yang pintar memperbaiki mesin tanpa pergi ke sekolah seperti aku. Dalam membangun gubug di sawah, masih memerlukan orang tukang kayu. Dalam kehidupan ini begitu kompleks urusannya, dan setiap orang akan membutuhkan kepintaran orang lain yang spesifik untuk suatu urusan tertentu. Dalam menentukan hari pernikahan adik sepersusuanku pun masih memerlukan orang pinter untuk menghitung hari pernikahan.

Pendidikan mempengaruhi kemauan untuk berpengetahuan dan pembangunan kepercayaan diri, dan akan membentuk persepsi diri, yang paling berpengaruh adalah lingkungan. Pada dasarnya setiap orang akan merasa percaya diri saat mendapat apresiasi oleh lingkungannya, meskipun sebagian kecil bagi orang-orang spesial mampu membangun kepercayaan dirinya sendiri. Seorang yang berpendidikan (formal) tinggi pada umumnya akan dianggap oleh masyarakat sebagai kalangan intelek yang mempunyai derajat lebih tinggi, dan akan berlaku sebaliknya. Situasi ini membawa dampak psikologis, yang dipuji semakin PD, yang dianggap rendah akan semakin terpuruk dan memposisikan dirinya sebagai orang bodoh.