Selimut Salju: Keindahan yang Sesaat
Suasana musim dingin saat berjalan menuju kampus
Percayalah jika hangatnya mentari ditemani dengan secangkir sanger (kopi khas Aceh yang dicampur susu) adalah kenikmatan yang tak tergantikan dengan musim dingin di negeri ini (Jepang).
Ada banyak komentar yang memperlihatkan ketakjuban saat aku mengunggah foto-foto berlatar salju.
Salah satu gaya yang provokatif bagi para pembaca hehe
Tapi... Percayalah salju-salju itu akan memperlambat aktivitasmu kemudian. Dari mulai dingin yang menusuk tulang memaksa kamu untuk memakai pakaian yang tebal. Belum lagi sepatu yang digunakan harus sesuai jika tidak ingin terpeleset akibat jalan yang licin karena salju tersebut memadat menjadi es. Ada banyak cerita tentang kecelakaan akibat salju ini yang hinggap di telingaku.
Keindahan salju itu sejatinya terlihat amazing hanya di dalam foto. Selebihnya meringkuk di bawah selimut adalah pilihan yang paling nyaman. Bahkan banyak orang-orang Jepang malah meninggalkan negaranya untuk lari dari gigitan musim dingin. Sebagai contoh Oya-san (Bapak kos)ku memiliki agenda rutin setiap winter mengunjungi daerah-daerah di Asia Tenggara. Bahkan pernah saat ia baru saja pulang dari liburan di Bali, lalu bergegas menuju kantorku, ingin berbagi cerita sekaligus memberikan omiyage (oleh-oleh).
"Ini omiyage untuk Alfi-san," katanya sambil menyerahkan bungkusan.
Aku membuka bungkusan pemberiannya dengan antusias dan... seperti menemukan harta karun yang luar biasa, membuatku menahan tawa karena khawatir ia pikir pemberiannya itu lucu (tapi bagiku saat itu, pemberiannya benar-benar hiburan pengusir dingin). Omiyage dari Oya-san itu adalah Chitato rasa Indomie goreng hahaha (aku tertawa dalam hati saja waktu itu). Meskipun tidak harus sampai sujud syukur, aku tetap mengucapkan terima kasih yang tulus kepada beliau. Dan segera membukanya. Pada gigitan pertama seolah-olah kehangatan menjalar, memenuhi ruangan dan dalam beberapa saat kemudian kami terlibat percakapan pengalaman beliau selama di Bali. Beberapa saat kemudian saat cerita Oya-san telah habis, ia pun pamit dan Chitato pun telah habis maka siksaan musim dingin seketika hadir kembali.
Selimut salju di kampus Aobayama, Tohoku University
Jadi... Musim dingin itu adalah musim untuk bertahan hidup dan pikiran tetap normal. Bagiku musim dingin akan menambah tumpukan rindu pada orang-orang yang dicintai. Musim dingin itu membuat malam menjadi melambat dan siang berlari dengan sangat cepat.
Jadi masih ingin merasakan sensasi salju?
Jauh berjalan banyak dilihat, lama hidup banyak dirasa. Begitu kata orang bijak
Benar sekali Pak Tab, dapat menghadirkan rasa syukur yang berlipat-lipat.