Story of Hijrah

Dunia..
Akan kuceritakan kisah dimana aku harus memulai langkah yang ku namai langkah syurga.
Ya inilah aku seorang pendosa yang memiliki perjalanan di masa lalu yang buruk, gelap dan hingga tak tau arah.
Aku ingin memperbaikinya, karena aku tak pernah tau kapan hidupku berakhir dan kapan usiaku terhenti. Yang ku tau adalah usiaku yang semakin berkurang dan dosaku semakin bertambah

Dunia..
Aku sangat bersyukur karena Allah membukakan pintu hidayah dengan mudahnya kepadaku.
Bukan hal yang mudah memang untuk memutuskan itu semua. Karena aku harus memulai langkah baru.
Disaat ada satu persatu teman yang harus rela ku lepaskan, karena mulai tidak sejalan.
Disaat mereka yang lain sedang happy dengan tampilan modis, dan gaya modern mengikuti tren zaman, yang mungkin mereka anggap keren lengkap dengan pergaulan yang kekinian.
Aku berusaha untuk tetap pada pilihan yang telah kupilih.

Dunia..
Dulu aku pendosa, bahkan hingga sekarang. Namun aku tau Allah ya Qhaffur. Karena itu aku selalu percaya dan yakin untuk tetap dijalannya.
Pernah aku merasakan pahitnya hinaan, sakitnya cacian, hingga ku hampir jatuh dalam juram hampa.
Namun aku bangkit karena aku tau, hijrah adalah proses menuju kebenaran yang hakiki.
Akankah aku akan istiqamah sampai di punghujung jalan, atau berhenti di persimpangan jalan. Tentu semua butuh proses, butuh perjuangan, air mata, untuk sampai kepenghujung jalan, hingga penantian.

Dunia..
Dulu aku terlalu larut dalam ambisiku untuk maju, padahal.. yang kusebut ambisi itu adalah ujian terbesar untukku.
Aku lalai akan semua yang ku fikir nyata.
Mereka pernah bilang perubahanku hanya opsesi atau eksistensi semata, mereka juga bilang aku fanatik.

Dunia..
Akan ku beritau, hijabku bukan sekedar pembungkus tubuh yang di bandingkan kesuciannya dengan geraian rambut yang elok.
Karena perlu kau tau gerai rambut yang kau sebut elok, adalah yang membawa mu petaka. Dan harus kau pertanggung jawabkan kelak.
Karena perlu kau tau sehelai ramput elokmu tampak akan kau rasakan 70.000 tahun panasnya Neraka.
Perlu kau tau..
Niqabku pula bukan sekedar pelindung wajah yang dibandingkan keindahan, kecantikannya dengan sari konde.

Dunia..
Hijrahku bukanlah seperti cerita hayalan yang telah diatur dalam skenario.
Hijrahku bukan pernyataan aku sudah baik, atau aku tanpa dosa tapi hanya pernyataan sederhana dari aku ingin TAAT.
Maka dari itu jika ada yang salah dari tingkahku, akhlak ku, ucapanku. Jangan pernah salahkan hijabku, jangan pernah salahkan niqabku. Dalam pepatah islam. "Jika peci yang kau pakai tak cukup dengan kepalamu, maka jagan kau potong kepalanya".
Pun jika di perjalanan ini aku tersandung batu, maka bantu aku untuk menyingkirkan batu itu.
Karena sejatinya hijrah bukanlah menjadi manusia tanpa dosa. Dan aku hanya pendosa yang ingin ke syurga.