#indifolk 1 : Sebuah kenangan manis dengan karya-karya yang tetap abadi (Banda Neira)
Selain musik pop, ternyata musik folk juga sedang naik daun di Indonesia. Melalui garapan musik indepeden, musik folk kini semakin digemari oleh kawula muda Indonesia. Jenis musik yang sangat pas ditelinga ini mendapat tempat tersendiri bagi pendengarnya. Buktinya, saat ini ada beberapa nama kelompok musik yang memainkan genre musik folk, salah satunya Banda Neira. Saya sendiri juga menyukai setiap karya dari Banda Neira, salah satunya "Yang Patah Tumbuh Hilang Berganti".
Banda Neira merupakan grup band yang berawal dari keisengan dua personelnya untuk bermusik bersama. Keisengan mereka ternyata melahirkan empat buah lagu yakni "Di Atas Kapal Kertas, Ke Entah Berantah, Kau Keluhkan, dan Rindu (musikalisasi puisi Subagio Sastrowardoyo)". Sampai akhirnya mereka mengahasilkan 3 album.
Grup duo folk Indonesia dengan nama yang dikenal sebagai salah satu dari enam pulau di Kepulauan Banda, Maluku Tengah. Banda Neira muncul dalam bentuk satu kelompok musik yang bermula dari keisengan Ananda dan Rara.
Dari keisengan proyek tersebut mereka mewujudkan banyaknya pendengar yang meluangkan waktu untuk menyimak karya-karya Banda Neira.
Namun sayang, band Banda Neira secara resmi membubarkan diri pada Desember 2016. Bubarnya Banda Neira tentu sangat disayangkan banyak orang. Apalagi grup pelantun "Sampai Jadi Debu" ini terbilang membawakan sebuah warna baru di industri musik Tanah Air.
Berbagai respon pun datang dari publik menanggapi bubarnya Banda Neira. Tak jarang banyak dari mereka yang sampai sekarang masih rindu dengan suara mendayu-dayu Rara Sekar serta petikan gitar dari Ananda Badudu.
Hingga sekarang karya-karya dari Banda Neira masih diperdengarkan oleh pecinta musik folk indonesia. Hal yang membuat kehadiran dan karya-karya Banda Neira masih dirindukan sampai saat ini adalah alunan musik yang sederhana menjadi satu ciri khas dari Banda Neira. Petikan gitar dari Ananda Badudu sudah sangat nyaman untuk mengiringi nada-nada yang dinyanyikan Rara Sekar.
Di sisi lain, lirik lagu yang puitis layaknya sebuah puisi, Banda Neira selalu mencoba untuk menghadirkan lirik lagu yang tak biasa. Maksudnya, Rara Sekar dan Ananda Badudu selalu berhasil mengemas lirik lagu secara puitis dengan pas. Setiap penggal lirik dari lagu Banda Neira seakan menyimpan sebuah makna tersembunyi di dalamnya.
Namun terlepas dari itu semua, biarlah nama Banda Neira menjadi sebuah kenangan manis bagi banyak orang. Satu hal yang pasti, karya-karya mereka tetaplah abadi dan selalu diperdengarkan oleh pecinta musik folk indonesia.
Salam,
Maulidar Ridwan
04 januari 2018
Karena musik folk itu musik rakyat, dan tidak ada batasan untuk genre musik ini. Itulah sebabnya genre musik folk mudah diterima telinga masyarakat. Kalau di Aceh, ada Apache13. :)
Yups benar 😁 @amekbarli
Kirain cerita ttg nama tempat di maluku huhu
Hahaha. Menjebak dikit yaa bg. Tapi moli belum pernah ke maluku sana. Cma sering dengar lagu aja 😂😂😂 @kakilasak
Waah, segera searching untuk dengerin Banda Neira nih.
Hati" ketagihan kak @mariskananda 😂 tapi recomended kali yang judulnya "yang patah tumbuh hilang berganti" 😆
Ah Banda Naira, sering dengar lagunya kalau lagi kerja
Sedih juga waktu tahu udah pada bubar :(
Iyaaa. Bubarnya banda neira memang membuat penggemar dan pendengar sedih dan kecewa @abahharuna